Menempa Diri Menjadi Insan Bertakwa

Jum'at, 19 Juni 2015 - 08:55 WIB
Menempa Diri Menjadi Insan Bertakwa
Menempa Diri Menjadi Insan Bertakwa
A A A
SEMARANG - Ramadan adalah bulan penuh ibadah. Dengan menjalankan semua amalan-amalan wajib maupun sunah, umat muslim dilatih menjadi manusia yang lebih mulia dan saleh secara individu maupun dalam kehidupan sosial.

Ramadan sekaligus menjadi mo mentum menempa diri untuk menjadi insan yang bertakwa. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Prof Muhibbin menuturkan, puasa yang dilak sanakan selama sebulan penuh merupakan pembelajaran untuk membentuk kesalehan diri menjadi manusia bermartabat.

“Sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183, bahwa perintah puasa tersebut diberikan bertujuan untuk menjadikan umat manusia menjadi orangorang yang bertakwa,” katanya kepada KORAN SINDO, kemarin.

Makna takwa secara harfiah berarti menjalankan perintah Allah SWT dengan se - benar-benarnya dan menjauhi segala larangannya. Dengan berpua sa, manusia ditempa untuk me nahan hawa nafsu, lapar, me latih kesabaran serta mening katkan kepedulian terhadap se sama. “Semua hal yang dilakukan saat berpuasa itu adalah latih - an. Selama sebulan penuh ini, umat Islam dididik untuk me - ningkatkan ketakwaan kepada Tuhan dengan melakukan ber - bagai hal tersebut,” ucap Mu - hibbin.

Latihan-latihan itu ber tu juan menjadikan umat lebih baik untuk di kemudian hari. Sehing ga setelah Ramadan selesai, umat Islam mampu me lan - jutkan kehidupannya di bulanbulan berikutnya dengan kebaikan-kebaikan tersebut. “Namun sayang, masih banyak umat Islam yang tidak memahami secara menyeluruh tu juan dan fungsi puasa tersebut. Mereka hanya menjalankan iba dah puasa atas dasar me laksanakan kewajiban semata. Sehingga puasa yang mereka lakukan selama sebulan penuh itu tidak berdampak pada kehi dupan selanjutnya,” katanya.

Puasa yang demikian itu hal yang sia-sia. Itu karena puasa yang dilakukan tersebut hanyalah sebatas menggugurkan kewajiban tanpa disadari lebih bah wa puasa sebetulnya ha nyalah momentum umat untuk belajar. “Tidak mengherankan setelah Ramadan banyak masyarakat yang kembali melakukan berbagai tindakan yang tercela. Berbuat maksiat, gemar melakukan perbuatan dosa, dan sebagainya. Orang-orang seperti itulah yang termasuk dalam kelompok orang yang merugi,” tandas Muhibbin.

Hal tersebut harus dihin dari. Pemahaman akan puasa harus dipahami dengan sepenuh hati. Dengan begitu, perbuatan baik yang dilakukan selama Ramadan tidak mudah luntur. “Kesalehan individu dibukti kan dengan mengendalikan ha wa nafsu, meningkatkan iba - dah, menjadi manusia sabar, dan sebagainya. Sementara kesa lehan sosial melalui sedekah, menolong sesama, memberikan bantuan dapat dilakukan da lam kehidupan sehari-hari,” paparnya.

Pendiri Lembaga Sosial Gerakan Seribu Rupiah (GSR) Kota Semarang Misbah Zulfa Elisabet mengatakan, selain momen membentuk kesalehan individu, puasa juga mengajarkan umat agar peduli terhadap se sama, khususnya mereka yang membutuhkan.

“Sehingga tidak mengherankan jika saat puasa banyak orang berbondong-bondong melakukan perbuatan baik, seperti mem berikan bantuan, sedekah, menyumbang panti asuhan dan sebagainya. Sebab, selama Ramadan, setiap perbuatan baik akan diberikan balasan berkali-kali lipat,” ujarnya.

Substansi sebenarnya me lalui ibadah selama satu bulan penuh itu masyarakat diajarkan agar yang dilakukan selama Ramadan membekas dalam kegiatan sehari-hari. “Banyak ma syarakat yang berlomba-lomba berbuat baik selama puasa saja, namun hal itu tidak lagi di jum pai seusai Ramadan. Padahal sebenarnya puasa itu hanyalah pembela jaran agar memberi dan berbuat baik kepada sesama yang di lakukan selama Ramadan tetap berlanjut sampai akhir hayat,” katanya.

Memang diakuinya dibutuh kan waktu cukup lama bagi masyarakat untuk memahami makna puasa secara utuh tersebut. Dengan terus melakukan pembelajaran, pemahaman masyarakat akan semakin terbentuk sehingga mereka nantinya akan menjadi orang yang penuh kasih sayang dan peduli terhadap sesama, meskipun bukan di bulan Ramadan.

Andika prabowo
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2164 seconds (0.1#10.140)