Sadis, Rudi Aniaya Putrinya dengan Balok hingga Koma
A
A
A
MAKASSAR - Haeruddin alias Rudi (32) tega menganiaya putrinya MR (13) hingga, mengalami koma, di UDG Rumah Sakit Wahidin Makassar.
Penyebab penganiayaan yang dilakukan Rudi sangat sepele, hanya karena dirinya merasa terganggu oleh MR dan dua adiknya ketika tengah tidur.
Akibatnya, Rudi yang juga pengangguran dan terkenal temperamental itu menganiaya MR dengan balok kayu di bagian kepala belakang hingga pingsan dan harus mendapatkan bantuan pernapasan C02 untuk menyelamatkan nyawanya.
Sementara ibu korban, Ani (28) terlihat histeris tak kuasa menahan sedih akibat ulah suaminya terhadap anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Kapolsek Makassar Kompol Sudaryanto membenarkan peristiwa tersebut dan akan menangkap pelaku secepatnya, apalagi ini merupakan penganiayaan terhadap anak di bawah umur.
"Kemungkinan pelaku melarikan diri keluar kota. Meski begitu kita akan tetap memburunya dan menjeratnya dengan undang-undang perlindungan anak," kata Sudaryanto.
Pelaku memang terkenal temperamental. Menurut Ani, kemarahan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi dirinya dari sang suami.
Penyebab penganiayaan yang dilakukan Rudi sangat sepele, hanya karena dirinya merasa terganggu oleh MR dan dua adiknya ketika tengah tidur.
Akibatnya, Rudi yang juga pengangguran dan terkenal temperamental itu menganiaya MR dengan balok kayu di bagian kepala belakang hingga pingsan dan harus mendapatkan bantuan pernapasan C02 untuk menyelamatkan nyawanya.
Sementara ibu korban, Ani (28) terlihat histeris tak kuasa menahan sedih akibat ulah suaminya terhadap anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Kapolsek Makassar Kompol Sudaryanto membenarkan peristiwa tersebut dan akan menangkap pelaku secepatnya, apalagi ini merupakan penganiayaan terhadap anak di bawah umur.
"Kemungkinan pelaku melarikan diri keluar kota. Meski begitu kita akan tetap memburunya dan menjeratnya dengan undang-undang perlindungan anak," kata Sudaryanto.
Pelaku memang terkenal temperamental. Menurut Ani, kemarahan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi dirinya dari sang suami.
(nag)