Medan Area Keluhkan Drainase
A
A
A
MEDAN - Program Medan Berhias (Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat) yang digaungkan Pemko Medan ternyata tidak seperti yang diharapkan. Ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tetap saja banjir, kotor, dan semrawut.
Sejauh ini banyak keluhan warga Kota Medan atas minimnya perhatian pemerintah terhadap kebersihan. Salah satunya warga Jalan Langgar, Kelurahan Tegal Sari I, Kecamatan Medan Area, Guntur Purwanto, 52.
Dia mengungkapkan, wargaJalanLanggar sangat mendambakan adanya perhatian Pemko Medan untuk memperbaiki dan melakukan pengerukan drainase. “Sejak beberapa tahun terakhir ini drainase di kawasan itu tidak mengalir. Bahkan, aliran drainase sudah dipenuhi tumpukan sampah, kawasan kami pun mengalami pendangkalan,” katanya. Warga menilai aparatur pemerintahan setempat kurang inisiatif melakukan gotong royong.
Salah satu penyebabnya yaitu sampah semakin banyak. Padahal, warga sekitar selama ini sudah merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Sulit membersihkan sampah lantaran banyak drainase yang sudah ditutup dengan semen. Selain itu, drainase sebagian tertutup oleh para pedagang yang berjualan dekat Jalan AR Hakim Medan. Dalam pembersihan drainase ini tidak hanya mengangkut sampah, tetapi juga harus dikeruk.
“Drainase di sini (Jalan Langgar) KecamatanMedanAreatidak lagi bisamenampungdebitairsaat hujan turun. Padahal, kalau Pemko Medan mau perintahkan camat dan jajarannya untuk gotong royong, nantinya dibantu masyarakat dan ormas, tapi jangan hanya satu hari. Kalau boleh rutin satu minggu sekali melihat sampah sudah sangat banyak. Masyarakat mau kok bergotong royong, tinggal perangkatnya,” ungkapnya.
Hal sama diungkapkan salah satu warga sekitar saat melintas di Jalan Langgar, Siti Aminah, 45. Dia mengatakan, penyebab drainase mengalami penyumbatan karena sampah begitu banyak. Akibat sampah yang menumpuk di drainase, kawasan itu mudah banjir. Saat banjir, tentu jalanan juga ikut mudah berlubang.
“Sudah lama ini jorok dan bau lagi. Gimanalah tidak ada dilakukan pembersihan. Bahkan, tanah kosong dijadikan tempat pembuangan sampah. Tentu sampah mengalir ke drainase. Di sinilah perlu adanya ketegasan dari pemerintah agar tidak membuang sampah sembarangan,” katanya. Terpisah, Camat Medan Area M Ali Sipahutar mengatakan, sekitar sebulan lalu di Jalan Langgar telah dilakukan kegiatan gotong royong dalam program Sabtu Bersih.
Sewaktu membersihkan kawasan itu memang sangat banyak sampah, drainase juga mengalami pendangkalan. Meskipun demikian, pihaknya berjanji menurunkan tim buser kebersihan kecamatan. Ali mengatakan, kebersihan lingkungan tidak serta-merta menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga partisipasi masyarakat dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, bisa bersama-sama meningkat kegiatan gotong royong.
Irwan siregar
Sejauh ini banyak keluhan warga Kota Medan atas minimnya perhatian pemerintah terhadap kebersihan. Salah satunya warga Jalan Langgar, Kelurahan Tegal Sari I, Kecamatan Medan Area, Guntur Purwanto, 52.
Dia mengungkapkan, wargaJalanLanggar sangat mendambakan adanya perhatian Pemko Medan untuk memperbaiki dan melakukan pengerukan drainase. “Sejak beberapa tahun terakhir ini drainase di kawasan itu tidak mengalir. Bahkan, aliran drainase sudah dipenuhi tumpukan sampah, kawasan kami pun mengalami pendangkalan,” katanya. Warga menilai aparatur pemerintahan setempat kurang inisiatif melakukan gotong royong.
Salah satu penyebabnya yaitu sampah semakin banyak. Padahal, warga sekitar selama ini sudah merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Sulit membersihkan sampah lantaran banyak drainase yang sudah ditutup dengan semen. Selain itu, drainase sebagian tertutup oleh para pedagang yang berjualan dekat Jalan AR Hakim Medan. Dalam pembersihan drainase ini tidak hanya mengangkut sampah, tetapi juga harus dikeruk.
“Drainase di sini (Jalan Langgar) KecamatanMedanAreatidak lagi bisamenampungdebitairsaat hujan turun. Padahal, kalau Pemko Medan mau perintahkan camat dan jajarannya untuk gotong royong, nantinya dibantu masyarakat dan ormas, tapi jangan hanya satu hari. Kalau boleh rutin satu minggu sekali melihat sampah sudah sangat banyak. Masyarakat mau kok bergotong royong, tinggal perangkatnya,” ungkapnya.
Hal sama diungkapkan salah satu warga sekitar saat melintas di Jalan Langgar, Siti Aminah, 45. Dia mengatakan, penyebab drainase mengalami penyumbatan karena sampah begitu banyak. Akibat sampah yang menumpuk di drainase, kawasan itu mudah banjir. Saat banjir, tentu jalanan juga ikut mudah berlubang.
“Sudah lama ini jorok dan bau lagi. Gimanalah tidak ada dilakukan pembersihan. Bahkan, tanah kosong dijadikan tempat pembuangan sampah. Tentu sampah mengalir ke drainase. Di sinilah perlu adanya ketegasan dari pemerintah agar tidak membuang sampah sembarangan,” katanya. Terpisah, Camat Medan Area M Ali Sipahutar mengatakan, sekitar sebulan lalu di Jalan Langgar telah dilakukan kegiatan gotong royong dalam program Sabtu Bersih.
Sewaktu membersihkan kawasan itu memang sangat banyak sampah, drainase juga mengalami pendangkalan. Meskipun demikian, pihaknya berjanji menurunkan tim buser kebersihan kecamatan. Ali mengatakan, kebersihan lingkungan tidak serta-merta menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga partisipasi masyarakat dengan tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, bisa bersama-sama meningkat kegiatan gotong royong.
Irwan siregar
(ftr)