Candu Jadi Juara

Minggu, 14 Juni 2015 - 09:55 WIB
Candu Jadi Juara
Candu Jadi Juara
A A A
MENJADI juara adalah tujuan tertinggi seorang atlet saat mengikuti sebuah kejuaraan. Tak ada kata putus asa dalam diri sang juara. Menjadi juara merupakan harapan dari hasil akhir semua kerja keras yang telah dilakukan.

Tanpa mempedulikan waktu, letih, materi dan tak jarang juga harus berpisah dari keluarga. Hal itu juga yang dirasakan dan harus dilakukan oleh Muttaqoh Khoirun Nisa, salah satu atlet taekwondo putri andalan Jabar untuk mencapai tujuan juara.

Muttaqoh merupakan salah satu taekwondoin yang diusung Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Jabar tampil di ajang bergengsi multievent PON XIX/2016 ini mengaku, kecanduan untuk jadi nomor satu. Lewat tekad, kemampuan disertai usaha dan doa, mojang Bandung kelahiran 29 Juli 1996 itu senantiasa naik ke atas podium juara di tiap laga kejuaraan. Baik tingkat daerah, nasional, hingga internasional.

Muttaqoh mengaku, pengalaman pertamanya naik ke atas podium juara memotivasinya untuk terus jadi juara. Sampai-sampai kini dia merasa bak kecanduan untuk menjadi jawara di tiap ajang yang diikutinya. Kecintaan dara ayu terhadap olahraga asal Korea Selatan itu berawal ketika dirinya melihat demonstrasi taekwondo saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dalam momen tersebut tumbuh ketertarikan Muttaqoh dengan keindahan gerak yang ditampilkan saat itu.

“Awalnya waktu saya kelas 7 ada demonstrasi ekskul di sekolah. Saya lihat taekwondo ini paling menarik di antara yang lainnya. Teman-teman juga banyak yang ikut, akhirnya saya juga ikut beladiri taekwondo tapi di luar sekolah,” kata Muttaqoh. Setelah setahun lamanya belajar bela diri ini, ia memberanikan diri untuk mengikuti kejuaraan. Namun sayang, tampil di nomor kyorugi(tanding), Muttaqoh harus kalah dari lawannya. Tidak sampai di situ, mahasiswi Fikom Unpad ini pun mulai beralih mempelajari poomsae (seni gerak).

Selama setahun dia belajar, kemudian kembali turun di sebuah ajang kejuaraan. Kali ini di nomor poomsae, dia sukses keluar sebagai juara. Bagi sulung dari tiga bersaudara pasangan Beny Bandanajaya dan Faridha Zoelqaidawati itu, apa yang diraihnya adalah modal fokus latihan dan apa yang selama ini dipelajarinya. Apalagi pilihannya tersebut mendapat dukungan penuh dari keluarganya.
“Setelah sekali naik podium juara, jadi dorongan bagi saya ingin lagi dan lagi. Ibarat sudah jadi candu untuk jadi juara,” tegasnya sambil tersenyum. Dua tahun terakhir, Muttaqoh sudah menorehkan sejumlah prestasi membanggakan.

Di antaranya meraih medali emas Kejurnas Taekwondo 2014 kategori beregu putri senior, medali emas Kejurnas Taekwondo 2014 kategori individu putri senior, medali emas Porda XII/2014 Jabar kategori poomsaeberegu putri, medali perak Porda XII 2014 Jabar kategori poomsaeindividu putri, medali perak Asean University Games2014 kategori poomsaeberegu putri, medali perunggu Asean University Games 2014 kategori poomsaepasangan, medali perunggu GWK Open Taekwondo Tournament2015 kategori poomsae individu putri senior.

Saat ini, Muttaqoh tengah fokus menjalani penggemblengan dalam program pemusatan latihan daerah (Pelatda) Jabar menghadapi PON XIX/2016. Meski sudah malang melintang di sejumlah kejuaraan bergengsi, namun tampil di PON akan jadi pengalaman pertamanya. “Beban lebih ke rasa takut ada perbedaan teknik sama latihan di Pelatnas.

Karena dikasih kepercayaan takut gakbisa mewujudkannya. Apalagi ini pertama kali tampil di PON dan mempertaruhkan nama baik Jabar sebagai tuan rumah. Jadi medali emas harus bisa diraih dan saya optimistis bisa raih target,” pungkasnya penuh semangat.

Panji qadhafi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9718 seconds (0.1#10.140)