Penggila Batu Akik Mengais di Reruntuhan Pasar Johar
A
A
A
SEMARANG - Puluhan penggila batu akik sibuk mengais reruntuhan bekas kebakaran di salah satu lokasi Pasar Johar, Rabu (13/5/2015).
Mereka nekat mengais reruntuhan kaca dan besi serta paku tajam hanya untuk mendapatkan batu yang tidak habis terbakar.
Menggunakan alat seadanya, mereka membongkar puing-puing reruntuhan untuk mencari batu tersebut.
Keseriusan begitu terlihat dari wajah mereka melihat setiap benda yang ditemukan dari serpihan sisa kebakaran itu.
Tak sedikit mereka yang berhasil menemukan batu akik yang masih utuh. Namun banyak pula yang menemukan batu akik yang sudah pecah menjadi bagian kecil-kecil.
Namun, semua itu tetap mereka kumpulkan untuk diolah menjadi batu akik walaupun dengan ukuran kecil.
Salah satu pencari batu akik di reruntuhan Pasar Johar adalah Rudi Hartono (38) warga Semarang Utara.
Sejak pagi hari, dirinya langsung menuju tempat yang biasa digunakan pedagang untuk menjajakan batu akiknya.
“Ini tadi dapat banyak batu, namun kondisinya sudah pecah-pecah. Tapi saya dapat satu batu yang masih utuh, yakni batu Blue Safir. Kalau dijual harganya lumayan, bisa mencapai Rp2,5 juta,” kata Rudi.
Menurut Rudi, dirinya mengetahui jika sebelum terbakar salah satu kios itu adalah penjual batu akik.
Untuk itu, dirinya mencari peruntungan dengan mengais reruntuhan dan mencari batu yang saat ini sedang naik daun itu.
Selain Rudi, puluhan pencari batu akik lain juga sibuk mengais reruntuhan. Tak hanya mencari batu, mereka juga banyak yang menemukan emban atau cincin tempat batu akik dipasang. Juga, ada pula yang menemukan benda-benda yang memiliki harga jual tinggi.
“Ini saya mendapatkan keris kecil semar mesem dan keris luk tiga. Lumayan buat tambah koleksi saya,” kata Rizal (39) salah satu warga.
Rizal mengaku sengaja datang ke lokasi itu untuk mencari benda antik tersebut. Sebab sama dengan yang lain, dirinya juga mengetahui jika lokasi itu menjadi pusat penjualan batu akik dan benda antik lainnya.
“Saya juga mengumpulkan koin-koin lawas yang banyak di jual di sini dulunya. Lumayan bisa dibersihkan dan untuk koleksi. Selain itu, benda-benda ini juga laku kalau dijual kembali,” pungkasnya.
Mereka nekat mengais reruntuhan kaca dan besi serta paku tajam hanya untuk mendapatkan batu yang tidak habis terbakar.
Menggunakan alat seadanya, mereka membongkar puing-puing reruntuhan untuk mencari batu tersebut.
Keseriusan begitu terlihat dari wajah mereka melihat setiap benda yang ditemukan dari serpihan sisa kebakaran itu.
Tak sedikit mereka yang berhasil menemukan batu akik yang masih utuh. Namun banyak pula yang menemukan batu akik yang sudah pecah menjadi bagian kecil-kecil.
Namun, semua itu tetap mereka kumpulkan untuk diolah menjadi batu akik walaupun dengan ukuran kecil.
Salah satu pencari batu akik di reruntuhan Pasar Johar adalah Rudi Hartono (38) warga Semarang Utara.
Sejak pagi hari, dirinya langsung menuju tempat yang biasa digunakan pedagang untuk menjajakan batu akiknya.
“Ini tadi dapat banyak batu, namun kondisinya sudah pecah-pecah. Tapi saya dapat satu batu yang masih utuh, yakni batu Blue Safir. Kalau dijual harganya lumayan, bisa mencapai Rp2,5 juta,” kata Rudi.
Menurut Rudi, dirinya mengetahui jika sebelum terbakar salah satu kios itu adalah penjual batu akik.
Untuk itu, dirinya mencari peruntungan dengan mengais reruntuhan dan mencari batu yang saat ini sedang naik daun itu.
Selain Rudi, puluhan pencari batu akik lain juga sibuk mengais reruntuhan. Tak hanya mencari batu, mereka juga banyak yang menemukan emban atau cincin tempat batu akik dipasang. Juga, ada pula yang menemukan benda-benda yang memiliki harga jual tinggi.
“Ini saya mendapatkan keris kecil semar mesem dan keris luk tiga. Lumayan buat tambah koleksi saya,” kata Rizal (39) salah satu warga.
Rizal mengaku sengaja datang ke lokasi itu untuk mencari benda antik tersebut. Sebab sama dengan yang lain, dirinya juga mengetahui jika lokasi itu menjadi pusat penjualan batu akik dan benda antik lainnya.
“Saya juga mengumpulkan koin-koin lawas yang banyak di jual di sini dulunya. Lumayan bisa dibersihkan dan untuk koleksi. Selain itu, benda-benda ini juga laku kalau dijual kembali,” pungkasnya.
(sms)