Yuk, Tetap Berolahraga meski Berpuasa
A
A
A
Tak sedikit umat Islam berolahraga walau puasa seperti sekarang ini. Walau menguras tenaga, olahraga untuk menjaga stamina tubuh justru tetap diperlukan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kapan waktu yang tepat untuk berolahraga saat berpuasa.
Seperti yang terlihat, sekumpulan masyarakat berjalan santai di dekat sebuah permukiman seusai salat subuh. Mereka berjalan menyusuri permukiman dengan tenang.
Hal ini menunjukkan puasa bukan suatu kendala melaksanakan olahraga. Bahkan, olahraga dianjurkan bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa agar tubuh tetap segar. Dengan catatan, harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku. Mereka yang kerap berolahraga saat menjalankan ibadah puasa terlihat lebih segar dan bersemangat daripada mereka yang menghabiskan waktunya dengan tidur.
Bahkan, mereka yang kebanyakan tidur terlihat lebih lemas karena tubuh kurang melakukan aktivitas atau dibawa malas. Bagi mereka yang terbiasa berolahraga, ada sesuatu yang kurang apabila terlewatkan. Di sejumlah pesantren modern yang ada di Kota Medan, ternyata kegiatan berolahraga tetap dilakukan. Para santri mengambil waktu berolahraga sore hari seusai salat asar hingga menjelang magrib. Seolah-olah memiliki stamina ganda, para santri dengan leluasa menggunakan sarana olahraga yang ada.
“Karena mereka sudah terbiasa berolahraga setiap hari. Makanya, di saat puasa pun mereka tetap berolahraga,” kata seorang tenaga pengajar di Pesantren Raudhatul Hasanah, Ustaz Khairul Anwar. Ustaz Khairul Anwar menambahkan, di luar bulan puasa, para santri juga sudah sering puasa sunah Senin–Kamis, dan di saat itu mereka kerap berolahraga di sore hari.
“Makanya, di saat seperti ini, para santri tidak me-ngurangi porsi olahraganya. Mereka tetap saja berolahraga seperti biasa. Karena mereka menganggap olahraga sebagai kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. Olahraga merupakan kegiatan yang positif yang dilakukan oleh para santri untuk menghabiskan waktu dengan hal yang bermanfaat. “Daripada mereka berdiam diri, lebih baik mereka mencari kegiatan dengan berolahraga atau dengan kegiatan lainnya. Dengan demikian, waktu puasa mereka bisa disalurkan ke arah yang positif,” papar Khairul Anwar.
Untuk mendapatkan stamina yang baik, dia menceritakan para santri sudah terbiasa dengan disiplin waktu. “Maklum saja, di pesantren ini mereka sudah terbiasa berdisiplin. Jam tidurnya dan jam bangun tidurnya sudah diatur. Begitu juga dengan menu makan. Semuanya sudah diatur. Tidak heran, bila sta-mina para santri tetap kuat berolahraga walau di saat puasa. Selain berolahraga, para santri juga memanfaatkan waktu berpuasa dengan melakukan kegiatan ekstrakulikuler lainnya, seperti latihan kaligrafi, latihan silat, dan lainnya,” kata Khairul Anwar.
Hal senada juga disampaikan pelatih seni bela diri tarung drajat, Hermanto. Dia mengungkapkan, walau sedang berpuasa, para anggotanya tetap berlatih di Universitas Negeri Medan (Unimed). Memang porsi waktu latihan dikurangi dari hari normal. “Puasa tidak mengha-langi kami untuk latihan. Latihannya tetap jalan. Hanya saja jam latihannya dikurangi satu jam dari jam latihan di hari normal, yakni selama dua jam lebih,” kata pelatih penyandang sabuk hitam itu.
