Ngunduh Mantu, Dosen UMS Beri Award
A
A
A
SOLO - Pimpinan Sanggar Pasinaoan Basa Jawi, Dr H Sabar Narimo, MM.MPd memiliki cara tersendiri memberikan apresiasi.
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini memberikan penghargaan kepada sembilan tokoh yang dianggapnya berjasa bagi perkembangan kebudayaan Jawa. Menariknya, penghargaan diberikan saat dirinya menggelar resepsi ngunduh mantu digelar di Gedung Wanita, Manahan, Minggu (23/8).
Sabar tak lain adalah orang tua mempelai lelaki, Muttaqin Rahmat Pangaribawa ST yang mempersunting Tarika Isnaningtyas S.Psi, putri keluarga Drs H Gunarso Susilohadi, warga Jalan Mawar Barat No 1, Fajar Indah, Solo. ''Saya memang mengapresiasi sembilan tokoh ini. Rekam jejaknya telah kami pelajari lama, mereka peduli dalam beragam bidang seperti filosofi, pakaian, bahasa, dan kepribadian Jawa,'' ujar Sabar Narimo.
Ke-9 tokoh tersebut di antaranya Prof Dr Djoko Santoso Moeljono (mantan Dirut BRI), Prof Dr A Malik Fadjar MSc (anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI), Prof Dr Ravik Karsidi MS (Rektor UNS), dan Prof Dr Bambang Setiaji (Rektor UMS). Kemudian, Prof Dr Jamal Wiwoho SH, MH (Inspektur Jendral Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi), Prof Dr HM Furqon Hidayatullah MPd (Direktur Program Pascasarjana UNS), Prof Dr Sunardi (Guru Besar UNS) Prof Dr HS Brodjo Sudjono MS (Dewan Pembina UNSA), dan KP Drs H Ichwan Dardiri Prodjo Danukusumo (tokoh pendidikan Surakarta).
Dengan iringan gending “Ladrang Kinurmatan Laras Pelog Patet Barang”, satu per satu para tokoh yang berjasa dalam pengembangan Budaya Jawa itu naik ke podium kehormatan untuk menerima sebilah keris kuno buatan antara tahun 1478–1482. Mereka pada umumnya merasa terkejut sekaligus bangga karena mendapat perhatian lebih dari tuan rumah.
''Ini sangat membanggakan kami. Saya tak menyangka apa yang saya perjuangan dengan mendalami budaya Jawa ternyata berbuah penghargaan,'' ungkap Kanjeng Pangeran Ichwan Dardiri yang hadir didampingi istrinya. Begitu pula Prof Bambang Setiaji yang menerima sebilah keris yang memiliki pamor Dwi Warna, buatan Empu Dewayanti tahun 1482. “Ini kejutan dan sangat berarti. Cara memberikan penghargaannya juga unik,” ungkap Bambang Setiaji.
Menurut Sabar, alasannya memberikan apresiasi kepada Prof Bambang Setiaji karena selama 25 tahun yang bersangkutan membantu mertuanya, Maridi (penari Keraton Surakarta Hadiningrat) dalam berkomunikasi dengan siswa-siswi penari dari luar negeri.
“Sedangkan kepada Prof Ravik Karsidi MS, karena yang bersangkutan sebagai Rektor UNS dianggap berjasa besar bagi kelangsungan Budaya Jawa. Selain mendirikan Progdi Studi Javanologi, Ravik juga sukses membawa pulang naskah-naskah kuno milik Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegarandari BelandakeTanahAir,” paparnya.
Ahmad antoni
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini memberikan penghargaan kepada sembilan tokoh yang dianggapnya berjasa bagi perkembangan kebudayaan Jawa. Menariknya, penghargaan diberikan saat dirinya menggelar resepsi ngunduh mantu digelar di Gedung Wanita, Manahan, Minggu (23/8).
Sabar tak lain adalah orang tua mempelai lelaki, Muttaqin Rahmat Pangaribawa ST yang mempersunting Tarika Isnaningtyas S.Psi, putri keluarga Drs H Gunarso Susilohadi, warga Jalan Mawar Barat No 1, Fajar Indah, Solo. ''Saya memang mengapresiasi sembilan tokoh ini. Rekam jejaknya telah kami pelajari lama, mereka peduli dalam beragam bidang seperti filosofi, pakaian, bahasa, dan kepribadian Jawa,'' ujar Sabar Narimo.
Ke-9 tokoh tersebut di antaranya Prof Dr Djoko Santoso Moeljono (mantan Dirut BRI), Prof Dr A Malik Fadjar MSc (anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI), Prof Dr Ravik Karsidi MS (Rektor UNS), dan Prof Dr Bambang Setiaji (Rektor UMS). Kemudian, Prof Dr Jamal Wiwoho SH, MH (Inspektur Jendral Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi), Prof Dr HM Furqon Hidayatullah MPd (Direktur Program Pascasarjana UNS), Prof Dr Sunardi (Guru Besar UNS) Prof Dr HS Brodjo Sudjono MS (Dewan Pembina UNSA), dan KP Drs H Ichwan Dardiri Prodjo Danukusumo (tokoh pendidikan Surakarta).
Dengan iringan gending “Ladrang Kinurmatan Laras Pelog Patet Barang”, satu per satu para tokoh yang berjasa dalam pengembangan Budaya Jawa itu naik ke podium kehormatan untuk menerima sebilah keris kuno buatan antara tahun 1478–1482. Mereka pada umumnya merasa terkejut sekaligus bangga karena mendapat perhatian lebih dari tuan rumah.
''Ini sangat membanggakan kami. Saya tak menyangka apa yang saya perjuangan dengan mendalami budaya Jawa ternyata berbuah penghargaan,'' ungkap Kanjeng Pangeran Ichwan Dardiri yang hadir didampingi istrinya. Begitu pula Prof Bambang Setiaji yang menerima sebilah keris yang memiliki pamor Dwi Warna, buatan Empu Dewayanti tahun 1482. “Ini kejutan dan sangat berarti. Cara memberikan penghargaannya juga unik,” ungkap Bambang Setiaji.
Menurut Sabar, alasannya memberikan apresiasi kepada Prof Bambang Setiaji karena selama 25 tahun yang bersangkutan membantu mertuanya, Maridi (penari Keraton Surakarta Hadiningrat) dalam berkomunikasi dengan siswa-siswi penari dari luar negeri.
“Sedangkan kepada Prof Ravik Karsidi MS, karena yang bersangkutan sebagai Rektor UNS dianggap berjasa besar bagi kelangsungan Budaya Jawa. Selain mendirikan Progdi Studi Javanologi, Ravik juga sukses membawa pulang naskah-naskah kuno milik Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegarandari BelandakeTanahAir,” paparnya.
Ahmad antoni
(ftr)