Imbas Corona, Medan Lengang Masyarakat Bingung Cari Nafkah

Senin, 23 Maret 2020 - 11:16 WIB
Imbas Corona, Medan Lengang Masyarakat Bingung Cari Nafkah
Suasana Jalan Protokol Jendral Gatot Subroto tampak lengang pasca wabah virus corona menerpa Indonesia, Senin (23/3/2020). (Foto:SINDONews/Zailani)
A A A
MEDAN - Dampak wabah virus corona (Covid-19) berimbas terhadap pelaku usaha baik sektor angkutan umum maupun pedagang kaki lima (PKL). Sejak diberlakukannya libur sekolah dan imbauan jauhi keramaian, jalanan tampak lengang dan pendapatan masyarakatpun tergerus.

Dari pantauan SINDONews.com, Senin (23/3/2020) sejumlah ruas jalan protokol di Kota Medan tampak sepi. Seperti di jalan Kapten Muslim Medan, aktivistas di Plaza Millenium tak seperti biasa. Pusat perbelanjaan handphone terbesar di Kota Medan tersebut sepi dan hanya terlihat angkutan umum melintas tanpa muatan penumpang.

Aktivitas baru tampak di Pasar Sei Sikambing. Transaksi jual beli masih tampak ramai, bahkan sejumlah pedagang mengenakan masker masih menggelar dagangan di ruas jalan protokol. Bahkan, jalan protokol Jendral Gatot Subroto yang biasa ramai kendaraan juga tampak sepi.

Sejumlah pertokoan hingga pukul 10.00 WIB, masih banyak yang tutup. Perempatan jalan pengendara bebas melintas tampa mematuhi rambu-rambu lalulintas.

Muhammad Hanafih (48) pedagang susu kedelai keliling mengatakan sejak wabah corona dua pekan ini pendapatannya sama sekali habis. Sejumlah perkantoran tempatnya biasa berjualan kini sudah tidak diperkenankan lagi masuk karena takut corona. "Biasa ratusna bungkus habis, sekarang lakupun tidak," katanya kesal.

Hal senada juga diungkapkan penjual sarapan pagi, Buyung (59) warga Jalan Gatot Subroto. Merebaknya wabah corona secara otomatis menggerus pendapatannya setiap hari. Bahkan, usaha berjualan gorengan kini tidak pernah habis, bahkan terbuang karena tidak ada pembeli.

Demikian pula diungkapkan Ojek online Iqbal yang setiap hari mangkal di sejumlah sekolah. Sejak libur sekolah dua pekan lalu, Iqbal sepi penumpang bahkan pesanan orderan makanan juga tidak ada sama sekali.

Sejumlah masyarakat juga resah dan bingung. Selain aktivitas terhenti, warga juga bertanya-tanya kabijakan apa yang dilakukan Pemprov Sumut maupun Pemkot Medan.

"Sampe sekarang masyarakat dibuat binggung, kalau memang mencegah wabah corona, mengapa hanya perkantoran pemerintahan dan kepolisian yang disemprot cairan disinfektan, bukan pemukiman masyarakat. Sampe sekarang masyarakat hanya diimbau di rumah. Kalau begini terus mau makan apa," kata Hanafi.

Seperti dikatakan Choking, budayawan Kota Medan. Dia menilai, imbauan-imbauan yang disampaikan pemerintah Sumut dan Kota Medan tidak dibarengi dengan tindakan nyata sebagaimana dilakukan daerah lain di Indonesia.

"Seharusnya Gubernur dan Plt Wali Kota Medan sudah aksen di lapangan, membuat gerakan massa menyemprotkan disinfektan baik di lingkungan masyarakat maupun fasilitas publik. " katanya.

Namun kenyataannya, hingga dua pekan ini baik Pemprovsu maupun Pemkot Medan hanya mempertontonkan kebijakan-kebijakan yang membuat masyarakat phobia. "Memang wabah ini harus diwaspadai, tapi pemerintah juga harus memperhitungkan masyarakat yang sehari-hari mencari nafkah untuk makan hari ini," katanya.

Choking optimis jika dilakukan gerakan massa penyemprotan disinfektan hingga seluruh lingkungan dengan melibatkan masyarakat maka semua akan paham akan imbauan yang disampaikan pemerintah untuk memerangi virus corona. "yang dibutuhkan itu tindakan nyata, hingga masyarakat paham sampai kapan ini berakhir," tandasnya.
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5947 seconds (0.1#10.140)