Beras Plastik Diduga dari Karawang
A
A
A
BANDUNG - Ditreskrimsus Polda Jabar mengendus kabar beras plastik (sintesis) dipasok dari Kabupaten Karawang. Tim khusus Polda Jabar saat ini memfokuskan penyelidikan ke sejumlah distributor beras di wilayah itu.
Direktur reskrimsus Polda Jabar Kombes Pol Denny Wirdhan mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan kepolisian di Kabupaten Karawang, terkait penyelidikan itu. Namun sejauh ini petugas belum menemukan tempat pemasok dan produksi beras sintetis tersebut di Karawang.
Walau belum ditemukan, Direskrimsus masih terus melakukan pendalaman terkait informasi tempat atau rumah produksi pembuatan beras sintetis itu. “Intinya kami terus melakukan penyelidikan dan masih fokus di Kabupaten Karawang untuk menelusuri tempat produksi pembuatan beras sintesis ini,” kata Wirdhan.
Terkait temuan beras sintetis di Pasar Tanah Merah, Mutiara Gading, Mustikajaya, Kota Bekasi, pada selasa (19/5) lalu, Polda Jabar melakukan antisipasi. “Kami menindaklanjuti temuan beras sintesis di Bekasi ter utama untuk menelusuri penye barannya di wilayah Jawa Barat. Namun sejauh ini belum ada,” ujar dia.
Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan memastikan, jajarannya akan mengungkap kasus berassistetis. Polda Jabar menurunkan tim khusus untuk melakukan penyelidikan sebagai tindakan represif terhadap para pedagang yang menjual berassintetis. “Kasus beras sinetis ini akan kami ungkap,” kata Iria wan di Mapolres Cimahi kemarin.
Aher Geram
Gubernur Jabar Ahmad Her yawan geram atas beredarnya beras plastik (sintetis) di Jawa Barat. Bahkan Gubernur meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus per edaran beras plastik itu. Menurut Aher, beras palsu merupakan kejahatan pangan yang sangat membahayakan kesehatan masyarakat sehingga pemasoknya harus dihukum berat.
“Tentunya harus diusut. Ini kejahatan di bidang pangan, ini bahaya. Bayangkan kalau kita mengkonsumsi plastik kan bahaya bagi kesehatan,” kata Aher kepada wartawan seusai memimpin upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Gedung Sate, kemarin. Pengusutan sampai tuntas itu ditegaskan Aher cukup penting dilakukan penegak hukum demi melindungi masyarakat.
Sehingga peristiwa semacam itu tidak terjadi lagi. Apalagi beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat. “Ini harus diusut tuntas, jangan sampai kejahatan seperti ini terus terjadi. Mudah-mudahan diusut tuntas dan dihadapkan pada hukum yang berlaku,” ujar Aher. Aherpun telah meminta Dis perindag Jabar segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lapangan, termasuk juga meningkatkan pengawasan.
“Begitu juga dengan pemerintah daerah kabupaten kota, diharapkan bisa lebih meningkatkan pengawasan. Ini sangat penting,” tutur politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. Tetapi pengawasan pundikatakan Aher, tidak hanya dilakukan oleh aparat pemerintah saja, tapi juga masyarakat. Ketika menemukan hal-hal mencurigakan terkait peredaran beras ilegal dari Tiongkok itu, masyarakat bisa segera melapor kepada aparat terkait.
“Kami harapkan masyarakat juga bisa melakukan peman tau an di lapangan. Kalau kami sih terbatas personelnya, tapi kalau masyarakat itu kanada di mana mana. Karena itu, masyarakat yang mengetahui itu (beras sin tetis), segera laporkan,” imbau Aher. Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah Jabar Dewi Sar tika mengatakan, pihaknya ber sama Badan POM menelusuri pemasok beras plastik di Bekasi.
