Yuk, Menyeruput Mantapnya Kopi Asal Simalungun di Starbucks

Senin, 06 Januari 2020 - 10:59 WIB
Yuk, Menyeruput Mantapnya Kopi Asal Simalungun di Starbucks
Pasokan kopi di Starbucks salah satu jenis kopinya Arabika berasal dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. (Foto/SINDOnews/Dok)
A A A
SIMALUNGUN - Anda sering berkunjung ke kafe Starbucks dan memesan kopi di sana? Tahukah Anda bahwa pasokan salah satu jenis kopinya Arabika berasal dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara?

Ya, betul. Kopi Arabika asal Kabupaten Simalungun kini sudah naik kelas, bisa bersaing dengan kopi sejenis atau lainnya dari daerah lainnya.

Pasokan kopi asal Simalungun masuk ke kafe Starbucks bukan hanya yang ada di Indonesia tetapi juga dari negara lainnya. Ini diawali kunjungan para pengusaha kopi dari Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Hongkong, Philipina, dan Thailand telah melakukan kunjungan ke sejumlah kecamatan yang menjadi sentra produksi kopi di Kabupaten Simalungun, akhir Mei 2013.

Selama ini ternyata Starbucks sudah menggunakan kopi Simalungun. Namun belum mengetahui bentuk tanamannya dan di mana daerahnya. Sehingga saat berkunjung ke kecamatan-kecamatan sentra produksi kopi mereka sangat tertarik dan menyatakan keinginan untuk memasarkan dengan label daerah.

Para pengusaha kedai kopi Starbucks tertarik dengan kopi Simalungun, karena cita rasanya tidak kalah dengan kopi dari negara-negara lain produsen kopi, seperti Brasil, Kolombia, Vietnam, dan Ethopia. Selain itu, penggunaan pestisidanya masih di bawah ambang batas.

Produksi kopi Simalungun dari 11 kecamatan saat ini mencapai 9.260 ton per tahun dari luas areal tanaman kopi 11.740 hektare dan bisa dipanen setiap bulan.

Kepala Dinas Pertanian Pemkab Simalungun Ruslan Sitepu mengatakan,kopi Simalungun sejak 6 tahun belakangan ini sudah dibidik pengusaha kedai kopi Starbucks di 15 negara untuk disuguhkan kepada pengunjung dengan label daerah. Karena cita rasanya tidak kalah dengan kopi dari negara-negara produsen kopi lainnya.

Dia mengatakan, setelah para pengusaha kedai kopi Starbucks yang diantaranya berasal dari Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Hongkong, Philipina, dan Thailand telah melakukan kunjungan ke sejumlah kecamatan yang menjadi sentra produksi kopi di Kabupaten Simalungun, akhir Mei 2013 lalu,kopi Simalungun sangat diminati dan layam dikonsumsi penikmat kopi di sejumlah negara Asia dan Eropa.

"Kedai kopi Starbucks di sejumlah negara ternyata selama ini sudah menggunakan kopi Simalungun. Namun belum mengetahui bentuk tanamannya dan di mana daerahnya. Sehingga saat berkunjung ke kecamatan-kecamatan sentra produksi kopi di daerah ini (Simalungun) tahun 2013 lalu, mereka sangat tertarik dan menyatakan keiinginan untuk memasarkan dengan label daerah," ujarnya kepada SINDOnews.com.

Menurutnya, para pengusaha kedai kopi Starbucks tertarik dengan kopi Simalungun, karena cita rasanya tidak kalah dengan kopi dari negara-negara lain produsen kopi, seperti Brasil, Kolombia, Vietnam, dan Ethopia. Selain itu, penggunaan pestisidanya masih di bawah ambang batas.

Saat ini Pemkab Simalungun sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah investor dalam pengembangan pemasaran kopi Simalungun. Khususnya jenis arabika untuk diproduksi secara besar-besaran dalam kemasan berlabel Kabupaten Simalungun. Sehingga produknya lebih dikenal di pasar internasional.

Produksi kopi Simalungun dari 11 kecamatan saat ini mencapai 9.260 ton per tahun dari luas areal tanaman kopi 11.740 hektare dan bisa dipanen setiap bulan.

Dia menambahkan Dinas Pertanian Pemkab Simalungun secara bertahap menambah luas areal perkebunan kopi baru ,seluas 2000 hektar di kecamatan Silimakuta mulai tahun 2018 dengan memanfaatkan lahan tidur yang selama ini tidak dimanfaatkan.

Menurutnya,perluasan areal perkebunan kopi di Kecamatan Silimakuta dalam rangka meningkatkan produksi kopi Simalungun dan menjadikan kecamatan tersebut sebagai salah satu daerah sentra produksi kopi di Sumatera Utara

Dia menambahkan selama ini di Simalungun terdapat hampir 18.850 hektar areal kopi Arabika dan Robusta yang masih produktif dengan produksi rata-rata 9.260 ton per tahun,sehingga diharapkan dengan adanya perluasan areal perkebunan kopi di Saribudolok produksi kopi minimal bisa meningkat 30 % dari sekarang ini.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.4831 seconds (0.1#10.140)