Ditelantarkan, Warga Desa Naman Demo
A
A
A
KARO - Sekitar 200 warga Desa Naman, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, menggelar demo karena merasa ditelantarkan. Saat demo di kantor Kecamatan Naman Teran, Senin (3/8), mereka menuntut diperhatikan karena rumah dan lahan pertanian rusak akibat aktivitas erupsi Gunung Sinabung.
“Kami menggelar aksi demo ini untuk membuka mata dan hati para pemimpin di Kabupaten Karo. Memang posisi kami tidak mengungsi. Tetapi selama lima tahun belakangan ini kehidupan yang kami jalani amat sangat berat, karena terus menerus diterjang badai debu vulkanik,” ungkap Pelita Sitepu, 40, warga Desa Naman. Diketahui, Desa Naman hanya berjarak sekitar 4,8 kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Sinabung.
Desa Naman kerap diguyur hujan debu vulkanik, sehingga rumah dan ladang warga rusak. Warga pun tidak punya penghasilan akibat ladang yang tertutup abu vulkanik. Pelita mengungkapkan, kehidupan warga semakin sulit akibat erupsi Sinabung selama lima tahun belakangan. Lahan pertanian yang porak-poranda akibat diterjang debu dan lumpur.
Warga pun kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belum lagi biaya untuk keperluan anak sekolah dan asupan gizi bayi. “Saat ini untuk beli beras Bulog pun kami tak ada uang. Itu sebabnya kami menggelar aksi ini. Karena kami tidak mengungsi, pemerintah seolah menelantarkan kami, dan tidak ada perhatian yang diberikan.
Terkadang timbul perasaan kalau kami ini memang dianaktirikan,” ujarnya. Sekitar 200 warga Desa Naman menggelar aksi demo ke Kantor Camat Naman Teran, sekitar pukul 07.30 WIB. Namun, sebelum warga berdemo, Camat Naman Teran, Kasman Sembiring, tampak menemui mereka. Warga pun melakukan dialog dan menyampaikan keluhan yang dirasakan.
Dari dialog sekitar 30 menit tersebut, dicapai kesepakatan untuk mengirimkan perwakilan masyarakat, beserta kepala desa dan camat mempertanyakan hal tersebut ke pimpinan yang lebih tinggi, bupati Karo. Setelah rombongan berangkat ke kantor bupati, masyarakat yang tinggal di desa tampak mendirikan dua tenda warna biru sebagai tempat berkumpul.
Di sana mereka akan menanti kabar dari rombongan yang diutus untuk memperjuangkan kelanjutan hidup mereka. Camat Kasman Sembiring saat dikonfirmasi menuturkan, telah menyalurkan aspirasi warganya kepada asisten I Pemerintahan dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Karo. Dia menjelaskan, tuntutan warga ada dua poin, yakni soal kebutuhan beras dan kartu sakti (KKS, KIP, dan KIS) yang dijanjikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
“Soal beras, kami sudah usulkan kepada asisten I agar segera direalisasikan kepada warga. Sementara untuk program KKS, KIP, dan KIS bersama perwakilan warga Desa Naman, kami sudah temui Dinas Sosial. Tadi diterangkan salah seorang kabid di Dinsos, bahwa pembagian kartu sakti tersebut dilakukan secara bertahap, dan diutamakan warga pengungsi. Dalam waktu dekat ini akan segera direalisasikan kepada warga lingkar Sinabung,” ungkapnya.
Setelah mendapat penjelasan camat, seluruh warga Desa Naman membubarkan diri dengan tertib. “Kami harapkan apa yang disampaikan pemerintah melalui camat tadi dapat segera terealisasi. Sebab, kondisi kami saat ini sangat menderita,” harap warga Desa Naman Lainnya, Bujurta Sitepu.
Riza pinem
“Kami menggelar aksi demo ini untuk membuka mata dan hati para pemimpin di Kabupaten Karo. Memang posisi kami tidak mengungsi. Tetapi selama lima tahun belakangan ini kehidupan yang kami jalani amat sangat berat, karena terus menerus diterjang badai debu vulkanik,” ungkap Pelita Sitepu, 40, warga Desa Naman. Diketahui, Desa Naman hanya berjarak sekitar 4,8 kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Sinabung.
Desa Naman kerap diguyur hujan debu vulkanik, sehingga rumah dan ladang warga rusak. Warga pun tidak punya penghasilan akibat ladang yang tertutup abu vulkanik. Pelita mengungkapkan, kehidupan warga semakin sulit akibat erupsi Sinabung selama lima tahun belakangan. Lahan pertanian yang porak-poranda akibat diterjang debu dan lumpur.
Warga pun kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belum lagi biaya untuk keperluan anak sekolah dan asupan gizi bayi. “Saat ini untuk beli beras Bulog pun kami tak ada uang. Itu sebabnya kami menggelar aksi ini. Karena kami tidak mengungsi, pemerintah seolah menelantarkan kami, dan tidak ada perhatian yang diberikan.
Terkadang timbul perasaan kalau kami ini memang dianaktirikan,” ujarnya. Sekitar 200 warga Desa Naman menggelar aksi demo ke Kantor Camat Naman Teran, sekitar pukul 07.30 WIB. Namun, sebelum warga berdemo, Camat Naman Teran, Kasman Sembiring, tampak menemui mereka. Warga pun melakukan dialog dan menyampaikan keluhan yang dirasakan.
Dari dialog sekitar 30 menit tersebut, dicapai kesepakatan untuk mengirimkan perwakilan masyarakat, beserta kepala desa dan camat mempertanyakan hal tersebut ke pimpinan yang lebih tinggi, bupati Karo. Setelah rombongan berangkat ke kantor bupati, masyarakat yang tinggal di desa tampak mendirikan dua tenda warna biru sebagai tempat berkumpul.
Di sana mereka akan menanti kabar dari rombongan yang diutus untuk memperjuangkan kelanjutan hidup mereka. Camat Kasman Sembiring saat dikonfirmasi menuturkan, telah menyalurkan aspirasi warganya kepada asisten I Pemerintahan dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Karo. Dia menjelaskan, tuntutan warga ada dua poin, yakni soal kebutuhan beras dan kartu sakti (KKS, KIP, dan KIS) yang dijanjikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
“Soal beras, kami sudah usulkan kepada asisten I agar segera direalisasikan kepada warga. Sementara untuk program KKS, KIP, dan KIS bersama perwakilan warga Desa Naman, kami sudah temui Dinas Sosial. Tadi diterangkan salah seorang kabid di Dinsos, bahwa pembagian kartu sakti tersebut dilakukan secara bertahap, dan diutamakan warga pengungsi. Dalam waktu dekat ini akan segera direalisasikan kepada warga lingkar Sinabung,” ungkapnya.
Setelah mendapat penjelasan camat, seluruh warga Desa Naman membubarkan diri dengan tertib. “Kami harapkan apa yang disampaikan pemerintah melalui camat tadi dapat segera terealisasi. Sebab, kondisi kami saat ini sangat menderita,” harap warga Desa Naman Lainnya, Bujurta Sitepu.
Riza pinem
(ftr)