Barang bukti beras plastik telah disita Dinsindag Kota Bekasi. Toko beras yang menyalurkan beras plastik juga sudah di tutup. “Kami telusuri, siapa yang menyebarkan beras sintesis,” kata Dewi. Menurut dia, sampel beras plastik tersebut akan diteliti di Laboratorium Saraswati, Bogor. Hasil uji laboratorium diperkirakan keluar dalam satu atau dua hari ke depan. Jika terbukti mengandung zat berbahaya, pengedar dan penjual dapat dikenai sanksi berat seusai Undang-Undang Nomor 18/ 2012 tentang Pangan.
HLKI Desak Pemerintah Bentuk Tim Khusus
Ketua Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Jawa Barat Banten dan DKI Jakarta Firman Turmantara mendesak pemerintah segera membentuk tim khusus guna menangani kasus beras sintetis. Selain memberikan wawasan tentang bahaya beras tiruan berbahanplastik, tim tersebut juga bertugas menutup akses kemungkinan peredaran secara luas.
“Secara langsung, kami belum menerima laporan. Namun begitu, kami tetap berupaya menghimpun data dari masyarakat terkait isu perlindungan konsumen,” ungkap Firman kepada KORAN SINDO melalui sambungan telepon, kemarin. Saat dihubungi, Firman tengah berada di Semarang, Jawa Tengah dalam rangka menghim pun data terkait isu terkini perlindungan konsumen termasuk peredaran beras sintetis.
Pria yang juga komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) ini menyatakan, HLKI berharap, peme rintah melakukan tindakan cepat dengan cara melakukan verifikasi dan pengecekan melalui laboratorium mengenai dampak beras tiruan terhadap kesehatan masyarakat. Setelah itu, pemerintah harus menyosialisasikan ciri-ciri beras tiruan agar masyarakat tidak tertipu dan mengalami kerugian.
“Tim khusus itu kalau memang sudah menemukannya di lapangan, segera tarik beras tiruan tersebut dari peredaran. Terpenting, kalau ada yang coba-coba menjual atau bahkan membuatnya, tindak saja dengan hukuman tegas,” tutur dia. Menurut Firman, secara logika sederhana, beras tiruan yang terbuat dari plastik sangat berbahaya terhadap kesehatan.
“Kalau pemerintah tidak segera bertindak, berarti negara tidak ada saat rakyat sangat mem butuhkan. HLKI secepatnya akan membuat surat yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan agar sesegera mungkin ber tindak tegas,” ujar Firman.
Masyarakat Diimbau Tak Resah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar menghimbau masyarakat tidak panik menghadapi peredaran beras tiruan. Meskipun sudah ditemukan di Bekasi, tapi belum ada keterangan positif dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). “Sampel beras dari Bekasi su dah dibawa Badan POM. Kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Kami harap pedagang dan masyarakat tidak resah,” kata Kepala Disperindag Jabar Ferry Sofwan Arief, kemarin.
Kepala Dinas Pertanian dan Katahanan Pangan Kota Bandung (Distan KP) Elly Wasliah mengatakan, di Kota Bandung tidak pernah ditemukan adanya peredaran beras sintetis. Hal ini berdasarkan peme riksaan rutin yang dilakukan oleh Distan KP. Untuk memastikan Kota Bandung aman dari peredaran beras sintetis, Distan KP akan meningkatkan pengawasan ter utama di pasar-pasar yang men jual bahan kebutuhan pokok.
“Minggu kemarin baru dilaksanakan pemeriksaan rutin ke lapangan oleh bidang mutu. Itu masih aman dan tidak di temukan beras plastik di Kota Ban dung,” kata Elly. Elly mengimbau masyarakat waspada dan teliti saat membeli. “Harga beras sintetis yang dijual di Bekasi itu kan Rp8.000 per kilo, setara dengan medium dua. Masyarakat jangan tergiur dengan harga murah,” ungkap dia.
