Tim Kembali Temukan Keramik Kuno dan Bangunan Suci
A
A
A
TEMANGGUNG - Tim ekskavasi dari Balai Arkeologi Yogyakarta kembali menemukan sebuah bangunan suci dan pecahan keramik kuno di Situs Liyangan, Desa Purbosari, Temanggung, kemarin.
Ketua tim ekskavasi Situs Liyangan, Sugeng Riyanto menyebutkan, bangunan tersebut berada di sisi kanan jalan trasahan, menghadap ke tenggara dengan ukuran 4,5 meter kali 5,5 meter dan tinggi berkisar 1,5 meter. Belum diketahui secara pasti fungsi bangunan tersebut karena di bagian belakang dan kiri atau timurnya belum dibuka. Di dua bagian tersebut masih tertutup material erupsi Gunung Sindoro.
Di bagian depan bangunan suci dilengkapi empat jaladwara atau saluran air. Sedangkan di sisi kiri terdapat enamjaladwara. Namun hanya tersisa satu jaladwara. Lima jaladwara lainnya rusak terkena erupsi Gunung Sindoro abad 10 Masehi. Di bagian atas bangunan terdapat altar berukuran dua meter kali dua meter. Bagian belakang bangunan menyatu dengan sebuah bangunan lain yang belum diketahui bangunan apa sebab belum dibuka.
“Kami masih penasaran, tetapi untuk membuka material belum memungkinkan saat ini,” katanya. Saat evakuasi juga ditemukan sejumlah pecahan keramik kuno yang diperkirakan berasal dari Guangdong, Changsha dan Xian dari Negeri China sekitar abad 9-10 Masehi. Petugas kemudian berusaha merangkai pecahan keramik untuk diteliti lebih lanjut.
Sebelumnya telah ditemukan sejumlah bangunan lain, yakni empat batur candi, satu batur utama di halaman satu, dua batur di halaman dua, dan satu candi di halaman tiga. “Bangunan suci yang ditemukan terakhir terdapat di halaman empat,” kata salah seorang petugas eskavasi.
Ant
Ketua tim ekskavasi Situs Liyangan, Sugeng Riyanto menyebutkan, bangunan tersebut berada di sisi kanan jalan trasahan, menghadap ke tenggara dengan ukuran 4,5 meter kali 5,5 meter dan tinggi berkisar 1,5 meter. Belum diketahui secara pasti fungsi bangunan tersebut karena di bagian belakang dan kiri atau timurnya belum dibuka. Di dua bagian tersebut masih tertutup material erupsi Gunung Sindoro.
Di bagian depan bangunan suci dilengkapi empat jaladwara atau saluran air. Sedangkan di sisi kiri terdapat enamjaladwara. Namun hanya tersisa satu jaladwara. Lima jaladwara lainnya rusak terkena erupsi Gunung Sindoro abad 10 Masehi. Di bagian atas bangunan terdapat altar berukuran dua meter kali dua meter. Bagian belakang bangunan menyatu dengan sebuah bangunan lain yang belum diketahui bangunan apa sebab belum dibuka.
“Kami masih penasaran, tetapi untuk membuka material belum memungkinkan saat ini,” katanya. Saat evakuasi juga ditemukan sejumlah pecahan keramik kuno yang diperkirakan berasal dari Guangdong, Changsha dan Xian dari Negeri China sekitar abad 9-10 Masehi. Petugas kemudian berusaha merangkai pecahan keramik untuk diteliti lebih lanjut.
Sebelumnya telah ditemukan sejumlah bangunan lain, yakni empat batur candi, satu batur utama di halaman satu, dua batur di halaman dua, dan satu candi di halaman tiga. “Bangunan suci yang ditemukan terakhir terdapat di halaman empat,” kata salah seorang petugas eskavasi.
Ant
(ars)