Yuk! Kunjungi Pulau Sabu, Surga Wisata di Tanah Timor
A
A
A
KUPANG - Pulau Sabu, menghadirkan keindahan alam yang luar biasa di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, selama ini lokasinya masih jarang terekspos.
Pulau Sabu ini mungkin masih kalah populer dibandingkan destinasi lain di NTT, seperti Taman Nasional Komodo atau Pulau Sumba. Meskipun begitu, pulau ini memiliki daya tarik wisata alam yang membuatnya layak masuk dalam bucketlist kamu.
Sabu dikenal juga dengan sebutan Sawu atau Savu. Penduduk setempat menyebutnya Rai Hawu, yang berarti tanah hawu atau tanah orang Sabu. Pulau ini juga merupakan yang terbesar di Kabupaten Sabu Raijua, disusul Raijua dan Dana.
Secara geografis, Pulau Sabu terletak di antara Pulau Sumba dan Pulau Rote. Akses paling cepat dan mudah menuju Sabu adalah dari Kupang.
Saat ini sudah ada penerbangan Susi Air dari Bandara El Tari menuju Bandara Terdamu di Pulau Sabu. Namun rute ini belum dilayani oleh pesawat komersial.
Agar bisa tiba di Pulau Sabu, wisatawan dan warga lokal umumnya menggunakan Kapal Express Cantika untuk penyeberangan Kupang dan Sabu. Penyeberangan dilakukan tiap hari, dengan harga tiket VIP Rp260 ribu dan memakan waktu kurang lebih lima jam.
Alternatif lainnya adalah menggunakan kapal ferry Tungka. Moda transportasi ini berangkat tiap pukul 21.00 dengan harga tiket Rp250 ribu dan berdurasi 10 jam.
Periode terbaik berkunjung ke Pulau Sabu adalah Maret sampai November. Hampir sama dengan pulau-pulau di NTT lainnya, Sabu identik dengan iklim panas, musim kemarau panjang, serta curah hujan rendah.
Dalam setahun, musim hujan di Sabu hanya berlangsung antara 15 sampai 70 hari. Tak heran bila sejauh mata memandang hanya tampak bukit-bukit kapur kering di pulau ini.
Selain identik dengan panas dan kering, Sabu yang letaknya berdekatan dengan benua Australia juga dipengaruhi oleh musim angin barat. Pada periode ini angin bertiup kencang dan ombak laut tinggi, sehingga mengganggu aktivitas nelayan dan penyeberangan.
Berikut destinasi wisata Pulau Sabu dan pesonanya yang wajib dikunjungi seperti dikutip dari Travelingyuk.
1. Kelabba Maja
Destinasi utama di Sabu tentu saja Kelabba Maja. Dijuluki sebagai Grand Canyonnya NTT, lokasi ini memiliki keunikan alam sekaligus nilai sakral yang dilestarikan masyarakat Pulau Sabu. Deretan tebing kapur berwarna merah tua, pink, coklat, putih, dan kelabu itu diperkirakan terbentuk lebih dari 70 juta tahun yang lalu.
Sabu sendiri merupakan percabangan dua jalur geantiklinal Busur Banda yang dikelilingi terumbu karang dengan ketinggian mencapai 300 mdpl. Salah satunya membentuk Kelabba Maja. Menurut bahasa setempat, Kelabba Maja berasal dari kata kelabba berarti tanah abu, dan maja bermakna tempat para dewa.
Tiga batu besar di lokasi ini melambangkan sosok bapak, ibu dan anak. Di antara ketiga batu tersebut ada satu tempat yang dijadikan altar persembahan bagi Dewa Maja. Tiap purnama bulan Juli, warga setempat melakukan ritual pemotongan hewan kurban untuk memohon keselamatan dan kesuburan.
Oktober 2018 lalu, Kelabba Maja dinobatkan sebagai surga tersembunyi terpopuler dan meraih juara satu dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018. Hal ini menjadi momentum positif bagi pelaku wisata di Pulau Sabu untuk mempromosikan Kelabba Maja dan obyek-obyek wisata lainnya.
2. Goa Lie Madira
Goa ini hampir mirip dengan Goa Kristal di Kupang. Untuk masuk ke dalam goa, pengunjung harus lewat lorong kecil dan gelap sejauh kurang lebih 100 meter. Di dalamnya terdapat kolam air tawar yang dingin dan segar.
3. Desa Adat Namata
Desa Adat Namata mengingatkan pada beberapa desa adat di Flores dan Sumba. Uniknya desa ini memiliki sembilan batu besar yang dikeramatkan dan konon semuanya berasal dari laut. Para pengunjung Desa Adat Namata bisa menyewa baju adat Sabu dan berfoto dengan latar belakang suasana kampung Namata.
4. Danau Lederaga
Sepintas Danau Lederaga terlihat mirip dengan Danau Wekuri di Pulau Sumba. Namun, setelah diperhatikan ulang, danau ini lebih kecil dan suasananya lebih sepi serta alami. Lokasi Danau Lederaga memang sangat terpencil. Bahkan beberapa warga lokal pun tidak mengetahui lokasi danau air payau ini.
5. Pantai Lederaga dan Pantai Seba
Sekitar 200 meter dari Danau Lederaga terbentang pantai dengan pemandangan barisan batuan karang identik menjulang tinggi. Dari lokasi ini wisatawan bisa melihat jelas Pulau Raijua di sisi barat Pulau Sabu.
Berada di sekitar dermaga Pelabuhan Seba, Pantai Seba relatif landai dan bersih. Cocok untuk berenang karena ombak dan arusnya tak terlalu besar. Pantai Seba juga cocok menjadi tempat untuk menghabiskan senja dan menikmati sunset.