Kepala Bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Distan KP Kota Bandung Umi Safitri menuturkan, secara fisik, beras sintetis dapat dibedakan de ngan beras asli. Jika ditinjau dari warna, beras sintetis ber warna bening polos, sedangkan beras asli putih. “Terus kalau di masak, beras plastik tidak menyerap air sehingga menjadi keras dan pecah-pecah,” tutur Umi.
Sidak Untuk mengantisipasi peredaran beras plastik,Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dis perindag) Kabupaten Cianjur melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Muka Cianjur, kemarin. “Setelah melakukan sidak, alhamdulillah, kami tidak menemukan beras sintetis di Pasar Muka, Cianjur. Karena semua pedagang beras di pasar Muka, menjual beras hasil produksi atau pasokan lokal Cianjur,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Kabupaten Cianjur Judi Adi Nugroho, kemarin.
Dia meminta para pedagang beras untuk berhati-hati menerima pasokan terutama dari luar dengan harga lebih murah. Selain itu, juga harus mengenali terlebih dulu beras yang akan dibeli. “Beras sintetis berbahaya itu memiliki ciri-ciri agak panjang seperti sentra ramos. Namun diujungnya tumpul tidak seperti beras asli. Kalau melihat ada beras seperti ini pedagang harus cepat melaporkan ke kepala pasar, nanti akan ditindak lanjuti,” tutur dia.
Sementara itu, masyarakat Majalengka resah terkait peredaran beras sintetis. Mereka hawatir beras itu juga beredar ke Majalengka. Keresahan itu mun cul lantaran masyarakat awam belum bisa membedakan antara beras asli dan beras palsu berbahan dasar plastik. “Jelas resah. Apalagi, setiap hari kan kita makan nasi.
Pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat kalau Majalengka aman dari beras plastik,” kata Milla Muta’aliah, 27, warga Cipeundeuy, Kabupaten Majalengka, kemarin. Kepala Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka Agus Permana memastikan, beras plastik tidak beredar di Kabupaten Majalengka. “Tadi saya sudah kontak seluruh kepala UPTD Pasar, tidak ditemukan beras berbahan plastik di Majalengka,” kata Agus.
Agie permadi/ yugi prasetyo/ nur azis/ fauzan/ ricky susan/ ade nurjanah
Direktur reskrimsus Polda Jabar Kombes Pol Denny Wirdhan mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan kepolisian di Kabupaten Karawang, terkait penyelidikan itu. Namun sejauh ini petugas belum menemukan tempat pemasok dan produksi beras sintetis tersebut di Karawang.
Walau belum ditemukan, Direskrimsus masih terus melakukan pendalaman terkait informasi tempat atau rumah produksi pembuatan beras sintetis itu. “Intinya kami terus melakukan penyelidikan dan masih fokus di Kabupaten Karawang untuk menelusuri tempat produksi pembuatan beras sintesis ini,” kata Wirdhan.
Terkait temuan beras sintetis di Pasar Tanah Merah, Mutiara Gading, Mustikajaya, Kota Bekasi, pada selasa (19/5) lalu, Polda Jabar melakukan antisipasi. “Kami menindaklanjuti temuan beras sintesis di Bekasi ter utama untuk menelusuri penye barannya di wilayah Jawa Barat. Namun sejauh ini belum ada,” ujar dia.
Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan memastikan, jajarannya akan mengungkap kasus berassistetis. Polda Jabar menurunkan tim khusus untuk melakukan penyelidikan sebagai tindakan represif terhadap para pedagang yang menjual berassintetis. “Kasus beras sinetis ini akan kami ungkap,” kata Iria wan di Mapolres Cimahi kemarin.
Aher Geram
Gubernur Jabar Ahmad Her yawan geram atas beredarnya beras plastik (sintetis) di Jawa Barat. Bahkan Gubernur meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus per edaran beras plastik itu. Menurut Aher, beras palsu merupakan kejahatan pangan yang sangat membahayakan kesehatan masyarakat sehingga pemasoknya harus dihukum berat.
