Cantik dengan Hijab Nuansa Merah Putih
A
A
A
BUKAN orang Bandung jika tak piawai menciptakan inovasi. Selain kreatif di bidang kuliner, pelaku usaha di Kota Kembang juga memiliki segudang terobosan di bidang fesyen.
Seperti yang dilakukan Raisa Scarf, jelang peringatan Hari Kemerdekana Republik Indonesia yang ke-70 tahun, membuat produk pashmina unik dengan memetik tema serba merah putih.
Di workshop-nya yang terletak di kawasan Padasuka Atas, sang penggagas, Euis Sri Maryani mengangkat tema patriotis, yakni edisi khusus 17 Agustus 1945. Tak banyak detail yang dimunculkan, dia hanya mendesain sebuah scarfatau kerudung yang warnanya didominasi warna putih. Menggunakan motif dasar putih dan merah seperti galibnya bendera, tak lantas membuat Raisa Scarf minim kreativitas.
Sesuai dengan cirri khasnya, Euis tetap mempertahankan motif bunga atau floral sebagai identitas. Bedanya kali ini membuat sentuha baru dengan lukisan bunga yang dibuat lebih besar, atau istilahnya oversize. “Konsep scarfdari Raisa memang flora, dengan petikan bunga-bunga kecil di seluruhya bagian kain. Untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI, saya membuat edisi khusus motif bunga besar berwarna besar dengan dasar warna putih polos,” ujar Euis.
Bagi mereka yang memfungsikannya sebagai hijab, scarf ala Raisa juga sengaja memetik bahan yang sejuk di kepala, tidak licin sekaligus terlihat fashionablesaat dikenakan. Seperti layaknya scarf, item fesyen ini juga kerap difungsikan sebagai penghangat leher nan fancy. Tak hanya melindungi leher dan dada, shawldi era modern juga tampil dengan desain atraktif dan multigaya.
Seperti yang diretas oleh Raisa Scarf, milik Euis Sri Maryani. Sentuhan manis yang siap menyempurnakan tampilan para wanita, baik yang berhijab ataupun tidak. Scarfhasil kreasi Raisa, wujud awalnya terbilang sederhana. Hanya berupa potongan kain berukuran lebar persegi panjang serta segi empat. Di bagian tepinya hanya dirapikan dengan jahitan zig zag. Tetapi tak sesederhana bentuknya, selembar scarfini justru melahirkan puluhan fungsi dan gaya sesuai selera Anda.
Lewat imajinasi Euis, scarfbisa dijadikan puluhan gaya. Detail bentuknya menghasilkan tampilan yang simplehingga yang bercita rasa mode tinggi. Anda yang ingin bereksperimen mode, bisa menggunakan scarfini menjadi penghangat leher, hiasan di dada, bolero, turban kepala, hingga aksen untuk mempercantik busana yang dikenakan.
Tak kurang dari 300 motif corak menjadi koleksi Raisa Scarf. Namun, tutorial mengenakan scarfitu tak mutlak ditiru sepenuhnya. Ketika sang pembeli shawlrajin berkreasi, maka beragam gaya baru pun bisa diimprovisasi. Semakin Anda ngulik, pasti akan menghasilkan tampilan baru yang menarik.
“Saya memang menerapkan konsep scarfini sebagai aksesori. Para fashionistabisa bebas tampil dengan busana apa saja, lalu scarfini berperan untuk memaksimalkan tampilannya. Penggunaan scarftak hanya menilik fungsinya saja. Kini orang-orang juga menjadikannya item wajib yang membuat penampilan lebih hits,” ujar Euis.
Bukan hanya itu, setiap gaya yang dibuat oleh masing-masing pengguna scarf biasanya berbeda. Lewat olah gaya inilah karakter orang akan semakin terlihat dari caranya berkreasi. Bagi yang suka tampil stunning, scarfjuga bisa dibuat turban atau bandana. Alternatif gaya lainnya bisa dibuat ikat pinggang, aksen pita dan detail apa pun sesuai selera. “Motif bunga-bunga kecil memang sudah ditinggalkan, karena orang lebih memilih yang polos. Namun saya enggan mengikuti mainstreamtren. Meski ada yang polos, saya tetap menambahkan unsure bunga sebagai cirri khas,” bebernya.
Selain permainan warna, teksturnya pun didukung oleh material tenzelyang nyaman dikenakan di segala suasana. kelebihannya, ada pada serat kainnya yang menghangatkan di kala dingin, dan sejuk di saat cuaca panas. Tak heran, banyak penggunanya yang nyaman dan tak merasa kegerahan saat memfungsikannya sebagai aksen pemanis. Secara spesifik, genre pilihan scarf ini memiliki varian jenis seperti tenzel, satin, violeta, cotton, ceruty, tiedye,dan masih banyak lagi.
Dia memastikan, kalangan remaja lebih memfavoritkan bahan jenis ceruty lantaran bahan ini lebih mudah diramu dengan beragam eksperimen bentuk. “Di era urban, mode scarfatau shawl bukan lagi monopoli bagi kaum wanita pengguna hijab. Untuk pemanis juga kini semakin banyak peminatnya. Dengan alasan itu pula saya memilih material yang ringan dan fleksibel di berbagai suasana.
Untuk motif, lebih mengarah pada corak abadi. Seperti salur, bunga, polkadot, kontemporer, dan abstrak,” terang Euis. Selama ini, Raisa masih menjual produknya website dan situs jejaring sosial.
Penikmat fesyen bisa menjumpai lewat akun Instagram;@raisascarf; Facebookdengan alamat raisa.scarf, serta Twitterdi akun @scarfraisa. Selama ini, Raisa Scarf sudah melanglang ke berbagai pulau di Indonesia. bahkan, produknya juga sudah dikenal di beberapa negara di daratan Asia dan Eropa.
