Berat Total 8 Ton Terbuat dari 2.450 Potong Roti
A
A
A
Warak Ngendok, main an khas Kota Semarang yang biasa muncul saat perayaan Dugderan, umumnya terbuat dari kayu, kardus, atau gera bah. Namun menjelang bulan Ramadan tahun ini, ada yang membuat Warak Ngendok raksasa terbuat dari roti bagelen.
Seperti apa? Warak Ngendok raksasa dipajang di Paragon Mal Semarang sejak kemarin hingga Minggu (14/6) nanti. Mai nan berwujud hewan rekaan ini mempunyai tinggi empat meter, lebar dua meter, dan panjang tiga meter. Warak ini dihiasi roti bagelen (roti kering yang dikeringkan) bentuk bulat berdiameter 10 cm dan 15 cm. Total ada 2.450 roti bagelen dihabiskan untuk menyusun Warak Ngendok berhias beragam motif batik, seperti mega mendung, parang, bunga, dan lainnya.
Warak Ngendog ini memiliki berat sekitar 8 ton. “Persiapan sudah dilakukan sejak satu bulan lalu untuk membuat roti bagelen. Roti ini memiliki ketahanan lebih lama maksimal enam bulan,” ujar pemilik Toko Bahan dan Kursus Kue Fortune, Agrippina Aileen. Roti bagelen bulat merupakan terobosan baru sekaligus tantangan bagi Agrippina yang menggandeng I Fen (Hung Cheng Fen).
Biasanya roti bagelen berbentuk lempengan atau bulat kecil. Kesulitan pembuatan roti bagelen model ini karena proses pengeringan harus merata. Mereka saling trial and error sebelum menemukan racikan resep roti bagelen yang pas. Warak Ngendog dipilih karena menyambut bulan Ramadan dan merupakan ikon yang diarak dalam Dugderan. Ada pun motif batik yang dilukis di lapisan roti bagelen menjadi simbol warisan budaya yang patut dilestarikan.
“Roti bagelen ditutup fondant dengan ekstra hati-hati agar menempel sempurna,” tutur pemilik Kue Fortune Semarang, I Fen. Ukiran batik di atas roti bagelen menjadi tantangan selanjutnya. Proses pemasangan di luar kerangka hanya dilakukan lima orang dengan tingkat kesulitan berbeda. “Pemasangan dilakukan oleh ahli untuk menghindari kesalahan dan bisa dipajang sempurna,” katanya.
Tak sedikit pengunjung menggunakan Warak Ngendok raksasa itu sebagai latar belakang selfie, s eperti Agustina saat jalan-jalan di Paragon Mal Semarang. Dia bersama teman-temannya saling bergantian mengambil gambar di depan hiasan tersebut. “Lucu ya Warak Ngendog yang lain dari biasanya,” ujarnya.
Display Warak Ngendog yang terbuat dari roti semakin membuatnya penasaran dengan sesekali melihat lebih dekat. “Butuh ketelatenan membuat Warak Ngendog berukuran seperti ini,” ujar warga kompleks Asrama Tentara ini.l
Hendrati Hapsari
Kota Semarang
Seperti apa? Warak Ngendok raksasa dipajang di Paragon Mal Semarang sejak kemarin hingga Minggu (14/6) nanti. Mai nan berwujud hewan rekaan ini mempunyai tinggi empat meter, lebar dua meter, dan panjang tiga meter. Warak ini dihiasi roti bagelen (roti kering yang dikeringkan) bentuk bulat berdiameter 10 cm dan 15 cm. Total ada 2.450 roti bagelen dihabiskan untuk menyusun Warak Ngendok berhias beragam motif batik, seperti mega mendung, parang, bunga, dan lainnya.
Warak Ngendog ini memiliki berat sekitar 8 ton. “Persiapan sudah dilakukan sejak satu bulan lalu untuk membuat roti bagelen. Roti ini memiliki ketahanan lebih lama maksimal enam bulan,” ujar pemilik Toko Bahan dan Kursus Kue Fortune, Agrippina Aileen. Roti bagelen bulat merupakan terobosan baru sekaligus tantangan bagi Agrippina yang menggandeng I Fen (Hung Cheng Fen).
Biasanya roti bagelen berbentuk lempengan atau bulat kecil. Kesulitan pembuatan roti bagelen model ini karena proses pengeringan harus merata. Mereka saling trial and error sebelum menemukan racikan resep roti bagelen yang pas. Warak Ngendog dipilih karena menyambut bulan Ramadan dan merupakan ikon yang diarak dalam Dugderan. Ada pun motif batik yang dilukis di lapisan roti bagelen menjadi simbol warisan budaya yang patut dilestarikan.
“Roti bagelen ditutup fondant dengan ekstra hati-hati agar menempel sempurna,” tutur pemilik Kue Fortune Semarang, I Fen. Ukiran batik di atas roti bagelen menjadi tantangan selanjutnya. Proses pemasangan di luar kerangka hanya dilakukan lima orang dengan tingkat kesulitan berbeda. “Pemasangan dilakukan oleh ahli untuk menghindari kesalahan dan bisa dipajang sempurna,” katanya.
Tak sedikit pengunjung menggunakan Warak Ngendok raksasa itu sebagai latar belakang selfie, s eperti Agustina saat jalan-jalan di Paragon Mal Semarang. Dia bersama teman-temannya saling bergantian mengambil gambar di depan hiasan tersebut. “Lucu ya Warak Ngendog yang lain dari biasanya,” ujarnya.
Display Warak Ngendog yang terbuat dari roti semakin membuatnya penasaran dengan sesekali melihat lebih dekat. “Butuh ketelatenan membuat Warak Ngendog berukuran seperti ini,” ujar warga kompleks Asrama Tentara ini.l
Hendrati Hapsari
Kota Semarang
(ars)