Pulau Sabu ini mungkin masih kalah populer dibandingkan destinasi lain di NTT, seperti Taman Nasional Komodo atau Pulau Sumba. Meskipun begitu, pulau ini memiliki daya tarik wisata alam yang membuatnya layak masuk dalam bucketlist kamu.
Sabu dikenal juga dengan sebutan Sawu atau Savu. Penduduk setempat menyebutnya Rai Hawu, yang berarti tanah hawu atau tanah orang Sabu. Pulau ini juga merupakan yang terbesar di Kabupaten Sabu Raijua, disusul Raijua dan Dana.
Secara geografis, Pulau Sabu terletak di antara Pulau Sumba dan Pulau Rote. Akses paling cepat dan mudah menuju Sabu adalah dari Kupang.
Saat ini sudah ada penerbangan Susi Air dari Bandara El Tari menuju Bandara Terdamu di Pulau Sabu. Namun rute ini belum dilayani oleh pesawat komersial.
Agar bisa tiba di Pulau Sabu, wisatawan dan warga lokal umumnya menggunakan Kapal Express Cantika untuk penyeberangan Kupang dan Sabu. Penyeberangan dilakukan tiap hari, dengan harga tiket VIP Rp260 ribu dan memakan waktu kurang lebih lima jam.
Alternatif lainnya adalah menggunakan kapal ferry Tungka. Moda transportasi ini berangkat tiap pukul 21.00 dengan harga tiket Rp250 ribu dan berdurasi 10 jam.
Periode terbaik berkunjung ke Pulau Sabu adalah Maret sampai November. Hampir sama dengan pulau-pulau di NTT lainnya, Sabu identik dengan iklim panas, musim kemarau panjang, serta curah hujan rendah.
Dalam setahun, musim hujan di Sabu hanya berlangsung antara 15 sampai 70 hari. Tak heran bila sejauh mata memandang hanya tampak bukit-bukit kapur kering di pulau ini.
Selain identik dengan panas dan kering, Sabu yang letaknya berdekatan dengan benua Australia juga dipengaruhi oleh musim angin barat. Pada periode ini angin bertiup kencang dan ombak laut tinggi, sehingga mengganggu aktivitas nelayan dan penyeberangan.
Berikut destinasi wisata Pulau Sabu dan pesonanya yang wajib dikunjungi seperti dikutip dari Travelingyuk.
1. Kelabba Maja
Destinasi utama di Sabu tentu saja Kelabba Maja. Dijuluki sebagai Grand Canyonnya NTT, lokasi ini memiliki keunikan alam sekaligus nilai sakral yang dilestarikan masyarakat Pulau Sabu. Deretan tebing kapur berwarna merah tua, pink, coklat, putih, dan kelabu itu diperkirakan terbentuk lebih dari 70 juta tahun yang lalu.
Sabu sendiri merupakan percabangan dua jalur geantiklinal Busur Banda yang dikelilingi terumbu karang dengan ketinggian mencapai 300 mdpl. Salah satunya membentuk Kelabba Maja. Menurut bahasa setempat, Kelabba Maja berasal dari kata kelabba berarti tanah abu, dan maja bermakna tempat para dewa.
Tiga batu besar di lokasi ini melambangkan sosok bapak, ibu dan anak. Di antara ketiga batu tersebut ada satu tempat yang dijadikan altar persembahan bagi Dewa Maja. Tiap purnama bulan Juli, warga setempat melakukan ritual pemotongan hewan kurban untuk memohon keselamatan dan kesuburan.
Oktober 2018 lalu, Kelabba Maja dinobatkan sebagai surga tersembunyi terpopuler dan meraih juara satu dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018. Hal ini menjadi momentum positif bagi pelaku wisata di Pulau Sabu untuk mempromosikan Kelabba Maja dan obyek-obyek wisata lainnya.
2. Goa Lie Madira
Goa ini hampir mirip dengan Goa Kristal di Kupang. Untuk masuk ke dalam goa, pengunjung harus lewat lorong kecil dan gelap sejauh kurang lebih 100 meter. Di dalamnya terdapat kolam air tawar yang dingin dan segar.
3. Desa Adat Namata
Desa Adat Namata mengingatkan pada beberapa desa adat di Flores dan Sumba. Uniknya desa ini memiliki sembilan batu besar yang dikeramatkan dan konon semuanya berasal dari laut. Para pengunjung Desa Adat Namata bisa menyewa baju adat Sabu dan berfoto dengan latar belakang suasana kampung Namata.
4. Danau Lederaga
Sepintas Danau Lederaga terlihat mirip dengan Danau Wekuri di Pulau Sumba. Namun, setelah diperhatikan ulang, danau ini lebih kecil dan suasananya lebih sepi serta alami. Lokasi Danau Lederaga memang sangat terpencil. Bahkan beberapa warga lokal pun tidak mengetahui lokasi danau air payau ini.
5. Pantai Lederaga dan Pantai Seba
Sekitar 200 meter dari Danau Lederaga terbentang pantai dengan pemandangan barisan batuan karang identik menjulang tinggi. Dari lokasi ini wisatawan bisa melihat jelas Pulau Raijua di sisi barat Pulau Sabu.
Berada di sekitar dermaga Pelabuhan Seba, Pantai Seba relatif landai dan bersih. Cocok untuk berenang karena ombak dan arusnya tak terlalu besar. Pantai Seba juga cocok menjadi tempat untuk menghabiskan senja dan menikmati sunset.
(eyt)