Menikmati Surga Jawa Tengah
A
A
A
UNGARAN - Kabupaten Semarang, salah satu wilayah yang ada di Provinsi Jawa Tengah, mempunyai segudang obyek wisata. Sedikitnya ada 22 tempat wisata, mulai wisata pegunungan, air, religi, budaya, sejarah, hingga wisata petualangan.
Tidak salah jika sebagian kalangan menyebut Kabupaten Semarang sebagai surganya Jawa Tengah. Posisinya yang berada di antara kotakota besar di Jawa Tengah dan DIY, yakni Kota Semarang-Solo dan Yogyakarta, membuat daerah ini menjadi wilayah strategis di jalur perlintasan pariwisata.
Mengunjungi Bumi Serasi, julukan Kabupaten Semarang, ada empat obyek yang menjadi destinasi favorit para pencinta wisata, yaitu Candi Gedong Songo, Bukit Cinta-Rawa Pening, Palagan Ambarawa, dan Pemandian Muncul.
Candi Gedong Songo merupakan obyek yang memadukan sejarah dan keindahan alam. Di kawasan ini candi-candi peninggalan Wangsa Sanjaya pada abad IX (tahun 921 M) terawat dengan baik. Terletak di ketinggian lereng Gunung Ungaran atau sekitar 1.200 mdpl dengan suhu berkisar 19-270C.
Nama Gedong Songo diambilkan dari bahasa Jawa, yakni Gedong dan Songo. Gedong berarti rumah atau bangunan dan Songo artinya sembilan. “Jadi Gedong Songo bisa dimaksudkan sebagai sembilan bangunan,” ujar Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Semarang Partono.
Saat pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles tahun 1740 M, bangunan candi berjumlah tujuh sehingga dilabeli Candi Pitu atau tujuh. Pada 1908- 1911, arkeolog dari Belanda bernama Van Stein Callenfels menemukan lagi dua bangunan candi lainnya. Karenanya, nama Candi Gedong Pitu berubah menjadi Candi Gedong Songo.
Daya pikat lain adalah suguhan pemandangan alamnya. Lokasinya yang berada di ketinggian membuat rimbunnya hutan pinus dan sejuknya udara yang menyeruak di antara lembah dan punggung Gunung Ungaran bisa dinikmati. Perjalanan wisata bisa dilanjutkan ke Rawa Pening. Danau alam seluas 2.670 hektare ini di antara kaki Gunung Telomoyo, Merbabu dan Gunung Ungaran.
Area yang dicakup Rawa Pening meliputi Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening menyuguhkan pemandangan khas perairan darat bersekat pegunungan. Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi Baru Klinthing.
Selanjunya adalah Monumen Palagan Ambarawa. Monumen ini terletak di Jalan MGR Soegiopranoto, Ambarawa. Monumen ini dibangun sebagai pengingat dan simbol perlawanan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), didukung penuh oleh rakyat Ambarawa melawan pasukan sekutu. Pertempuran berlangsung sengit mulai 12-15 Desember 1945.
Kemudian pemandian Muncul. Obyek wisata yang terletak di Desa Rowoboni, Banyubiru ini tidak seperti tempat wisata pemandian atau kolam air pada umumnya. Sumber air Pemandian Muncul berasal dari dasar kolam sehingga air yang ada alami dan bersih. Saking bersih dan jernihnya air, pengunjung dapat melihat dengan jelas dasar kolam.
Dulu sumber mata air di pemandian ini pernah digunakan oleh Sinuhun Paku Buwono IX untuk bersuci diri menjelang bulan puasa. Hingga saat ini kegiatan bersuci jelang Ramadan tetap dipertahankan masyarakat setempat. Wisata air lain yang tak kalah mengasyikkan adalah Pemandian Tirto Argo (Siwarak). Kolam renang ini mempunyai sumber mata air alami dari pegunungan. Suasana rindang dengan hawa sejuk menjadi nilai plus dari kolam ini.
