Warisan Kuliner Etnik ala Cirebon

Minggu, 07 Juni 2015 - 10:40 WIB
Warisan Kuliner Etnik ala Cirebon
Warisan Kuliner Etnik ala Cirebon
A A A
JAWA Barat memiliki aset keragaman kuliner yang unik dan membanggakan. Setiap kawasan di Tatar Priangan, pasti memiliki ciri khas dan olahan etnik yang pantas diburu pencinta masakan tradisional.

Di Cirebon misalnya, kita bisa menjumpai olahan utama bertitel empal gentong dan nasi jamblang yang sangat legendaris.

Sejak zaman kuno hingga era urban seperti sekarang, kedua makanan tersebut masih eksis dan diincar banyak orang. Bagi Anda yang merindukan nasi jamblang dan empal gentong khas Kota Udang, kini tak perlu meluangkan pelesir ke tapal batas Jabar tersebut. Sebab, beragam kedai dengan konsep otentik telah banyak hadir di luar Cirebon. Di Bandung, hidangan mumpuni ini dapat dijumpai di kawasan Sadakeling.

Tak hanya mengadopsi, di tempat ini pula kita bisa menikmati atsmosfer dan cara penyajian yang sama persis seperti aslinya.Nuansa pesisir Cirebon pun bisa kita rasakan lewat sajian empal gentong. Menu yang berbahan dasar daging sapi dan jeroan ini sekilas mirip gulai kuning. Kuahnya kental dengan perasan santan dan potongan daging. Tak hanya daging, di dalamnya juga ada jeroan seperti usus dan babat.

Sejak dari suapan pertama, lidah Anda pun akan digiring pada kuliner khas seperti di tempat asalnya. Pekat, kaya rempah, dan aromanya unik. Di Kedai empal gentong Mang Darma, Anda pun bisa menikmati olahan Cirebon ini dengan rasa paling prima. Sahih saja, karena lokasi ini adalah cabang asli dari Krucuk Cirebon. Empal gentong di kedai yang berlokasi di Jalan Sadakeling No 11 ini, juga punya varian isian yang cukup banyak. Ada daging, babat, usus, tulang muda, kikil, dan cingur yang dicampurkan dengan kuah santan yang pekat.

“Cara memasaknya disesuaikan dengan aslinya. Kuahnya diberi bumbu dari rempah khas seperti jahe, laos, kayu manis, dan salam lalu ditambahkan santan kental. Tapi untuk mendapatkan taste aslinya, jumlah rempah yang dimasukan harus genap 20 jenis. Pasti rasanya gurih dan sama seperti di Cirebon,” ujar Yane, pemilik Kedai Empal Gentong Mang Darma. Rasa yang sesuai selera asal, membuat empal gentong terasa berbeda pada genre kuah sejenis.

Rasanya tak seperti gulai kuning, juga bukan soto betawi yang juga mendaulat jeroan. Ritual bersantap pun terasa kian khidmat, ketika kuah gurih tersebut menebar aromanya yang menawan. Jelas Yane, rahasia itu berasal dari cara memasaknya yang menggunakan peranti gentong gerabah. Selanjutnya, memasak pun wajib menggunakan kayu bakar agar bau eksotik dari kayu itu berbaur sempurna.

Rasa gurih kuah empal gentong langsung terasa begitu masuk mulut. Daging dan jeroannya empuk serta tidak anyir karena ternetralisir oleh bumbu kuah santan yang menyerap. Semangkok empal gentong disajikan dengan sambal yang terbuat dari cabai kering yang dihancurkan, acar, juga potongan jeruk lemon untuk memberikan rasa asam. Ada pula nasi atau lontong. Seporsi empal gentong ditawarkan dengan harga Rp13.500.

Sedangkan jika ditambah nasi atau lontong harga yang ditawarkan adalah Rp16.000. Masyarakat Cirebon juga tak sangat akrab dengan hidangan tradisional nasi jamblang. Bahkan, ada juga varian lain seperti sega lengko alias nasi lengko. Nama nasi Jamblang, pertama kali dicetuskan lantaran olahan ini berasal dari Jamblang, sebuah kawasan di Kabupaten Cirebon.

Lebih khas lagi, nasi Jamblang terasa klasik dengan cara penyajiannya yang menggunakan daun jati sebagai bungkus nasi. Bagi Anda yang gandrung menyantap aneka ragam racikan makanan, nasi jamblang bisa menjadi rekomendasi terwahid. Terlebih, menu ini disajikan dengan gaya prasmanan. Tapi lauk pakuk ala Jamblang juga terbilang langka.

“Menu wajib yang biasa hadir, antara lain sambal goreng petai, balakutak, tahu sayur, paru-paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar, goreng, sambal goreng telur, semur ikan, ikan asin, tahu, temped an masih banyak lagi,” tambahnya. Terang Yane, nasi Jamblang yang dibungkus dengan daun jati juga taksekadar menampilkan sentuhan tradisimemang terbilang Nasi yang digunakan untuk menu ini terbilang unik.

Dibungkus dengan daun jati, nasi ini jadi punya aroma khas dan lebih tahan lama. Nasi untuk menu ini pun disajikan tidak dalam keadaan panas seperti di warung nasi. Ini yang membuatnya berbeda. “Satu hal yang tidak boleh terlewatkan, makan nasi jamblang juga wajib pakai sambal goreng. Sambal gorengnya juga harus menggunakan cabai tanjung yang warnanya merah pekat. Tapi rasanya juga tidak terlalu pedas karena sudah dibuang bijinya,” urainya.

Tak perlu merogoh uang terlalu banyak. Untuk menikmati nasi Jamblang, Anda hanya butuh uang sekitar Rp5.000 untuk standar porsi, nasi dua pincuk daun jati serta lauk pauknya. Harga rata-rata satuan dari item nasi Jamblang dipatok Rp1.000 saja. Menu kawakan lain dari Cirebon, bisa anda buru lewat olahan nasi lengko.

Seporsi nasi plus campuran sayuran ini, mendapuk potongan tempe goreng, tahu goreng, toge, timun, kucai, bawang goreng. Terakhir, disiram dengan sambel kacang serta kecap. Dijamin, acara makan yang murah meriah ini membuat Anda ketagihan untuk menyambangi tempat yang sama di lain hari.

Dini budiman
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6926 seconds (0.1#10.140)