Pura Gunung Kawi
A
A
A
Pulau Seribu Dewa. Julukan ini bukan tanpa alasan disematkan untuk Pulau Bali. Mayoritas masyarakat Bali yang merupakan penganut agama Hindu membuat pura sebagai tempat beribadah mudah ditemukan di setiap jengkal Pulau Dewata.
Namun, banyak wisatawan yang hanya mengetahui sebatas Pura Tanah Lot atau Pura Uluwatu. Di tengah ingar bingar destinasi wisata Bali, terdapat Pura Gunung Kawi di kawasan Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Pura Gunung Kawi diperkirakan telah dibangun sejak pertengahan abad ke-11 Masehi, pada masa dinasti Udayana.
Pembangunan pura ini diperkirakan dimulai pada masa pemerintahan Raja Sri Haji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa (944-948 Saka/1025-1049 M) dan berakhir pada pemerintahan Raja Anak Wungsu (971-999 Saka/1049-1080 M). Konon, Pura Gunung Kawi merupakan tempat disemayamkannya Raja Udayana serta generasi keturunannya.
Pura Gunung Kawi memang merupakan tempat ideal untuk bermeditasi, sembahyang ataupun sekadar menikmati keindahan situs arkeologi yang dipahat pada dinding tebing batu ini. Gemericik air Sungai Tukad Pakerisan menambah aura ketenangan batin yang dalam bagi setiap pengunjung.
Sebuah suguhan simfoni alam mampu menyelimuti toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama untuk sama-sama mencapai nirwana, surga.
Teks dan Foto : Djuli Pamungkas
Namun, banyak wisatawan yang hanya mengetahui sebatas Pura Tanah Lot atau Pura Uluwatu. Di tengah ingar bingar destinasi wisata Bali, terdapat Pura Gunung Kawi di kawasan Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Pura Gunung Kawi diperkirakan telah dibangun sejak pertengahan abad ke-11 Masehi, pada masa dinasti Udayana.
Pembangunan pura ini diperkirakan dimulai pada masa pemerintahan Raja Sri Haji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa (944-948 Saka/1025-1049 M) dan berakhir pada pemerintahan Raja Anak Wungsu (971-999 Saka/1049-1080 M). Konon, Pura Gunung Kawi merupakan tempat disemayamkannya Raja Udayana serta generasi keturunannya.
Pura Gunung Kawi memang merupakan tempat ideal untuk bermeditasi, sembahyang ataupun sekadar menikmati keindahan situs arkeologi yang dipahat pada dinding tebing batu ini. Gemericik air Sungai Tukad Pakerisan menambah aura ketenangan batin yang dalam bagi setiap pengunjung.
Sebuah suguhan simfoni alam mampu menyelimuti toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama untuk sama-sama mencapai nirwana, surga.
Teks dan Foto : Djuli Pamungkas
(ars)