Hermanto menambahkan, latihan memang harus rutin dilakukan untuk menjaga stamina tubuh. “Walau sedang puasa, stamina tetap dijaga, dengan cara latihan kebugaran seperti ini. Jadi, latihannya tidak terlalu diporsir, disesuaikan dengan kebutuhan saja. Dari hari ke hari puasa, latihannya terus ditingkatkan,” ucapnya. Begitu juga pendapat yang disampaikan pemilik Rumah Sakit Ibu dan Anak Salam, Tomi. Tidak ada efek samping bagi mereka yang melakukan olahraga saat menjalankan ibadah puasa.
Dengan catatan, olahraga yang dilakukan merupakan olahraga yang tidak menguras tenaga atau yang beratberat. Banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan selama puasa, mulai dari jalan santai, joging, bersepeda, dan angkat berat dengan beban yang tidak berat. “Bisa jalan-jalan santai atau bersepeda. Angkat beban juga boleh. Tapi beban paling ringan. Karena kalau paling berat cukup menguras tenaga. Pasti badan jauh lebih segar,” ungkapnya.
Selain memilah jenis olahraga yang tepat, waktu atau durasi melaksanakan olahraga juga tidak boleh terlalu lama karena akan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Bagi mereka yang dalam kondisi berpuasa, cukup melakukan olahraga paling lama 30 menit. Selebihnya dilarang karena langsung merasakan dehidrasi.
“Paling lama 30 menit. Kalau lebih, langsung dehidrasi. Olahraga apa pun itu. Saya sudah tes lebih dari 30 menit, langsung dehidrasi. Makanya tidak berani lebih dari ketentuan,” ucapnya. Tidak hanya jenis olahraga, durasi dan waktu pelaksanaannya juga perelu diperhatikan. Bagi mereka yang tidak terbiasa melakukan olahraga atau pemula, disarankan melakukannya habis salat subuh, dan 30 menit sebelum berbuka puasa. Dianjurkan selesai salat subuh karena saat itu stamina tubuh masih kuat.
Selain itu, apabila kelelahan bisa langsung tidur untuk mengembalikan stamina. Begitu juga menjelang berbuka puasa. Begitu terasa haus, waktu berbuka telah tiba dan bisa diteruskan dengan berbuka puasa. Kecuali mereka yang sudah terbiasa. Mereka bisa mengukur stamina atau kemampuannya melaksanakan olahraga.
Dicky irawan/ haris dasril, reza shahab
Seperti yang terlihat, sekumpulan masyarakat berjalan santai di dekat sebuah permukiman seusai salat subuh. Mereka berjalan menyusuri permukiman dengan tenang.
Hal ini menunjukkan puasa bukan suatu kendala melaksanakan olahraga. Bahkan, olahraga dianjurkan bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa agar tubuh tetap segar. Dengan catatan, harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku. Mereka yang kerap berolahraga saat menjalankan ibadah puasa terlihat lebih segar dan bersemangat daripada mereka yang menghabiskan waktunya dengan tidur.
Bahkan, mereka yang kebanyakan tidur terlihat lebih lemas karena tubuh kurang melakukan aktivitas atau dibawa malas. Bagi mereka yang terbiasa berolahraga, ada sesuatu yang kurang apabila terlewatkan. Di sejumlah pesantren modern yang ada di Kota Medan, ternyata kegiatan berolahraga tetap dilakukan. Para santri mengambil waktu berolahraga sore hari seusai salat asar hingga menjelang magrib. Seolah-olah memiliki stamina ganda, para santri dengan leluasa menggunakan sarana olahraga yang ada.
“Karena mereka sudah terbiasa berolahraga setiap hari. Makanya, di saat puasa pun mereka tetap berolahraga,” kata seorang tenaga pengajar di Pesantren Raudhatul Hasanah, Ustaz Khairul Anwar. Ustaz Khairul Anwar menambahkan, di luar bulan puasa, para santri juga sudah sering puasa sunah Senin–Kamis, dan di saat itu mereka kerap berolahraga di sore hari.