Pemandangan persawahan dan hijaunya hutan Gunung Ungaran melengkapi keasrian Siwarak. Berada di Dusun Blanten, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, berjarak sekitar 2 kilometer dari Ungaran atau sekitar 23 kilometer dari Kota Semarang, kolam renang ini juga dilengkapi wahana seluncuran, air tumbah, dan kolam ikan. Segarnya air pegunungan juga bisa dinikmati di Kolam Bermain The Fountain.
Di tempat ini ada wahana permainan air dan arena outbound, lengkap dengan pemandangan alam dan kesejukan kaki Gunung Ungaran. Berlokasi di Jalan Bima Sakti Raya No 16 Mapagan, Ungaran Barat, The Fountain juga ada fasilitas resto yang menawarkan beragam menu makanan. Sedikit beranjak naik ke lereng Gunung Ungaran, sebuah wisata alam bernuansa petualangan bisa dinikmati di Air Terjun Semirang.
Berada di wilayah Dusun Gintungan, Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat. Kesegaran air yang jatuh dari ketinggian sekitar 45 meter mampu membangkitkan gairah hidup. Jalur khas pendakian gunung menuju lokasi air terjun sangat cocok bagi para penyuka tantangan alam.
Saatnya Anda mengeksplor kuliner yang ada di Kabupaten ini. Hortimart Agro Center, sebuah wisata kuliner unik dengan sajian khas hasil pertanian dan perkebunan. Lokasinya di jalan raya Semarang-Bawen-Semarang No 55, Kecamatan Bawen.
Di tempat ini Anda bisa mengelilingi kebun seluas sekitar 25 hektare dan menikmati aneka produk sayur dan buah-buahan langsung dari pohonnya. Hortimart juga bisa menjadi tempat edukasi mengenai tanaman buah dan sayur. Lokasi kuliner khas lain yang layak dikunjungi adalah Cimory On The Valley di jalan raya Soekarno Hatta Km 30, Kecamatan Bergas.
Bagi Anda pencinta kopi maka Kampung Kopi Banaran di pinggir Jalan Bawen-Salatiga, adalah tempatnya. Di tempat ini ada restoran yang menyajikan beragam minuman kopi khas buatan PTPN IX. Makin lengkap ngopi Anda dengan paduan beragam makanan tradisional.
Agus joko
Tidak salah jika sebagian kalangan menyebut Kabupaten Semarang sebagai surganya Jawa Tengah. Posisinya yang berada di antara kotakota besar di Jawa Tengah dan DIY, yakni Kota Semarang-Solo dan Yogyakarta, membuat daerah ini menjadi wilayah strategis di jalur perlintasan pariwisata.
Mengunjungi Bumi Serasi, julukan Kabupaten Semarang, ada empat obyek yang menjadi destinasi favorit para pencinta wisata, yaitu Candi Gedong Songo, Bukit Cinta-Rawa Pening, Palagan Ambarawa, dan Pemandian Muncul.
Candi Gedong Songo merupakan obyek yang memadukan sejarah dan keindahan alam. Di kawasan ini candi-candi peninggalan Wangsa Sanjaya pada abad IX (tahun 921 M) terawat dengan baik. Terletak di ketinggian lereng Gunung Ungaran atau sekitar 1.200 mdpl dengan suhu berkisar 19-270C.
Nama Gedong Songo diambilkan dari bahasa Jawa, yakni Gedong dan Songo. Gedong berarti rumah atau bangunan dan Songo artinya sembilan. “Jadi Gedong Songo bisa dimaksudkan sebagai sembilan bangunan,” ujar Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Semarang Partono.
Saat pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles tahun 1740 M, bangunan candi berjumlah tujuh sehingga dilabeli Candi Pitu atau tujuh. Pada 1908- 1911, arkeolog dari Belanda bernama Van Stein Callenfels menemukan lagi dua bangunan candi lainnya. Karenanya, nama Candi Gedong Pitu berubah menjadi Candi Gedong Songo.
