Beras Plastik Muncul di Manyaran
A
A
A
SEMARANG - Setelah di Bekasi dan Depok, Jawa Barat, serta Gunungkidul, DIY, beras plastik diduga kembali muncul. Kali ini ditemukan di Kelurahan Manyaran, tepatnya di Jalan Gedingsongo Barat RT 1/RW 2 Kecamatan Semarang Barat.
Penemuan ini sontak membuat geger warga sekitar. Beras plastik diketahui Ngatemi, 45, warga Kelurahan Menyaran, saat menanak nasi. “Saya langsung teriak-teriak memanggil tetangga karena mendapati beras saya ada plastiknya,” kata Ngatemi, kemarin. Kepada wartawan, Ngatemi mengaku awal tak merasa curiga dengan beras yang ditanaknya.
Namun, kecurigaan timbul karena nasi yang dihasilkan lebih lembek dari biasanya. “Setelah tiga kali memasak nasi hasilnya seperti itu, kecurigaan saya semakin bertambah. Setelah saya amati, ternyata ada potongan plastik kecil yang keruh.” “Bentuknya seperti plastik, ada lembaran kecil sekali berwarna buthek (keruh),” tutur perempuan yang mengaku membeli beras, Kamis (28/5) lalu, dari salah satu warung dekat rumahnya.
Mengetahui ada hal tidak beres, Ngatemi kemudian memberitahukan suaminya, Susanto, 47, dan para tetangga. Warga yang mendengar kabar tersebut kemudian ikut mengecek beras dengan mencelupkan ke air dan membakarnya. “Saat dicelupkan ke air, beras tersebut tenggelam. Tapi saat dibakar kata beberapa warga ada bau plastiknya. Saya takut melapor karena takut dikira mengada-ada,” ucapnya.
Namun kabar ada dugaan beras plastik tersebut terdengar hingga Unit Tipiter Polrestabes Semarang. Beberapa petugas dipimpin Kanit Tipiter Polrestabes Semarang AKP Agus datang ke rumah Ngatemi untuk memeriksa beras yang dimasaknya. Di lokasi itu, polisi datang memintai keterangan dan mengambil contoh beras. Setelah itu, petugas mendatangi warung tempat Ngatemi membeli beras.
Di lokasi itu, polisi memeriksa beras berbagai merek, seperti C4, Bunga Matahari yang dibeli Ngatemi. “Saya kulakan di Pasar Karangayu,” kata Marta, pemilik warung kepada petugas kepolisian saat memeriksa.
Sementara AKP Agus mengatakan pihaknya saat ini masih menyelidiki kasus itu. Beberapa sampel beras telah diambil untuk diuji laboratorium. Namun hingga saat ini, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah benar beras itu mengandung plastik atau tidak. “Sementara kami baru lihat wujud beras yang sudah dimasak. Ini kami lab -kan dulu, tapi sejauh ini belum mengarah ke situ (beras plastik),” kata Agus.
Sebelumnya Mabes Polri menyatakan hasil uji laboratorium beras sintetis alias beras plastik yang ditemukan di Bekasi negatif. Beras yang diuji berawal dari laporan seorang warga Bekasi, Dewi Septiani.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, harus dilihat motif penyebaran isu beras plastik itu. Menurut dia, hasil uji laboratorium tidak ditemukan kandungan plastik. “Ya kalau penyelidikan di balik itu kan tentu kita harus lihat motifnya apa,” kata Badrodin di Istana Jakarta, Selasa (26/5).
Namun uji laboratorium PT Sucofindo Bekasi menyatakan berbeda. Beras plastik di Bekasi mengandung tiga unsur plasticer plastik di antaranya, BBP (Benzyil butyl phtalate ), DEHP (bis (2-ethylexyl phatalate), dan DINP (Diisionyl Phatalate), yang mana beras itu sama dengan senyawa plastik.
Andika prabowo/ Sindonews
Penemuan ini sontak membuat geger warga sekitar. Beras plastik diketahui Ngatemi, 45, warga Kelurahan Menyaran, saat menanak nasi. “Saya langsung teriak-teriak memanggil tetangga karena mendapati beras saya ada plastiknya,” kata Ngatemi, kemarin. Kepada wartawan, Ngatemi mengaku awal tak merasa curiga dengan beras yang ditanaknya.
Namun, kecurigaan timbul karena nasi yang dihasilkan lebih lembek dari biasanya. “Setelah tiga kali memasak nasi hasilnya seperti itu, kecurigaan saya semakin bertambah. Setelah saya amati, ternyata ada potongan plastik kecil yang keruh.” “Bentuknya seperti plastik, ada lembaran kecil sekali berwarna buthek (keruh),” tutur perempuan yang mengaku membeli beras, Kamis (28/5) lalu, dari salah satu warung dekat rumahnya.
Mengetahui ada hal tidak beres, Ngatemi kemudian memberitahukan suaminya, Susanto, 47, dan para tetangga. Warga yang mendengar kabar tersebut kemudian ikut mengecek beras dengan mencelupkan ke air dan membakarnya. “Saat dicelupkan ke air, beras tersebut tenggelam. Tapi saat dibakar kata beberapa warga ada bau plastiknya. Saya takut melapor karena takut dikira mengada-ada,” ucapnya.
Namun kabar ada dugaan beras plastik tersebut terdengar hingga Unit Tipiter Polrestabes Semarang. Beberapa petugas dipimpin Kanit Tipiter Polrestabes Semarang AKP Agus datang ke rumah Ngatemi untuk memeriksa beras yang dimasaknya. Di lokasi itu, polisi datang memintai keterangan dan mengambil contoh beras. Setelah itu, petugas mendatangi warung tempat Ngatemi membeli beras.
Di lokasi itu, polisi memeriksa beras berbagai merek, seperti C4, Bunga Matahari yang dibeli Ngatemi. “Saya kulakan di Pasar Karangayu,” kata Marta, pemilik warung kepada petugas kepolisian saat memeriksa.
Sementara AKP Agus mengatakan pihaknya saat ini masih menyelidiki kasus itu. Beberapa sampel beras telah diambil untuk diuji laboratorium. Namun hingga saat ini, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah benar beras itu mengandung plastik atau tidak. “Sementara kami baru lihat wujud beras yang sudah dimasak. Ini kami lab -kan dulu, tapi sejauh ini belum mengarah ke situ (beras plastik),” kata Agus.
Sebelumnya Mabes Polri menyatakan hasil uji laboratorium beras sintetis alias beras plastik yang ditemukan di Bekasi negatif. Beras yang diuji berawal dari laporan seorang warga Bekasi, Dewi Septiani.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, harus dilihat motif penyebaran isu beras plastik itu. Menurut dia, hasil uji laboratorium tidak ditemukan kandungan plastik. “Ya kalau penyelidikan di balik itu kan tentu kita harus lihat motifnya apa,” kata Badrodin di Istana Jakarta, Selasa (26/5).
Namun uji laboratorium PT Sucofindo Bekasi menyatakan berbeda. Beras plastik di Bekasi mengandung tiga unsur plasticer plastik di antaranya, BBP (Benzyil butyl phtalate ), DEHP (bis (2-ethylexyl phatalate), dan DINP (Diisionyl Phatalate), yang mana beras itu sama dengan senyawa plastik.
Andika prabowo/ Sindonews
(ftr)