“Makanya, di saat seperti ini, para santri tidak me-ngurangi porsi olahraganya. Mereka tetap saja berolahraga seperti biasa. Karena mereka menganggap olahraga sebagai kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. Olahraga merupakan kegiatan yang positif yang dilakukan oleh para santri untuk menghabiskan waktu dengan hal yang bermanfaat. “Daripada mereka berdiam diri, lebih baik mereka mencari kegiatan dengan berolahraga atau dengan kegiatan lainnya. Dengan demikian, waktu puasa mereka bisa disalurkan ke arah yang positif,” papar Khairul Anwar.
Untuk mendapatkan stamina yang baik, dia menceritakan para santri sudah terbiasa dengan disiplin waktu. “Maklum saja, di pesantren ini mereka sudah terbiasa berdisiplin. Jam tidurnya dan jam bangun tidurnya sudah diatur. Begitu juga dengan menu makan. Semuanya sudah diatur. Tidak heran, bila sta-mina para santri tetap kuat berolahraga walau di saat puasa. Selain berolahraga, para santri juga memanfaatkan waktu berpuasa dengan melakukan kegiatan ekstrakulikuler lainnya, seperti latihan kaligrafi, latihan silat, dan lainnya,” kata Khairul Anwar.
Hal senada juga disampaikan pelatih seni bela diri tarung drajat, Hermanto. Dia mengungkapkan, walau sedang berpuasa, para anggotanya tetap berlatih di Universitas Negeri Medan (Unimed). Memang porsi waktu latihan dikurangi dari hari normal. “Puasa tidak mengha-langi kami untuk latihan. Latihannya tetap jalan. Hanya saja jam latihannya dikurangi satu jam dari jam latihan di hari normal, yakni selama dua jam lebih,” kata pelatih penyandang sabuk hitam itu.
Hermanto menambahkan, latihan memang harus rutin dilakukan untuk menjaga stamina tubuh. “Walau sedang puasa, stamina tetap dijaga, dengan cara latihan kebugaran seperti ini. Jadi, latihannya tidak terlalu diporsir, disesuaikan dengan kebutuhan saja. Dari hari ke hari puasa, latihannya terus ditingkatkan,” ucapnya. Begitu juga pendapat yang disampaikan pemilik Rumah Sakit Ibu dan Anak Salam, Tomi. Tidak ada efek samping bagi mereka yang melakukan olahraga saat menjalankan ibadah puasa.
Dengan catatan, olahraga yang dilakukan merupakan olahraga yang tidak menguras tenaga atau yang beratberat. Banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan selama puasa, mulai dari jalan santai, joging, bersepeda, dan angkat berat dengan beban yang tidak berat. “Bisa jalan-jalan santai atau bersepeda. Angkat beban juga boleh. Tapi beban paling ringan. Karena kalau paling berat cukup menguras tenaga. Pasti badan jauh lebih segar,” ungkapnya.
Selain memilah jenis olahraga yang tepat, waktu atau durasi melaksanakan olahraga juga tidak boleh terlalu lama karena akan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Bagi mereka yang dalam kondisi berpuasa, cukup melakukan olahraga paling lama 30 menit. Selebihnya dilarang karena langsung merasakan dehidrasi.
“Paling lama 30 menit. Kalau lebih, langsung dehidrasi. Olahraga apa pun itu. Saya sudah tes lebih dari 30 menit, langsung dehidrasi. Makanya tidak berani lebih dari ketentuan,” ucapnya. Tidak hanya jenis olahraga, durasi dan waktu pelaksanaannya juga perelu diperhatikan. Bagi mereka yang tidak terbiasa melakukan olahraga atau pemula, disarankan melakukannya habis salat subuh, dan 30 menit sebelum berbuka puasa. Dianjurkan selesai salat subuh karena saat itu stamina tubuh masih kuat.
Selain itu, apabila kelelahan bisa langsung tidur untuk mengembalikan stamina. Begitu juga menjelang berbuka puasa. Begitu terasa haus, waktu berbuka telah tiba dan bisa diteruskan dengan berbuka puasa. Kecuali mereka yang sudah terbiasa. Mereka bisa mengukur stamina atau kemampuannya melaksanakan olahraga.
Dicky irawan/ haris dasril, reza shahab
(ars)