Ekskavasi Situs Karangbajang, Ditunda karena Pilkades
A
A
A
YOGYAKARTA - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta mengundur proses ekskavasi situs di Dusun Karangbajang, Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Pengunduran proses ekskavasi ini atas permintaan warga, karena akan menggelar pemilihan kepala desa setempat.
"Jadi diundur, nanti setelah pilkades atas permintaan warga. Sebelumnya kami rencanakan Senin 3 Agustus kemarin, jadinya Senin 10 Agustus," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti, Selasa, (4/8/2015).
Pihaknya pun tetap memaklumi permintaan warga tersebut. Meski tak ada hubungannya, antara politik dengan penelitian untuk pengembangan situs warisan budaya. "Baru kali ini juga kita seperti ini," tuturnya.
Dalam proses ekskavasi, pihaknya juga telah menentukan beberapa titik yang terlebih dahulu akan digali.
Untuk mencari, apakah dugaan adanya struktur situs candi yang terpendam tersebut memang benar ada.
Proses penggaliannya nanti pun akan memakai cara manual. Dibantu oleh mahasiswa, serta dari masyarakat sebagai tenaga lokal. "Tidak memakai alat berat kita menggalinya," ujarnya.
Ekskavasi awal ini, hanya akan dilakukan beberapa hari saja. Menentukan layak tidaknya, dipugar atau tidak. "Ekskavasi awal sekitar delapan hari," ucapnya.
Sementara, Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Perlindungan BPCB Yogyakarta, Muhammad Taufik menambahkan, kendurenan berdoa untuk keselamatan yang diminta oleh warga pun telah dilakukan. "Kemarin sudah kita lakukan," timpalnya.
Dalam proses kendurenan tersebut, bertepatan dengan malam Jumat legi, pihaknya tak mendokumentasikannya. Juga atas permintaan dari warga setempat.
"Jadi diundur, nanti setelah pilkades atas permintaan warga. Sebelumnya kami rencanakan Senin 3 Agustus kemarin, jadinya Senin 10 Agustus," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti, Selasa, (4/8/2015).
Pihaknya pun tetap memaklumi permintaan warga tersebut. Meski tak ada hubungannya, antara politik dengan penelitian untuk pengembangan situs warisan budaya. "Baru kali ini juga kita seperti ini," tuturnya.
Dalam proses ekskavasi, pihaknya juga telah menentukan beberapa titik yang terlebih dahulu akan digali.
Untuk mencari, apakah dugaan adanya struktur situs candi yang terpendam tersebut memang benar ada.
Proses penggaliannya nanti pun akan memakai cara manual. Dibantu oleh mahasiswa, serta dari masyarakat sebagai tenaga lokal. "Tidak memakai alat berat kita menggalinya," ujarnya.
Ekskavasi awal ini, hanya akan dilakukan beberapa hari saja. Menentukan layak tidaknya, dipugar atau tidak. "Ekskavasi awal sekitar delapan hari," ucapnya.
Sementara, Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Perlindungan BPCB Yogyakarta, Muhammad Taufik menambahkan, kendurenan berdoa untuk keselamatan yang diminta oleh warga pun telah dilakukan. "Kemarin sudah kita lakukan," timpalnya.
Dalam proses kendurenan tersebut, bertepatan dengan malam Jumat legi, pihaknya tak mendokumentasikannya. Juga atas permintaan dari warga setempat.
(sms)