Pesta Diwarnai Pengemis Sinabung
A
A
A
KARO - Miris. Begitulah pemandangan yang terjadi pada Pesta Budaya Mejuah – juah di Taman Mejuah-juah, Berastagi Kabupaten Karo, Jumat (29/5). Di antara pesta itu, ternyata diwarnai aksi mengemis korban erupsi Gunung Sinabung.
Pemandangan ini berlangsung dari siang hingga sore hari.“ Kami melakukan hal ini karena memang tidak ada lagi uang untuk membeli kebutuhan makan. Belakangan ini juga, perhatian dari pemda sudah sangat berkurang. Kami sangat kecewa. Daripada menghamburkan duit, kan lebih baik membantu pengungsi,”ucap Reh Malem Sembiring, korban erupsi asal Desa Simacem bersama sejumlah pengungsi lainnya.
Sementara pengamatan KORAN SINDO MEDAN, ribuan warga Kabanjahe dan Berastagi tampak menghadiri Pesta Budaya Mejuah-juah. Kegiatan diawali dengan pawai kontingan dari 17 kecamatan.Selain itu juga ada kontingen pelajar mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) negeri/swasta Berastagi.
Kontingen pawai ini diterima langsung oleh Menteri Pariwisata diwakili Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Tazbir; Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut Elisa Marbun mewakiili Gubernur Sumatera Utara, Bupati Karo Terkelin Brahmana; Perwakilan Pangdam I/BB Kolonel (Kav) Halilintar Sembiring. Terlihat juga Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan, Ketua DPRD Karo Nora Else Surbakti. Bupati Karo Terkelin Brahmana dalam sambutannya menyatakan Pesta Mejuah-juah bertujuan untuk mengajak semua masyarakat Karo dapat mengenal secara dekat budayanya.
Kearifan lokal dan warisan leluhur sekaligus sebagai aset negara yang perlu dilestarikan. Sementara sambutan Gubernur Sumatera Utara yang dibacakan oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut Elisa Marbun menyatakan Sumut memiliki kekayaan budaya yang luar biasa kebegamannya. Budaya inilah yang dapat memperkaya budaya nasional dan perlu dilestarikan. Pesta ini, kata dia, sebagai bukti Pemerintah Kabupaten Karo sangat peduli dengan pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang perlu ditanamkan.
Sehingga generasi muda agar dapat lebih mencintai budaya daerahnya terutama budaya Karo. Dia berharap melalui pesta ini juga dapat membangun semangat para seniman untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga tidak punah oleh derasnya budaya asing yang masuk. Selain itu juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Karo.
Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata Tazbir dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sinabung sudah terkenal di dunia, jauh sebelum Indonesia merdeka.Kini disampaikan lagi kepada dunia untuk kembali mengunjungi Sinabung.
Namun bukan hanya untuk membantu pengungsi tetapi juga membangun pariwisata Karo. Pesta Mejuah-juah ini berlangsung hingga Senin (1/6) dengan biaya Rp 544 juta bersumber dari APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo 2015.
Riza pinem
Pemandangan ini berlangsung dari siang hingga sore hari.“ Kami melakukan hal ini karena memang tidak ada lagi uang untuk membeli kebutuhan makan. Belakangan ini juga, perhatian dari pemda sudah sangat berkurang. Kami sangat kecewa. Daripada menghamburkan duit, kan lebih baik membantu pengungsi,”ucap Reh Malem Sembiring, korban erupsi asal Desa Simacem bersama sejumlah pengungsi lainnya.
Sementara pengamatan KORAN SINDO MEDAN, ribuan warga Kabanjahe dan Berastagi tampak menghadiri Pesta Budaya Mejuah-juah. Kegiatan diawali dengan pawai kontingan dari 17 kecamatan.Selain itu juga ada kontingen pelajar mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) negeri/swasta Berastagi.
Kontingen pawai ini diterima langsung oleh Menteri Pariwisata diwakili Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Tazbir; Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut Elisa Marbun mewakiili Gubernur Sumatera Utara, Bupati Karo Terkelin Brahmana; Perwakilan Pangdam I/BB Kolonel (Kav) Halilintar Sembiring. Terlihat juga Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan, Ketua DPRD Karo Nora Else Surbakti. Bupati Karo Terkelin Brahmana dalam sambutannya menyatakan Pesta Mejuah-juah bertujuan untuk mengajak semua masyarakat Karo dapat mengenal secara dekat budayanya.
Kearifan lokal dan warisan leluhur sekaligus sebagai aset negara yang perlu dilestarikan. Sementara sambutan Gubernur Sumatera Utara yang dibacakan oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut Elisa Marbun menyatakan Sumut memiliki kekayaan budaya yang luar biasa kebegamannya. Budaya inilah yang dapat memperkaya budaya nasional dan perlu dilestarikan. Pesta ini, kata dia, sebagai bukti Pemerintah Kabupaten Karo sangat peduli dengan pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang perlu ditanamkan.
Sehingga generasi muda agar dapat lebih mencintai budaya daerahnya terutama budaya Karo. Dia berharap melalui pesta ini juga dapat membangun semangat para seniman untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga tidak punah oleh derasnya budaya asing yang masuk. Selain itu juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Karo.
Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata Tazbir dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sinabung sudah terkenal di dunia, jauh sebelum Indonesia merdeka.Kini disampaikan lagi kepada dunia untuk kembali mengunjungi Sinabung.
Namun bukan hanya untuk membantu pengungsi tetapi juga membangun pariwisata Karo. Pesta Mejuah-juah ini berlangsung hingga Senin (1/6) dengan biaya Rp 544 juta bersumber dari APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo 2015.
Riza pinem
(ars)