“Tentunya harus diusut. Ini kejahatan di bidang pangan, ini bahaya. Bayangkan kalau kita mengkonsumsi plastik kan bahaya bagi kesehatan,” kata Aher kepada wartawan seusai memimpin upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Gedung Sate, kemarin. Pengusutan sampai tuntas itu ditegaskan Aher cukup penting dilakukan penegak hukum demi melindungi masyarakat.
Sehingga peristiwa semacam itu tidak terjadi lagi. Apalagi beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat. “Ini harus diusut tuntas, jangan sampai kejahatan seperti ini terus terjadi. Mudah-mudahan diusut tuntas dan dihadapkan pada hukum yang berlaku,” ujar Aher. Aherpun telah meminta Dis perindag Jabar segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lapangan, termasuk juga meningkatkan pengawasan.
“Begitu juga dengan pemerintah daerah kabupaten kota, diharapkan bisa lebih meningkatkan pengawasan. Ini sangat penting,” tutur politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. Tetapi pengawasan pundikatakan Aher, tidak hanya dilakukan oleh aparat pemerintah saja, tapi juga masyarakat. Ketika menemukan hal-hal mencurigakan terkait peredaran beras ilegal dari Tiongkok itu, masyarakat bisa segera melapor kepada aparat terkait.
“Kami harapkan masyarakat juga bisa melakukan peman tau an di lapangan. Kalau kami sih terbatas personelnya, tapi kalau masyarakat itu kanada di mana mana. Karena itu, masyarakat yang mengetahui itu (beras sin tetis), segera laporkan,” imbau Aher. Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah Jabar Dewi Sar tika mengatakan, pihaknya ber sama Badan POM menelusuri pemasok beras plastik di Bekasi.
Barang bukti beras plastik telah disita Dinsindag Kota Bekasi. Toko beras yang menyalurkan beras plastik juga sudah di tutup. “Kami telusuri, siapa yang menyebarkan beras sintesis,” kata Dewi. Menurut dia, sampel beras plastik tersebut akan diteliti di Laboratorium Saraswati, Bogor. Hasil uji laboratorium diperkirakan keluar dalam satu atau dua hari ke depan. Jika terbukti mengandung zat berbahaya, pengedar dan penjual dapat dikenai sanksi berat seusai Undang-Undang Nomor 18/ 2012 tentang Pangan.
HLKI Desak Pemerintah Bentuk Tim Khusus
Ketua Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Jawa Barat Banten dan DKI Jakarta Firman Turmantara mendesak pemerintah segera membentuk tim khusus guna menangani kasus beras sintetis. Selain memberikan wawasan tentang bahaya beras tiruan berbahanplastik, tim tersebut juga bertugas menutup akses kemungkinan peredaran secara luas.
“Secara langsung, kami belum menerima laporan. Namun begitu, kami tetap berupaya menghimpun data dari masyarakat terkait isu perlindungan konsumen,” ungkap Firman kepada KORAN SINDO melalui sambungan telepon, kemarin. Saat dihubungi, Firman tengah berada di Semarang, Jawa Tengah dalam rangka menghim pun data terkait isu terkini perlindungan konsumen termasuk peredaran beras sintetis.
Pria yang juga komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) ini menyatakan, HLKI berharap, peme rintah melakukan tindakan cepat dengan cara melakukan verifikasi dan pengecekan melalui laboratorium mengenai dampak beras tiruan terhadap kesehatan masyarakat. Setelah itu, pemerintah harus menyosialisasikan ciri-ciri beras tiruan agar masyarakat tidak tertipu dan mengalami kerugian.
“Tim khusus itu kalau memang sudah menemukannya di lapangan, segera tarik beras tiruan tersebut dari peredaran. Terpenting, kalau ada yang coba-coba menjual atau bahkan membuatnya, tindak saja dengan hukuman tegas,” tutur dia. Menurut Firman, secara logika sederhana, beras tiruan yang terbuat dari plastik sangat berbahaya terhadap kesehatan.
