Racik Bahan Bajigur hingga Cabai Rawit Menjadi Cocktail
A
A
A
Meracik bahan-bahan minuman umumnya dilakukan seorang bartender. Untuk menjadi peracik dan pencipta minuman yang andal, ternyata ada ilmunya yakni mixology.
Ketua Program Studi Managemen Tata Hidang Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) Budi Wibowo menjelaskan, mixologyadalah ilmu untuk menciptakan resep minuman. Ilmu ini menurutnya bukanlah ilmu yang mudah dikuasai lantaran dibutuhkan wawasan yang matang dalam mengenal bahan-bahan minuman yang akan diracik.
“Seorang mixologist itu bukan hanya sekedar membuat minuman, melainkan membuat resep minuman baru. Kompetensi dasar yang harus dikuasainya yakni pengetahuan soal bahanbahan minuman yang akan dibuat resep, kandungannya, dan kreativitas dalam me-mixkan bahan-bahan tersebut,” ungkap Budi dalam Mixology Competition 2015 di Kampus STPB, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, belum lama ini. Menurutnya, tren menciptakan resep minuman yang kini sedang boomingyakni memadukan bahan-bahan rempah khas Indonesia dengan bahan minuman lain, baik itu dicampur dengan minuman beralkohol atau tidak.
Dia juga menyebutkan, profesi mixologistkini banyak diminati. Pasalnya, di luar negeri, profesi ini dibayar cukup tinggi. Bahkan, kata Budi, di Eropa maupun Amerika, ilmu menciptakan resep minuman sudah pada level bartronomydimana minuman dibuat dengan cara memasukan bahan makanan menjadi sebuah minuman.
“Contohnya saja ada spageti, tapi ketika dimakan rasanya vodka. Atau jeli yang rasanya long island,” sebutnya. Profesi ini, lanjut Budi, baru dikenal 2009 silam setelah profesi barista mencuat ke permukaan. Hal ini menjadi peluang profesi baru bagi masyarakat. Pasalnya, di Bandung sendiri, profesi ini banyak dibutuhkan . Sertifikasi kompetensi profesi ini pun sudah ada standar nasional maupun internasionalnya. Menurutnya, di Indonesia, sudah ada ratusan orang yang melakoni profesi ini dan industri kuliner pun banyak yang mencari profesi spesifik ini.
Salah seorang peserta Mixology Competition 2015 Liesmulla menyebutkan, tantangan bagi seorang mixologist tidak hanya berkutat dengan minuman berbahan internasional yang sudah umum, melainkan bagaimana membuat resep minuman dengan bahanbahan khas Indonesia yang bisa dikenalkan ke kancah internasional.
“Saat ini rempah-rempah kita mulai diincar oleh para mixologistdi Amerika dan Eropa. Ini kesempatan buat kami agar mendahului mereka untuk membuat minuman cocktail, misalnya yang memiliki komposisi rempah khas Indonesia seperti honje, jahe, kunyit, dan sebagainya,” tutur Liesmulla. Menurutnya, sudah banyak mixologistdi Indonesia yang mencoba hal tersebut. Misalnya membuat cocktaildari bahan bajigur atau menggunakan bumbu pecel, honje, cabe, dan bahkan cabai rawit sekalipun. Tantangannya ada pada kreativitas sang mixologist.
“Ini kesempatan kita para mixologistdi Indonesia untuk memperkenalkan rempahrempah khas Indonesia ke kencah internasional, salah satunya dengan cara membuat resep minuman yang memadukan bahan internasional dengan rempah lokal,” tandasnya.
Anne Rufaidah
Kota Bandung
Ketua Program Studi Managemen Tata Hidang Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) Budi Wibowo menjelaskan, mixologyadalah ilmu untuk menciptakan resep minuman. Ilmu ini menurutnya bukanlah ilmu yang mudah dikuasai lantaran dibutuhkan wawasan yang matang dalam mengenal bahan-bahan minuman yang akan diracik.
“Seorang mixologist itu bukan hanya sekedar membuat minuman, melainkan membuat resep minuman baru. Kompetensi dasar yang harus dikuasainya yakni pengetahuan soal bahanbahan minuman yang akan dibuat resep, kandungannya, dan kreativitas dalam me-mixkan bahan-bahan tersebut,” ungkap Budi dalam Mixology Competition 2015 di Kampus STPB, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, belum lama ini. Menurutnya, tren menciptakan resep minuman yang kini sedang boomingyakni memadukan bahan-bahan rempah khas Indonesia dengan bahan minuman lain, baik itu dicampur dengan minuman beralkohol atau tidak.
Dia juga menyebutkan, profesi mixologistkini banyak diminati. Pasalnya, di luar negeri, profesi ini dibayar cukup tinggi. Bahkan, kata Budi, di Eropa maupun Amerika, ilmu menciptakan resep minuman sudah pada level bartronomydimana minuman dibuat dengan cara memasukan bahan makanan menjadi sebuah minuman.
“Contohnya saja ada spageti, tapi ketika dimakan rasanya vodka. Atau jeli yang rasanya long island,” sebutnya. Profesi ini, lanjut Budi, baru dikenal 2009 silam setelah profesi barista mencuat ke permukaan. Hal ini menjadi peluang profesi baru bagi masyarakat. Pasalnya, di Bandung sendiri, profesi ini banyak dibutuhkan . Sertifikasi kompetensi profesi ini pun sudah ada standar nasional maupun internasionalnya. Menurutnya, di Indonesia, sudah ada ratusan orang yang melakoni profesi ini dan industri kuliner pun banyak yang mencari profesi spesifik ini.
Salah seorang peserta Mixology Competition 2015 Liesmulla menyebutkan, tantangan bagi seorang mixologist tidak hanya berkutat dengan minuman berbahan internasional yang sudah umum, melainkan bagaimana membuat resep minuman dengan bahanbahan khas Indonesia yang bisa dikenalkan ke kancah internasional.
“Saat ini rempah-rempah kita mulai diincar oleh para mixologistdi Amerika dan Eropa. Ini kesempatan buat kami agar mendahului mereka untuk membuat minuman cocktail, misalnya yang memiliki komposisi rempah khas Indonesia seperti honje, jahe, kunyit, dan sebagainya,” tutur Liesmulla. Menurutnya, sudah banyak mixologistdi Indonesia yang mencoba hal tersebut. Misalnya membuat cocktaildari bahan bajigur atau menggunakan bumbu pecel, honje, cabe, dan bahkan cabai rawit sekalipun. Tantangannya ada pada kreativitas sang mixologist.
“Ini kesempatan kita para mixologistdi Indonesia untuk memperkenalkan rempahrempah khas Indonesia ke kencah internasional, salah satunya dengan cara membuat resep minuman yang memadukan bahan internasional dengan rempah lokal,” tandasnya.
Anne Rufaidah
Kota Bandung
(ars)