Belasan Siswi SMAN 9 Digunting Seragamnya oleh Guru
A
A
A
BANDUNG - Belasan siswi SMAN 9 Bandung mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari salah seorang guru di sekolah tersebut.
Seragam siswi yang berjumlah 16 orang itu dirobek seragamnya oleh salah seorang guru SMAN 9 Bandung pada Senin 10 Agustus lalu.
Menurut Yanti Sriyulianti dari Lembaga Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) kejadian itu diketahui dari pesan singkat yang berisi soal curhat orang tua siswi yang menjadi korban perobekan baju tersebut.
Di mana anaknya pagi itu (Senin) dirobek bajunya. Tak hanya anaknya, disebutkan, ada belasan siswi lainnya mengalami hal serupa.
"SMSnya itu dari semalam, karena sedang istirahat dan baru saya buka tadi pagi dan kaget ternyata ada yang seperti itu," ujar Yanti saat dihubungi wartawan, Selasa (11/8/2015).
Salah seorang siwi yang menjadi korban, dan enggan disebutkan namanya mengaku, memang menjadi salah satu korban tindakan tidak menyenangkan itu. Menurutnya, kejadian itu terjadi dua kali, ketika pagi dan siang hari.
“Kalau saya itu baju dirobekin pas lagi mau ke lapangan buat kampanye OSIS baru tiba-tiba Wakasek ada di lapangan. Pas saya lewat ditarik baju lengan pendek yang dipakainya lalu digunting, " kata siswi berambut panjang ini.
Selama ini, menurutnya pihak sekolah tidak pernah mensosialisasikan bahwa siswi di sekolah tersebut tidak boleh mengenakan baju seragam lengan pendek.
Sehingga kejadian pagi dan siang itu membuat dia dan rekan-rekannya kaget dan tidak mengerti alasan dirobek bajunya.
Sementara itu, Wakasek Sarana dan Prasana SMAN 9 Bandung, Iwan Hermawan membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, kejadian tersebut spontan terjadi dan dilakukan oleh guru yang menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan di SMAN 9 Bandung. Iwan menegaskan, siswi yang menjadi korban perobekan itu berjumlah 16 orang.
Iwan menuturkan, saat masuk sekolah, beberapa orang siswi datang menggunakan seragam lengan pendek. Melihat adanya hal itu, Wakasek tersebut langsung menggunting seragam tersebut.
"Ada 16 orang digunting seragam lengan pendeknya karena Wakasek Kesiswaan yang baru menjabat itu menginginkan bajunya lengan panjang," ujar Iwan.
Dia mengatakan, pihak sekolah belum merumuskan aturan terkait seragam yang diberlakukan di SMAN 9 Bandung. Sehingga, dia menilai adanya peraturan pribadi yang diterapkan sehingga mengakibatkan adanya insiden tersebut.
"Sekolah belum mengeluarkan aturan dan tidak ada kewajiban berlengan panjang. Kita belum rapat dan yang bersangkutan punya inisiatif sendiri yang lengan pendek harus panjang," timpalnya.
Iwan menerangkan, Kepala Sekolah SMAN 9 Bandung telah melakukan pembinaan kepada Wakasek tersebut.
"Secara pribadi sudah diselesaikan kemarin (Senin), dan Wakasek sudah dibina kepala sekolah, diingatkan mengenai hal tersebut agar tidak terulang," katanya.
Iwan menambahkan, pihak sekolah pun akan membahas hal ini sekaligus merumuskan tata tertib siswa di sekolah untuk tahun ajaran 2015/2016.
"Besok (hari ini) kita akan rapat menentukan tata tertib siswa termasuk seragam, besok juga akan dibahas perpakaian itu," tandasnya.
Seragam siswi yang berjumlah 16 orang itu dirobek seragamnya oleh salah seorang guru SMAN 9 Bandung pada Senin 10 Agustus lalu.
Menurut Yanti Sriyulianti dari Lembaga Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) kejadian itu diketahui dari pesan singkat yang berisi soal curhat orang tua siswi yang menjadi korban perobekan baju tersebut.
Di mana anaknya pagi itu (Senin) dirobek bajunya. Tak hanya anaknya, disebutkan, ada belasan siswi lainnya mengalami hal serupa.
"SMSnya itu dari semalam, karena sedang istirahat dan baru saya buka tadi pagi dan kaget ternyata ada yang seperti itu," ujar Yanti saat dihubungi wartawan, Selasa (11/8/2015).
Salah seorang siwi yang menjadi korban, dan enggan disebutkan namanya mengaku, memang menjadi salah satu korban tindakan tidak menyenangkan itu. Menurutnya, kejadian itu terjadi dua kali, ketika pagi dan siang hari.
“Kalau saya itu baju dirobekin pas lagi mau ke lapangan buat kampanye OSIS baru tiba-tiba Wakasek ada di lapangan. Pas saya lewat ditarik baju lengan pendek yang dipakainya lalu digunting, " kata siswi berambut panjang ini.
Selama ini, menurutnya pihak sekolah tidak pernah mensosialisasikan bahwa siswi di sekolah tersebut tidak boleh mengenakan baju seragam lengan pendek.
Sehingga kejadian pagi dan siang itu membuat dia dan rekan-rekannya kaget dan tidak mengerti alasan dirobek bajunya.
Sementara itu, Wakasek Sarana dan Prasana SMAN 9 Bandung, Iwan Hermawan membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, kejadian tersebut spontan terjadi dan dilakukan oleh guru yang menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan di SMAN 9 Bandung. Iwan menegaskan, siswi yang menjadi korban perobekan itu berjumlah 16 orang.
Iwan menuturkan, saat masuk sekolah, beberapa orang siswi datang menggunakan seragam lengan pendek. Melihat adanya hal itu, Wakasek tersebut langsung menggunting seragam tersebut.
"Ada 16 orang digunting seragam lengan pendeknya karena Wakasek Kesiswaan yang baru menjabat itu menginginkan bajunya lengan panjang," ujar Iwan.
Dia mengatakan, pihak sekolah belum merumuskan aturan terkait seragam yang diberlakukan di SMAN 9 Bandung. Sehingga, dia menilai adanya peraturan pribadi yang diterapkan sehingga mengakibatkan adanya insiden tersebut.
"Sekolah belum mengeluarkan aturan dan tidak ada kewajiban berlengan panjang. Kita belum rapat dan yang bersangkutan punya inisiatif sendiri yang lengan pendek harus panjang," timpalnya.
Iwan menerangkan, Kepala Sekolah SMAN 9 Bandung telah melakukan pembinaan kepada Wakasek tersebut.
"Secara pribadi sudah diselesaikan kemarin (Senin), dan Wakasek sudah dibina kepala sekolah, diingatkan mengenai hal tersebut agar tidak terulang," katanya.
Iwan menambahkan, pihak sekolah pun akan membahas hal ini sekaligus merumuskan tata tertib siswa di sekolah untuk tahun ajaran 2015/2016.
"Besok (hari ini) kita akan rapat menentukan tata tertib siswa termasuk seragam, besok juga akan dibahas perpakaian itu," tandasnya.
(sms)