Daya pikat lain adalah suguhan pemandangan alamnya. Lokasinya yang berada di ketinggian membuat rimbunnya hutan pinus dan sejuknya udara yang menyeruak di antara lembah dan punggung Gunung Ungaran bisa dinikmati. Perjalanan wisata bisa dilanjutkan ke Rawa Pening. Danau alam seluas 2.670 hektare ini di antara kaki Gunung Telomoyo, Merbabu dan Gunung Ungaran.
Area yang dicakup Rawa Pening meliputi Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening menyuguhkan pemandangan khas perairan darat bersekat pegunungan. Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi Baru Klinthing.
Selanjunya adalah Monumen Palagan Ambarawa. Monumen ini terletak di Jalan MGR Soegiopranoto, Ambarawa. Monumen ini dibangun sebagai pengingat dan simbol perlawanan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), didukung penuh oleh rakyat Ambarawa melawan pasukan sekutu. Pertempuran berlangsung sengit mulai 12-15 Desember 1945.
Kemudian pemandian Muncul. Obyek wisata yang terletak di Desa Rowoboni, Banyubiru ini tidak seperti tempat wisata pemandian atau kolam air pada umumnya. Sumber air Pemandian Muncul berasal dari dasar kolam sehingga air yang ada alami dan bersih. Saking bersih dan jernihnya air, pengunjung dapat melihat dengan jelas dasar kolam.
Dulu sumber mata air di pemandian ini pernah digunakan oleh Sinuhun Paku Buwono IX untuk bersuci diri menjelang bulan puasa. Hingga saat ini kegiatan bersuci jelang Ramadan tetap dipertahankan masyarakat setempat. Wisata air lain yang tak kalah mengasyikkan adalah Pemandian Tirto Argo (Siwarak). Kolam renang ini mempunyai sumber mata air alami dari pegunungan. Suasana rindang dengan hawa sejuk menjadi nilai plus dari kolam ini.
Pemandangan persawahan dan hijaunya hutan Gunung Ungaran melengkapi keasrian Siwarak. Berada di Dusun Blanten, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, berjarak sekitar 2 kilometer dari Ungaran atau sekitar 23 kilometer dari Kota Semarang, kolam renang ini juga dilengkapi wahana seluncuran, air tumbah, dan kolam ikan. Segarnya air pegunungan juga bisa dinikmati di Kolam Bermain The Fountain.
Di tempat ini ada wahana permainan air dan arena outbound, lengkap dengan pemandangan alam dan kesejukan kaki Gunung Ungaran. Berlokasi di Jalan Bima Sakti Raya No 16 Mapagan, Ungaran Barat, The Fountain juga ada fasilitas resto yang menawarkan beragam menu makanan. Sedikit beranjak naik ke lereng Gunung Ungaran, sebuah wisata alam bernuansa petualangan bisa dinikmati di Air Terjun Semirang.
Berada di wilayah Dusun Gintungan, Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat. Kesegaran air yang jatuh dari ketinggian sekitar 45 meter mampu membangkitkan gairah hidup. Jalur khas pendakian gunung menuju lokasi air terjun sangat cocok bagi para penyuka tantangan alam.
Saatnya Anda mengeksplor kuliner yang ada di Kabupaten ini. Hortimart Agro Center, sebuah wisata kuliner unik dengan sajian khas hasil pertanian dan perkebunan. Lokasinya di jalan raya Semarang-Bawen-Semarang No 55, Kecamatan Bawen.
Di tempat ini Anda bisa mengelilingi kebun seluas sekitar 25 hektare dan menikmati aneka produk sayur dan buah-buahan langsung dari pohonnya. Hortimart juga bisa menjadi tempat edukasi mengenai tanaman buah dan sayur. Lokasi kuliner khas lain yang layak dikunjungi adalah Cimory On The Valley di jalan raya Soekarno Hatta Km 30, Kecamatan Bergas.
Bagi Anda pencinta kopi maka Kampung Kopi Banaran di pinggir Jalan Bawen-Salatiga, adalah tempatnya. Di tempat ini ada restoran yang menyajikan beragam minuman kopi khas buatan PTPN IX. Makin lengkap ngopi Anda dengan paduan beragam makanan tradisional.
Agus joko
(ftr)