Merangkul Komunitas Punk untuk Berkarya
A
A
A
CIMAHI - Gaya hidup subkultur yang disebut anak punk sering dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Bahkan tak jarang masyarakat memandang mereka sebagai kumpulan orangorang yang tak punya keahlian.
Cara pandang seperti itu kiranya harus dibuang jauh-jauh dari pemikiran. Pasalnya, tidak jarang dari mereka yang sebenarnya mempunyai potensi diatas rata-rata. Seperti yang dilakukan oleh komunitas Art Music and Technology Corner (AMTC) bersama Generasi Bela Negara Batalyon 01 yang menginiasi sebuah kegiatan yang dinamakan “Ngalabur Lembur Nata Kota”, Senin (24/8).
Komunitas ini merangkul semua anak muda pecinta musik dari berbagai genre, salah satunya adalah anak-anak punk. Dalam dua hari terakhir ini, mereka telah melakukan sebuah gerakan yang diberinya nama Clean City (bersihbersih kota) di Kota Cimahi. Ini adalah aksi bersih-bersih memungut sampah di pusat kota, perkantoran dan pertokoan.
Dalam aksi ini, mereka membagikan kantong atau tempat sampah kepada kendaraan yang belum memiliki tempat sampah di kendaraannya. “Semuanya swadaya, kami ingin berbuat mulai dari diri sendiri seperti aksi saat ini,” kata Koordinator AMTC Dandan Akhirramadhan, disela-sela kegiatan Clean Citydi sekitar Markas Garnisun, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, kemarin.
Pada kegiatan ini, mereka merapihkan suasana di sepanjang Jalan Babakan atau Jalan MK Wigandasasmita tepatnya sekitar Markas Garnisun, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Di pinggir jalan yang membatasi tanah-tanah kosong yang biasanya terkesan kumuh tak beraturan. Kini, mereka sulap jadi bersih dan makin nyaman.
Bahkan, di sepanjang tembok, pagar dan pembatas jalan bisa dinikmati beragam lukisan mural dengan tema yang berbedabeda. Kebanyakan dari mereka yang membuat gambar-gambar itu dan melakukan aksi kebersihan itu adalah anak-anak punk. Dalam kegiatannya tersebut, mereka juga hanya mengandalkan udunanatau istilah lainnya adalah swadaya.
Komandan Generasi Bela Negara Batalyon 01 Rimba Limbangani menjelaskan, aksi ini merupakan jawaban anak muda untuk membantu pemerintah setempat dalam menata kota. Menurutnya selama ini banyak anak muda yang apatis bahkan menyalahkan pemerintah tanpa berbuat karya nyata. “Ada sejumlah permasalahan yang ada di sini, seperti sudut-sudut dan tepian jalan kota yang tampak kumuh akibat kurangnya kesadaran dan rasa memiliki masyarakat pada kotanya sendiri. Ini juga yang menjadi masalah,” jelasnya.
Masalah lain, kata dia, banyaknya angkatan tenaga kerja penganggur yang tidak terakomodir oleh perusahaan yang ada di Kota Cimahi. Melalui aksi ini, pihaknya akan fokus untuk menjembatani mereka baik dalam hal rekomendasi maupun peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi.
“Jadi selain aksi mengecat tembok dan beberesih, kami juga menggelar aksi seminar, pelatihan, workshop dan lainnya. Kegiatan ini maraton sampai September nanti,” katanya. Uniknya, semua aksi tersebut hanya mengandalkan duit tak seberapa dari para anggota komunitas dan sumbangan donatur seikhlasnya. Sebab hampir seluruh kegiatankegiatan itu dilakukan dengan gotong royong dan kekeluargaan.
“Kami ingin membuktikan karya dulu. Ada uang udunan kami beli cat tembok, lalu swadaya untuk keperluan lainnya dalam event ngalabur lembur nata kota ini,” bebernya..
NUR AZIS
Cara pandang seperti itu kiranya harus dibuang jauh-jauh dari pemikiran. Pasalnya, tidak jarang dari mereka yang sebenarnya mempunyai potensi diatas rata-rata. Seperti yang dilakukan oleh komunitas Art Music and Technology Corner (AMTC) bersama Generasi Bela Negara Batalyon 01 yang menginiasi sebuah kegiatan yang dinamakan “Ngalabur Lembur Nata Kota”, Senin (24/8).
Komunitas ini merangkul semua anak muda pecinta musik dari berbagai genre, salah satunya adalah anak-anak punk. Dalam dua hari terakhir ini, mereka telah melakukan sebuah gerakan yang diberinya nama Clean City (bersihbersih kota) di Kota Cimahi. Ini adalah aksi bersih-bersih memungut sampah di pusat kota, perkantoran dan pertokoan.
Dalam aksi ini, mereka membagikan kantong atau tempat sampah kepada kendaraan yang belum memiliki tempat sampah di kendaraannya. “Semuanya swadaya, kami ingin berbuat mulai dari diri sendiri seperti aksi saat ini,” kata Koordinator AMTC Dandan Akhirramadhan, disela-sela kegiatan Clean Citydi sekitar Markas Garnisun, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, kemarin.
Pada kegiatan ini, mereka merapihkan suasana di sepanjang Jalan Babakan atau Jalan MK Wigandasasmita tepatnya sekitar Markas Garnisun, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Di pinggir jalan yang membatasi tanah-tanah kosong yang biasanya terkesan kumuh tak beraturan. Kini, mereka sulap jadi bersih dan makin nyaman.
Bahkan, di sepanjang tembok, pagar dan pembatas jalan bisa dinikmati beragam lukisan mural dengan tema yang berbedabeda. Kebanyakan dari mereka yang membuat gambar-gambar itu dan melakukan aksi kebersihan itu adalah anak-anak punk. Dalam kegiatannya tersebut, mereka juga hanya mengandalkan udunanatau istilah lainnya adalah swadaya.
Komandan Generasi Bela Negara Batalyon 01 Rimba Limbangani menjelaskan, aksi ini merupakan jawaban anak muda untuk membantu pemerintah setempat dalam menata kota. Menurutnya selama ini banyak anak muda yang apatis bahkan menyalahkan pemerintah tanpa berbuat karya nyata. “Ada sejumlah permasalahan yang ada di sini, seperti sudut-sudut dan tepian jalan kota yang tampak kumuh akibat kurangnya kesadaran dan rasa memiliki masyarakat pada kotanya sendiri. Ini juga yang menjadi masalah,” jelasnya.
Masalah lain, kata dia, banyaknya angkatan tenaga kerja penganggur yang tidak terakomodir oleh perusahaan yang ada di Kota Cimahi. Melalui aksi ini, pihaknya akan fokus untuk menjembatani mereka baik dalam hal rekomendasi maupun peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi.
“Jadi selain aksi mengecat tembok dan beberesih, kami juga menggelar aksi seminar, pelatihan, workshop dan lainnya. Kegiatan ini maraton sampai September nanti,” katanya. Uniknya, semua aksi tersebut hanya mengandalkan duit tak seberapa dari para anggota komunitas dan sumbangan donatur seikhlasnya. Sebab hampir seluruh kegiatankegiatan itu dilakukan dengan gotong royong dan kekeluargaan.
“Kami ingin membuktikan karya dulu. Ada uang udunan kami beli cat tembok, lalu swadaya untuk keperluan lainnya dalam event ngalabur lembur nata kota ini,” bebernya..
NUR AZIS
(ftr)