Jateng Dinilai Masih Stagnan

Minggu, 23 Agustus 2015 - 10:37 WIB
Jateng Dinilai Masih Stagnan
Jateng Dinilai Masih Stagnan
A A A
SEMARANG - Hari ini pasangan Ganjar Pranowo - Heru Sudjatmoko tepat dua tahun memimpin Provinsi Jawa Tengah. Namun, banyak kalangan menilai kebijakan yang ditelurkan belum pro rakyat.

Selama ini hanya pembangunan infrastruktur yang sering digembar- gemborkan. Padahal pembangunan sektor lain, seperti kesehatan, sosial, dan pendidikan, belum sepenuhnya memuaskan. “Memang infrastruktur jalan yang menjadi kewenangan provinsi terlihat ada perkembangan.

Namun, membangun Jawa Tengah kan tidak hanya sekadar persoalan infrastruktur jalan,” ungkap Direktur Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Semarang Dini Inayati saat diminta pandangan terkait dua tahun kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko, kemarin.

Dini mengakui, jika infrastruktur jalannya baik akan berpengaruh pada tingkat perekonomian di wilayahnya. Namun persoalannya, siapa yang memonopoli perekonomian itu. “Siapa yang menikmati, lagilagi kelas atas, rakyat kelas bawah belum tentu bisa menikmati,” kata dia.

Menurut Dini, sektor riil atau ekonomi mikro hingga kini belum banyak diperhatikan dari kepemimpinan Ganjar-Heru. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) belum mendapatkan perhatian khusus untuk mengembangkannya. Upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dinilai juga belum menunjukkan hasil memuaskan.

Buktinya, angka kemiskinan hingga kini masih tinggi. Dini mengatakan, kebijakan politik anggaran dalam APBD Jateng dalam dua tahun terakhir yang diputuskan kepemimpinan Ganjar-Heru juga belum pro rakyat. Buktinya, postur anggarannya masih banyak dialokasikan untuk pegawai.

Pada APBD 2015, dari belanja APBD 2015 Rp17,337 triliun, sebanyak Rp2,801 triliun (16,16%) untuk belanja pegawai. Sementara, kata Dini, program- program yang bersentuhan langsung dengan rakyat minim anggarannya. Program untuk pengembangan UMKM dinilai juga masih sangat minim.

Padahal ukuran tingkat keberhasilan pemerintah membangun daerahnya bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tapi jugaseberapakeberhasilanpenurunan kemiskinan di daerahnya. Menurut Dini, kinerja selama kepemimpinan Ganjar- Heru dinilai masih stagnan dan belum menunjukkan keberhasi- lan yang berarti.

“Reformasi birokrasi harus jadi prioritas utama, slogan mboten ngapusi mboten korupsi harus dijunjung tinggi,” ujarnya. Menurut dia, pada tahun ketiga kepemimpnan Ganjar- Heru nanti pembangunan ekonomi mikro mendesak dilakukan, karenadenganupayaitulah program pengentasan kemiskinan bisa diwujudkan.

“Pengentasan kemiskinan harus jadi prioritas karena akan berdampak pada sisi sosial, politik, hingga keamanan,” katanya. Anggota Fraksi PAN DPRD Jateng Ahsin Maruf mengatakan, dua tahun kinerja pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo belum optimal. Alasannya, selama ini gubernur hanya fokus pada bidang infrastruktur jalan, sedangkan sektor lain seperti pertanian dan UMKM diabaikan.

Padahal sebagian besar rakyat Jateng berada di sektor pertanian dan UMKM. Karena sektor itu kurang menda-patkan perhatian serius sehingga kemiskinan juga tidak kunjung turun. “Sementara pembangunan infrastruktur jalan di Jateng juga belum menunjukkan hasil signifikan karena masih banyak jalan yang rusak,” ungkap dia.

Achsin mengimbau gubernur jangan hanya fokus di sektor infrastruktur jalan. Sebab sampai kapan pun tidak akan pernah rampung. Menurut dia, wilayah di Jateng sangat luas sehingga tidak memungkinkan membuat semua kondisi jalan menjadi baik. “Kalau hanya fokus pada infrastruktur jalan dan jembatan saja, selamanya tidak akan habis.

Gubernur perlu memperhatikan sektor lainnya,” ujar dia. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengakui, kepemimpinan selama dua tahun banyak hal perlu dievaluasi seiring dengan kondisi ekonomi yang tidak bagus dan pertumbuhan ekonomi melambat. “Kekurangannya masih banyak, saya belum apa-apa,” kata dia.

Politisi PDIP Jateng ini mengakui, program-program yang sudah dijalankan dua tahun belakangan ini belum semuanya sesuai dengan visi-misinya saat kampanye 2013 lalu. “Setidaknya mengarah kalau semua belum, angka pertumbuhan tidak tercapai, harus kita koreksi sesuaikan dengan kondisi ekonomi eksternal,” katanya.

Meskipun demikian, Ganjar menyebutkan, selama kepemimpinannya mengklaim kondisi infrastruktur jalan sudah menjadi lebih baik. Dia mencontohkan, jalan dan jembatan yang menjadi kewenangannya sudah lebih baik. Ia menargetkan pada 2017 nanti semua jalan dan jembatan di Jateng dalam kondisi baik. “Untuk irigasi akan kami siapkan, termasuk pembangunan waduk-waduk,” ujar mantan anggota DPR RI ini.

Menurut dia, dengan ada konsentrasi pembangunan infrastruktur perubahannya mulai tampak. Namun, dia mengklaim tidak mengesampingkan sektor lain. Menurut dia, pihaknya sudah banyak melakukan reformasi birokrasi secara kualitatif. “Pegawai tidak ada yang menerima sogokansogokan, karena bagian dari integritas mereka, kami minta transparan dan terukur,” kata Ganjar.

Selain itu, ia juga mengklaim masyarakat mulai terlibat dalam pendidikan politik. Salah satunya adalah masyarakat bisa melapor dan mengusulkan program ke pemerintah melalui kanal-kanal media sosial yang disediakan pemerintah. Untuk tahun berikutnya, Ganjar mengatakan, pihaknya akan kembali menggenjot pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, dan transportasi.

Selain itu, juga akan merambah ke sektor pendidikan. “Tahun depan, masih konsentrasi infrastruktur karena masih akan kami kebut sampai 2017. Selain itu, saya juga dorong soal pendidikan, wajib belajar 12 tahun akan saya minta uji cobakan di Jateng,” katanya.

Disinggung soal komunikasinya dengan bupati/wali kota serta dewan, Ganjar mengklaim sudah dilakukan dengan baik. Walaupun kalangan anggota dewan beberapa kali ada yang memberikan kritik. “Saya kira itu bagian dari politic interplay ,” katanya.

Amin fauzi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6492 seconds (0.1#10.140)