“Kalau pemerintah tidak segera bertindak, berarti negara tidak ada saat rakyat sangat mem butuhkan. HLKI secepatnya akan membuat surat yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan agar sesegera mungkin ber tindak tegas,” ujar Firman.
Masyarakat Diimbau Tak Resah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar menghimbau masyarakat tidak panik menghadapi peredaran beras tiruan. Meskipun sudah ditemukan di Bekasi, tapi belum ada keterangan positif dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). “Sampel beras dari Bekasi su dah dibawa Badan POM. Kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Kami harap pedagang dan masyarakat tidak resah,” kata Kepala Disperindag Jabar Ferry Sofwan Arief, kemarin.
Kepala Dinas Pertanian dan Katahanan Pangan Kota Bandung (Distan KP) Elly Wasliah mengatakan, di Kota Bandung tidak pernah ditemukan adanya peredaran beras sintetis. Hal ini berdasarkan peme riksaan rutin yang dilakukan oleh Distan KP. Untuk memastikan Kota Bandung aman dari peredaran beras sintetis, Distan KP akan meningkatkan pengawasan ter utama di pasar-pasar yang men jual bahan kebutuhan pokok.
“Minggu kemarin baru dilaksanakan pemeriksaan rutin ke lapangan oleh bidang mutu. Itu masih aman dan tidak di temukan beras plastik di Kota Ban dung,” kata Elly. Elly mengimbau masyarakat waspada dan teliti saat membeli. “Harga beras sintetis yang dijual di Bekasi itu kan Rp8.000 per kilo, setara dengan medium dua. Masyarakat jangan tergiur dengan harga murah,” ungkap dia.
Kepala Bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Distan KP Kota Bandung Umi Safitri menuturkan, secara fisik, beras sintetis dapat dibedakan de ngan beras asli. Jika ditinjau dari warna, beras sintetis ber warna bening polos, sedangkan beras asli putih. “Terus kalau di masak, beras plastik tidak menyerap air sehingga menjadi keras dan pecah-pecah,” tutur Umi.
Sidak Untuk mengantisipasi peredaran beras plastik,Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dis perindag) Kabupaten Cianjur melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Muka Cianjur, kemarin. “Setelah melakukan sidak, alhamdulillah, kami tidak menemukan beras sintetis di Pasar Muka, Cianjur. Karena semua pedagang beras di pasar Muka, menjual beras hasil produksi atau pasokan lokal Cianjur,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Kabupaten Cianjur Judi Adi Nugroho, kemarin.
Dia meminta para pedagang beras untuk berhati-hati menerima pasokan terutama dari luar dengan harga lebih murah. Selain itu, juga harus mengenali terlebih dulu beras yang akan dibeli. “Beras sintetis berbahaya itu memiliki ciri-ciri agak panjang seperti sentra ramos. Namun diujungnya tumpul tidak seperti beras asli. Kalau melihat ada beras seperti ini pedagang harus cepat melaporkan ke kepala pasar, nanti akan ditindak lanjuti,” tutur dia.
Sementara itu, masyarakat Majalengka resah terkait peredaran beras sintetis. Mereka hawatir beras itu juga beredar ke Majalengka. Keresahan itu mun cul lantaran masyarakat awam belum bisa membedakan antara beras asli dan beras palsu berbahan dasar plastik. “Jelas resah. Apalagi, setiap hari kan kita makan nasi.
Pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat kalau Majalengka aman dari beras plastik,” kata Milla Muta’aliah, 27, warga Cipeundeuy, Kabupaten Majalengka, kemarin. Kepala Dinas KUKM Perindag Kabupaten Majalengka Agus Permana memastikan, beras plastik tidak beredar di Kabupaten Majalengka. “Tadi saya sudah kontak seluruh kepala UPTD Pasar, tidak ditemukan beras berbahan plastik di Majalengka,” kata Agus.
Agie permadi/ yugi prasetyo/ nur azis/ fauzan/ ricky susan/ ade nurjanah
(bbg)