Ramadan Tahun Ini Istimewa bagi Bangsa Indonesia

Selasa, 07 Juli 2015 - 09:19 WIB
Ramadan Tahun Ini Istimewa...
Ramadan Tahun Ini Istimewa bagi Bangsa Indonesia
A A A
Ramadan merupakan bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia karena memiliki ba nyak keistimewaan.

Meski pun ka dang kita dengar ada be berapa orang yang tanpa disadari justru mengeluh karena da tang nya Ra madan dengan berbagai ala san yang menurut kita aneh. Semoga kita tidak termasuk golongan mereka. Amin. Berbagai macam keistimewaan dan hikmah bulan Ramadan sudah diuraikan di berbagai media, ceramah atau dalam bentuk lain oleh para ulama, ustaz atau para alim.

Pada kesempatan ini saya ha nya ingin mengingatkan kepada kita sebagai bangsa Indonesia bah wa bulan R amadan, khususnya tahun ini, bagi bangsa Indonesia memiliki makna lebih dari sekadar istimewa. Bulan Ramadan tahun ini terdapat hari yang sangat istimewa bagi bangsa In - do nesia, yaitu hari Jumat Legi, 9 Ramadan 1436 H (Jumat ke-2 Ramadan) ber te pat an 26 Juni 2015. Mengapa istimewa? Ada beberapa peristiwa se bagai alasan yang sebaiknya kita ketahui.

Per ta ma, bulan Ramadan merupakan saksi sejarah puncak per juangan bang sa Indonesia yang dipelopori oleh para ulama. Be ta pa indah dan ha rus kita syukuri bahwa pada hari itu, 9 Ramadan bertepatan pula de ngan 17 Agustus 1945 lalu, yang mana bangsa Indonesia diizin kan oleh Allah un tuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Saya yakin tidak semua orang dari bangsa Indonesia ini memperhatikan bah wa Ramadan tahun ini mempunyai makna sejarah dan spi ritual yang sangat luar biasa bagi bangsa Indonesia.

Menurut Ach - mad Soebardjo, Jumat Legi 9 Ramadan 1364, tepatnya pukul 03.00 WIB pada waktu sahur, teks pro klamasi didiktekan oleh Bung Hatta, dan ditulis oleh Bung Karno (Untuk Negeriku: Mo hammad Hatta). Bung Karno meminta reko - men dasi dari beberapa ulama. Tanggal 17 Agustus 1945 adalah re ko mendasi dari KH Abdoel Moekti, seorang tokoh Mu hammadiyah waktu itu. KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama meyakinkan dan memberikan ke pastian kepada Bung Karno untuk tidak takut memproklamirkan kemerdekaan.

Akhirnya atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, Proklamasi Ke mer dekaan Republik Indonesia dilak sanakan Jumat Legi, 9 Ra ma dan 1364 H (17 Agustus 1945) pukul 10.00 pa gi (waktu dhuha) di kediaman Bung Karno, Jalan Pegangsaan Ti mur 56 Jakarta. Kedua, bulan Ramadan juga dikenal sebagai bulan kemenangan yang penuh berkah. Terbukti te lah banyak mencatatkan se jarah peristiwa-peristiwa pen ting yang luar biasa, baik sejarah bangsa-bangsa di dunia maupun se jarah perkembangan dan kemenangan umat Islam khususnya. Peristiwa-peristiwa yang dimaksud antara lain: (1) Nuzulul Quran pada 17 Ramadan, (2) Kemenangan Perang Badar Al-Kubra tanggal 17 Ramadan 2 H.

Saat itu sebanyak 313 tentara mus lim mengalahkan 1.000 tentara mu syrik yang bersenjata lengkap dan berakhir dengan 70 tentara musyrik terbunuh, 70 ditawan, sisanya melarikan diri. Peristiwa tersebut juga terjadi pada Jumat ke-2 Ramadan. (3) Ke menangan Perang Tabuk (Rama dan 9 H), utusan Raja Himyar datang ke Madinah untuk menyatakan masuk Islam, (4) Penyebaran Islam ke Yaman di bawah pimpinan Ali bin Abi Thalib (Ramadan 10 H).

Kemudian, (5) Keberhasilan Khalid bin Walid, 10 Ramadan 8 H (Januari 630 M) meruntuhkan berhala Al Ketiga, Ramadan tahun ini ter dapat kesamaan hari, neptu/ pa sa ran dan tanggal dengan Ra - madan 72 tahun yang lalu, yaitu saat Bung Karno dan Mu ham mad Hatta memproklamirkan ke merdekaan Indonesia. Ke samaan tersebut adalah Jumat Le gi (Jumat ke-2) pada 9 Ramadan tahun ini. Pe ristiwa kesamaan kalender sema cam ini hanya akan terjadi setiap kira-kira 28 tahun satu kali.

Ini kejadian istimewa karena sangat jarang terjadi. Barang kali tidak berlebihan apa bila kita sebagai bangsa Indonesia, khususnya umat Islam setiap tanggal 9 Ramadan mem - peringati tanggal kemerdekaan Re publik Indonesia bersama jamaah nya di setiap masjid. Tentu saja cara dan nuansanya harus ber beda dengan 17 Agustus. Tahun ini (Hijriah) Jumat Legi 9 Ramadan 1436 adalah Ulang Tahun RI ke-72. Akan lebih bagus apabila menjadi gerakan/agenda na sional yang diprakarsai serta di dukung oleh Kementrian Agama dan Majelis Ulama Indonesia.

Saya yakin akan meningkatkan religiusitas nasionalisme bangsa. Apabila kita perhatikan peristiwa-peristiwa di atas, selain menambah wawasan, banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dan menambah keyakinan/iman kita. Saat Perang Badar selesai, Ra sulullah SAW bersabda, masih ada perang yang lebih besar lagi yang harus kita hadapi.

Para sahabat kaget dan bertanya, “Perang apalagi ya Rosul?” “Yaitu perang ha wa nafsu”, demikian jawab Rasulullah SAW. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang diberi ke - menangan oleh Allah. Amin.

DR Muhammad Idris Purwanto MM
Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Alumni STMIK AMIKOM Yogyakarta
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8439 seconds (0.1#10.140)