Tangis dan Histeria Pelayat Sambut Dania

Sabtu, 15 Agustus 2015 - 10:51 WIB
Tangis dan Histeria...
Tangis dan Histeria Pelayat Sambut Dania
A A A
SUKABUMI - Kedatangan jenazah Dania Agustina Rahman, 19, di rumah duka Kompleks Perbata RT 04/04, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, disambut isak tangis dan jerit histeris keluarga.

Pantauan KORAN SINDO, jenazah mahasiswi semester III Universitas Pasundan (Unpas) Bandung ini tiba di rumah duka pukul 11.57 WIB dengan meng gunakan mobil ambulans RSUD R Syamsudin, Kota Suka bu mi yang menjemput di Ban dara Soekarno- Hatta. Jenazah Dania telah di nan ti oleh ratusan pelayat yang berkumpul di rumah duka sejak dua hari terakhir Kamis-Jumat (13-14/8).

Para pelayat tampak duduki di bawah tenda di pekarangan rumah duka. Mereka juga berjejer di sepanjang gang dari pintu gerbang Kompleks Perbata hing ga rumah duka yang ber ja rak seki tar 100 meter. Saat peti mati di turunkan, seketika isak tangis dan histeria meledak dari seluruh pelayat yang mayoritas adalah rekan kuliah korban dari Unpas dan alumni SMAN 1 Sukabumi.

Suasana duka kian terlihat di dalam rumah. Kesedihan men da lam terlihat dari raut wa jah Dede Rahman, ayah kandung Dania. Bahkan tubuh pria ber usia 52 tahun tersebut tampak lunglai dan hanya bisa terduduk sambil tak hentihenti me na ngis melihat putri ketiga dari tu juh bersaudara itu terbujur kaku di dalam peti.

Berbeda dengan Neneng Sunengsih, ibunda Dania, yang terlihat jauh lebih tegar menyaksikan tubuh putrinya yang sudah terbungkus kain kafan. Berulang kali Neneng me minta kepada beberapa anaknya, kakak dan adik korban untuk tidak menangis. Dengan suara parau, perempuan 48 tahun ini menyatakan, bahwa dirinya berusaha kuat dengan kenyataan yang di ha da pinya itu. “Insya Allah kuat, sebab saya sudah mengikhlaskannya,” ungkap Neneng seraya mendekati peti mati.

Setelah disalatkan di masjid tak jauh dari rumah duka, jenazah Dania Agustina Rahman dibawa menuju TPU Taman Bahagia untuk dimakamkan. Ra tusan pelayat berarak mengi ringi kepergian Dania. Wali Kota Sukabumi M Muraz dan Wakil Wali Kota Achmad Fahmi tampak turut dalam iringiring an tersebut.

Rektor Unpas Bandung Eddy Jusuf mengungkapkan, Dania Agustina merupakan ma hasiswi Teknik Industri ang kat an 2014. Sejak bergabung de ngan Unpas, Dania sudah me nunjukan ketertarikan ter ha dap dunia pendakian gu nung. Ini dibuktikan dengan keikutsertaan Dania dalam beberapa kegiatan pendakian, tak terkecuali ke Gunung Semeru, Jombang, Jawa Timur, yang menjadi lokasi terakhir bagi Dania.

Eddy menegaskan, pendakian ke Gunung Semeru ini tidak termasuk dalam program kegiatan kampus. Data yang diper oleh pihak Unpas, Dania me lakukan pendakian kegunung itu bersama tiga rekannya yang juga mahasiswa Unpas dari jurusan sama, yakni Rizki Akbar, Rosihan dan Wigie.

“Sepekan sebelum mendaki Gunung Semeru, almarhumah juga ikut dalam pendakian ke Gunung Papandayan. Saat ini kampus tengah menjalani masa libur dan ini dimanfaatkan oleh Dania beserta teman-teman nya untuk melakukan pendakian ke Gunung Semeru,” ungkap Eddy.

Meski kegiatan kemahasis wa an ini menyebabkan musibah dan Dania Agustina Rahman meninggal dunia, Eddy me mastikan Unpas tak akan membatasi kreativitas para ma hasiswa yang tergabung ke da lam beberapa unit kegiatan ma hasiswa (UKM). Pasalnya se lu ruh UKM, termasuk pecinta alam telah memiliki stan dard operasional, termasuk te naga pendamping atau men tor.

Seperti diberitakan, Dania Agustina Rahman, 19, mahasis wa Unpas Bandung meninggal dunia di Gunung Semeru, Lu ma jang, Jawa Timur pada Se lasa 11 Agustus 2015. Peristiwa itu terjadi saat Dania mendaki gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di per batasan Kabupaten Lumajang dan Malang itu.

Dania dan rekan-rekan men daki dari Kalimati menuju puncak Semeru. Saat naik, mereka bertemu tim pendaki lain yang memperingatkan ada longsor. Sekitar pukul 05.00 WIB, Selasa (11/8), terjadi long sor batu. Dania dan para pendaki berhasil menghindar dari longsoran pertama itu. Tak lama kemudian, longsor kedua terjadi.

Pada longsoran kedua ini, kepala Dania tertimpa longsoran batu sehingga tak sadarkan diri. darah mengucur dari telinganya. Setelah longsoran berhenti, teman-teman Dania ber usaha menyelematkannya. Namun, sekitar pukul 05.40 WIB, Rosihan mengabarkan Dania telah tiada.

“Di detik-detik terakhir, Rosihan sempat menuntun Dania mengucap kan dua kalimat sya hadat sampai mengembuskan napas terakhir. Tepat pukul 05.40 WIB, Dania meninggal di pangkuan Rosihan,” ungkap Eddy.

Toni kamajaya
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1002 seconds (0.1#10.140)