Berniat Hijrah
A
A
A
BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman mengaku tertarik menakhodai klub luar negeri. Namun, tidak dalam waktu dekat. Sebab tidak semudah yang dibayangkan untuk meniti karier kepelatihan di negara lain.
Meski belum serius, tapi sudah ada niat dalam benak Djanur untuk melakukannya. Konflik di persepakbolaan Indonesia yang tak kunjung mereda, jadi salah satu alasan Djanur mulai mempertimbangkan melanjutkan karier sebagai pelatih di luar negeri. Pelatih lokal sendiri rupanya cukup diakui kualitasnya di level internasional. Buktinya, pelatih muda, Rudy Eka Priyambada dipercaya masuk jajaran staf kepelatihan di klub Al Najma yang berlaga di Liga Bahrain, awal Mei lalu.
Pelatih termuda Indonesia yang memiliki lisensi A AFC itu jadi asisten pelatih kepala di tim utama serta menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pemain Muda Al Najma. Apa yang dicapai Rudy jadi pelecut bagi pelatih lain di Tanah Air, termasuk Djanur. Apalagi kondisi sepak bola Indonesia saat ini tak tentu arahnya dan perkembangannya terhambat akibat dihentikannya kompetisi domestik yang berimbas pada hilangnya sumber pendapatan para pemain serta pelatih.
Hanya saja, belum mencukupinya lisensi kepelatihan yang dimiliki membuat ruang gerang Djanur terbatas. Dia tak bisa leluasa membesut salah satu klub di luar negeri. Buktinya, kala anak asuhnya bertanding di kompetisi AFC Cup 2015 saja, posisi Djanur harus digantikan Emral Bin Bustamam akibat lisensi kepelatihannya tak memenuhi syarat minimal yang ditetapkan AFC.
“Saya harus melengkapi lisensi dulu, kan saya baru B AFC jadi masih terkendala itu, untuk saat ini belum kepikiran juga melatih di luar (negeri),” ujar Djanur saat ditemui di Stadion Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, kemarin. Djanur pun tak menampik pernah mendapatkan tawaran untuk membesut salah satu klub luar negeri.
Sayangnya, pelatih kelahiran Sumedang ini masih ogah buka suara tim mana yang telah menggodanya. “Ada sihniat mah, yang pernah mau ngurusinjuga ada. Tapi itu bukan tawaran, hanya sebatas obrolan saja,” katanya.
Djanur berharap, permasalahan yang dialami dan terjadi di sepak bola Indonesia segera mereda. “Saya optimistis sepak bola Indonesia kembali normal, jadi nasib seluruh pegiat sepak bola di kita bisa normal seperti dulu lagi,” pungkasnya.
Muhammad ginanjar
Meski belum serius, tapi sudah ada niat dalam benak Djanur untuk melakukannya. Konflik di persepakbolaan Indonesia yang tak kunjung mereda, jadi salah satu alasan Djanur mulai mempertimbangkan melanjutkan karier sebagai pelatih di luar negeri. Pelatih lokal sendiri rupanya cukup diakui kualitasnya di level internasional. Buktinya, pelatih muda, Rudy Eka Priyambada dipercaya masuk jajaran staf kepelatihan di klub Al Najma yang berlaga di Liga Bahrain, awal Mei lalu.
Pelatih termuda Indonesia yang memiliki lisensi A AFC itu jadi asisten pelatih kepala di tim utama serta menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pemain Muda Al Najma. Apa yang dicapai Rudy jadi pelecut bagi pelatih lain di Tanah Air, termasuk Djanur. Apalagi kondisi sepak bola Indonesia saat ini tak tentu arahnya dan perkembangannya terhambat akibat dihentikannya kompetisi domestik yang berimbas pada hilangnya sumber pendapatan para pemain serta pelatih.
Hanya saja, belum mencukupinya lisensi kepelatihan yang dimiliki membuat ruang gerang Djanur terbatas. Dia tak bisa leluasa membesut salah satu klub di luar negeri. Buktinya, kala anak asuhnya bertanding di kompetisi AFC Cup 2015 saja, posisi Djanur harus digantikan Emral Bin Bustamam akibat lisensi kepelatihannya tak memenuhi syarat minimal yang ditetapkan AFC.
“Saya harus melengkapi lisensi dulu, kan saya baru B AFC jadi masih terkendala itu, untuk saat ini belum kepikiran juga melatih di luar (negeri),” ujar Djanur saat ditemui di Stadion Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, kemarin. Djanur pun tak menampik pernah mendapatkan tawaran untuk membesut salah satu klub luar negeri.
Sayangnya, pelatih kelahiran Sumedang ini masih ogah buka suara tim mana yang telah menggodanya. “Ada sihniat mah, yang pernah mau ngurusinjuga ada. Tapi itu bukan tawaran, hanya sebatas obrolan saja,” katanya.
Djanur berharap, permasalahan yang dialami dan terjadi di sepak bola Indonesia segera mereda. “Saya optimistis sepak bola Indonesia kembali normal, jadi nasib seluruh pegiat sepak bola di kita bisa normal seperti dulu lagi,” pungkasnya.
Muhammad ginanjar
(ftr)