Jenazah Pramugari Trigana Berhasil Diidentifikasi
A
A
A
JAYAPURA - Hari kedua proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Trigana Air di Papua, Tim DVI Mabes Polri berhasil mengidentifikasi tiga jenazah, termasuk pramugari Dita Amelia Kurniawan.
Selain Dita, dua jenazah lainnya yang berhasil diidentifikasi Jumat (21/8/2015) ini adalah Agustinus Luanmase (pegawai Kantor Pos Jayapura) dan Asirun (pekerja swasta).
Keluarga korban langsung histeris ketika Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Brigjen Pol Arthur Tampi mengumumkan tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi tersebut.
Tangis pun pecah saat keluarga dari Agustinus Luanmase membuka peti jenazah di RS Bhayangkara, Jayapura.
Setelah keluarga dipersilakan melihat jenazah, pihak Trigana dan kepolisian Polda Papua secara simbolis menyerahkan jenazah kepada keluarga masing-masing untuk dibawah pulang ke rumah duka.
Sebelumnya, kemarin Tim DVI Mabes Polri berhasil mengidentifikasi empat jenazah, masing-masing Terianus Salawala (Sekretaris Bappeda Kabupaten Pegunungan Bintang), Matius Nikolaus Aragae (pegawai Kantor Pos Jayapura), Boni Woriori (mahasiswa), dan Wengdepen Bamulki (guru di Kampung Aldom, Oksibil).
Selain Dita, dua jenazah lainnya yang berhasil diidentifikasi Jumat (21/8/2015) ini adalah Agustinus Luanmase (pegawai Kantor Pos Jayapura) dan Asirun (pekerja swasta).
Keluarga korban langsung histeris ketika Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Brigjen Pol Arthur Tampi mengumumkan tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi tersebut.
Tangis pun pecah saat keluarga dari Agustinus Luanmase membuka peti jenazah di RS Bhayangkara, Jayapura.
Setelah keluarga dipersilakan melihat jenazah, pihak Trigana dan kepolisian Polda Papua secara simbolis menyerahkan jenazah kepada keluarga masing-masing untuk dibawah pulang ke rumah duka.
Sebelumnya, kemarin Tim DVI Mabes Polri berhasil mengidentifikasi empat jenazah, masing-masing Terianus Salawala (Sekretaris Bappeda Kabupaten Pegunungan Bintang), Matius Nikolaus Aragae (pegawai Kantor Pos Jayapura), Boni Woriori (mahasiswa), dan Wengdepen Bamulki (guru di Kampung Aldom, Oksibil).
(zik)