Ajari Warga Buat Dendeng dan Abon dari Jantung Pisang
A
A
A
SEMARANG - Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang merupakan salah satu sentra penghasil tanaman pisang.
Selain buahnya, tak banyak bagian dari tanaman itu yang dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, misalnya seperti pada bagian jantung pisangnya. Dari kondisi itulah kelompok kreativitas mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mencoba mengenalkan produk olahan dari jantung pisang agar dapat dibuat sendiri oleh masyarakat tempatan untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Inovasi produk dari mahasiswa Undip tersebut adalah dendeng dan abon jantung pisang atau disingkat dengan sebutan Debontusang. Program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Undip yang dirintis Ririh Citra Kumalasari, Rozzaq Alhanif Islamudin, Hamas Musyadad Abdul Aziz, Zamakhsari Alhamid, dan Tuti Yuniatun ini memilih Kelurahan Rowosari sebagai tempat pengabdian, khususnya pada warga RT 5/RW 3 untuk pengembangan debontusang.
Program dimulai oleh para mahasiswa sejak Maret lalu dengan kegiatan rutin di akhir pekan bersama ibu-ibu PKK di kelurahan tersebut. Melalui program pemberdayaan itu ditargetkan akan terbentuk kelompok (usaha mikro kecil menengah) di tengah masyarakat.
Dengan banyaknya partisipasi dari anggota masyarakat setempat untuk membuat Debontusang akan berimbas terhadap peningkatan ekonomi melalui lapangan pekerjaan yang dibuka sendiri oleh masyarakat. Makanan olahan dengan nama Debontusang itu diyakini memiliki banyak kelebihan.
Selain merupakan produk pangan yang terbilang awet, makanan ini mampu mencegah penyakit jantung dan stroke, bahan bakunya yang alami dan ramah lingkungan, serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Jantung pisang yang berupa kelopak berwarna ungu dengan jajaran bunga berwarna putih kekuningan itu selama ini tidak begitu dimanfaatkan sehingga nilai ekonomisnya rendah.
Jantung pisang yang diolah menjadi dendeng dan abon itu tak hanya seperti dendeng ataupun abon biasa. Agar lebih menarik dan bervariasi, juga dibuat level atau tingkatan kandungan pedasnya mulai level 1-5. Tak hanya itu, tiap produk yang diolah dari jantung pisang itu juga diberikan variasi rasa. Seperti rasa ayam, sapu, dan seafood tanpa mengurangi kandungan nutrisi yang dimiliki oleh jantung pisang yang sudah diolah.
“Dengan bervariasinya produk dendeng dan abon jantung pisang ini, kami berharap agar produk ini dapat diterima masyarakat serta menambah varian aneka camilan khas Nusantara sehingga masyarakat RT 5/RW 3 Kelurahan Rowosari, Tembalang dapat semakin mandiri secara ekonomi,” ujar Ketua kelompok mahasiswa Ririh Citra Kumalasari kemarin.
Untuk menjadikan jantung pisang menjadi dendeng, prosesnya hampir sama ketika membuat dendeng dengan bahan baku daging, yakni dipotong tipis dibumbui dengan saus asam, asin atau manis dengan dikeringkan dengan api kecil atau diasinkan dan dijemur. Ketika dibuat menjadi dendeng, jantung pisang memiliki bentuk dan rasa yang hampir sama dengan dendeng dari daging.
Salah satu anggota tim bernama Hamas Musyadad Abdul Aziz menambahkan, buah pisang merupakan komoditas pertanian yang banyak dihasilkan di wilayah Kelurahan Rowosari.
Susilo Himawan
Selain buahnya, tak banyak bagian dari tanaman itu yang dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, misalnya seperti pada bagian jantung pisangnya. Dari kondisi itulah kelompok kreativitas mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mencoba mengenalkan produk olahan dari jantung pisang agar dapat dibuat sendiri oleh masyarakat tempatan untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Inovasi produk dari mahasiswa Undip tersebut adalah dendeng dan abon jantung pisang atau disingkat dengan sebutan Debontusang. Program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Undip yang dirintis Ririh Citra Kumalasari, Rozzaq Alhanif Islamudin, Hamas Musyadad Abdul Aziz, Zamakhsari Alhamid, dan Tuti Yuniatun ini memilih Kelurahan Rowosari sebagai tempat pengabdian, khususnya pada warga RT 5/RW 3 untuk pengembangan debontusang.
Program dimulai oleh para mahasiswa sejak Maret lalu dengan kegiatan rutin di akhir pekan bersama ibu-ibu PKK di kelurahan tersebut. Melalui program pemberdayaan itu ditargetkan akan terbentuk kelompok (usaha mikro kecil menengah) di tengah masyarakat.
Dengan banyaknya partisipasi dari anggota masyarakat setempat untuk membuat Debontusang akan berimbas terhadap peningkatan ekonomi melalui lapangan pekerjaan yang dibuka sendiri oleh masyarakat. Makanan olahan dengan nama Debontusang itu diyakini memiliki banyak kelebihan.
Selain merupakan produk pangan yang terbilang awet, makanan ini mampu mencegah penyakit jantung dan stroke, bahan bakunya yang alami dan ramah lingkungan, serta memiliki nilai ekonomis tinggi. Jantung pisang yang berupa kelopak berwarna ungu dengan jajaran bunga berwarna putih kekuningan itu selama ini tidak begitu dimanfaatkan sehingga nilai ekonomisnya rendah.
Jantung pisang yang diolah menjadi dendeng dan abon itu tak hanya seperti dendeng ataupun abon biasa. Agar lebih menarik dan bervariasi, juga dibuat level atau tingkatan kandungan pedasnya mulai level 1-5. Tak hanya itu, tiap produk yang diolah dari jantung pisang itu juga diberikan variasi rasa. Seperti rasa ayam, sapu, dan seafood tanpa mengurangi kandungan nutrisi yang dimiliki oleh jantung pisang yang sudah diolah.
“Dengan bervariasinya produk dendeng dan abon jantung pisang ini, kami berharap agar produk ini dapat diterima masyarakat serta menambah varian aneka camilan khas Nusantara sehingga masyarakat RT 5/RW 3 Kelurahan Rowosari, Tembalang dapat semakin mandiri secara ekonomi,” ujar Ketua kelompok mahasiswa Ririh Citra Kumalasari kemarin.
Untuk menjadikan jantung pisang menjadi dendeng, prosesnya hampir sama ketika membuat dendeng dengan bahan baku daging, yakni dipotong tipis dibumbui dengan saus asam, asin atau manis dengan dikeringkan dengan api kecil atau diasinkan dan dijemur. Ketika dibuat menjadi dendeng, jantung pisang memiliki bentuk dan rasa yang hampir sama dengan dendeng dari daging.
Salah satu anggota tim bernama Hamas Musyadad Abdul Aziz menambahkan, buah pisang merupakan komoditas pertanian yang banyak dihasilkan di wilayah Kelurahan Rowosari.
Susilo Himawan
(ftr)