Dini budiman
Seperti yang dilakukan Raisa Scarf, jelang peringatan Hari Kemerdekana Republik Indonesia yang ke-70 tahun, membuat produk pashmina unik dengan memetik tema serba merah putih.
Di workshop-nya yang terletak di kawasan Padasuka Atas, sang penggagas, Euis Sri Maryani mengangkat tema patriotis, yakni edisi khusus 17 Agustus 1945. Tak banyak detail yang dimunculkan, dia hanya mendesain sebuah scarfatau kerudung yang warnanya didominasi warna putih. Menggunakan motif dasar putih dan merah seperti galibnya bendera, tak lantas membuat Raisa Scarf minim kreativitas.
Sesuai dengan cirri khasnya, Euis tetap mempertahankan motif bunga atau floral sebagai identitas. Bedanya kali ini membuat sentuha baru dengan lukisan bunga yang dibuat lebih besar, atau istilahnya oversize. “Konsep scarfdari Raisa memang flora, dengan petikan bunga-bunga kecil di seluruhya bagian kain. Untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI, saya membuat edisi khusus motif bunga besar berwarna besar dengan dasar warna putih polos,” ujar Euis.
Bagi mereka yang memfungsikannya sebagai hijab, scarf ala Raisa juga sengaja memetik bahan yang sejuk di kepala, tidak licin sekaligus terlihat fashionablesaat dikenakan. Seperti layaknya scarf, item fesyen ini juga kerap difungsikan sebagai penghangat leher nan fancy. Tak hanya melindungi leher dan dada, shawldi era modern juga tampil dengan desain atraktif dan multigaya.
Seperti yang diretas oleh Raisa Scarf, milik Euis Sri Maryani. Sentuhan manis yang siap menyempurnakan tampilan para wanita, baik yang berhijab ataupun tidak. Scarfhasil kreasi Raisa, wujud awalnya terbilang sederhana. Hanya berupa potongan kain berukuran lebar persegi panjang serta segi empat. Di bagian tepinya hanya dirapikan dengan jahitan zig zag. Tetapi tak sesederhana bentuknya, selembar scarfini justru melahirkan puluhan fungsi dan gaya sesuai selera Anda.
Lewat imajinasi Euis, scarfbisa dijadikan puluhan gaya. Detail bentuknya menghasilkan tampilan yang simplehingga yang bercita rasa mode tinggi. Anda yang ingin bereksperimen mode, bisa menggunakan scarfini menjadi penghangat leher, hiasan di dada, bolero, turban kepala, hingga aksen untuk mempercantik busana yang dikenakan.
Tak kurang dari 300 motif corak menjadi koleksi Raisa Scarf. Namun, tutorial mengenakan scarfitu tak mutlak ditiru sepenuhnya. Ketika sang pembeli shawlrajin berkreasi, maka beragam gaya baru pun bisa diimprovisasi. Semakin Anda ngulik, pasti akan menghasilkan tampilan baru yang menarik.
“Saya memang menerapkan konsep scarfini sebagai aksesori. Para fashionistabisa bebas tampil dengan busana apa saja, lalu scarfini berperan untuk memaksimalkan tampilannya. Penggunaan scarftak hanya menilik fungsinya saja. Kini orang-orang juga menjadikannya item wajib yang membuat penampilan lebih hits,” ujar Euis.
Bukan hanya itu, setiap gaya yang dibuat oleh masing-masing pengguna scarf biasanya berbeda. Lewat olah gaya inilah karakter orang akan semakin terlihat dari caranya berkreasi. Bagi yang suka tampil stunning, scarfjuga bisa dibuat turban atau bandana. Alternatif gaya lainnya bisa dibuat ikat pinggang, aksen pita dan detail apa pun sesuai selera. “Motif bunga-bunga kecil memang sudah ditinggalkan, karena orang lebih memilih yang polos. Namun saya enggan mengikuti mainstreamtren. Meski ada yang polos, saya tetap menambahkan unsure bunga sebagai cirri khas,” bebernya.
Selain permainan warna, teksturnya pun didukung oleh material tenzelyang nyaman dikenakan di segala suasana. kelebihannya, ada pada serat kainnya yang menghangatkan di kala dingin, dan sejuk di saat cuaca panas. Tak heran, banyak penggunanya yang nyaman dan tak merasa kegerahan saat memfungsikannya sebagai aksen pemanis. Secara spesifik, genre pilihan scarf ini memiliki varian jenis seperti tenzel, satin, violeta, cotton, ceruty, tiedye,dan masih banyak lagi.
Dia memastikan, kalangan remaja lebih memfavoritkan bahan jenis ceruty lantaran bahan ini lebih mudah diramu dengan beragam eksperimen bentuk. “Di era urban, mode scarfatau shawl bukan lagi monopoli bagi kaum wanita pengguna hijab. Untuk pemanis juga kini semakin banyak peminatnya. Dengan alasan itu pula saya memilih material yang ringan dan fleksibel di berbagai suasana.
Untuk motif, lebih mengarah pada corak abadi. Seperti salur, bunga, polkadot, kontemporer, dan abstrak,” terang Euis. Selama ini, Raisa masih menjual produknya website dan situs jejaring sosial.
Penikmat fesyen bisa menjumpai lewat akun Instagram;@raisascarf; Facebookdengan alamat raisa.scarf, serta Twitterdi akun @scarfraisa. Selama ini, Raisa Scarf sudah melanglang ke berbagai pulau di Indonesia. bahkan, produknya juga sudah dikenal di beberapa negara di daratan Asia dan Eropa.
Dini budiman
(ars)