Pohon Cemara Udang, Solusi Pemecah Ombak di Pantai Utara Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Kota Surabaya memilih memasang pohon cemara udang sebagai konstruksi pemecah ombak di sepanjang pantai utara. Langkah ini dilakukan di sepanjang kawasan pesisir pantai utara sebagai solusi untuk menghadang jika terjadi ombak besar yang melanda kawasan tersebut.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya terus melakukan penanaman pohon cemara udang di tepi pantai utara. Seperti di kawasan Bulak, Kenjeran, hingga sekitaran Jembatan Suramadu.
Karena daerah tersebut tidak bisa ditanami mangrove, sehingga ia memilih menaman pohon cemara udang yang memiliki fungsi sama seperti mangrove.
“Jadi selain bikin tanggul, kita juga tanami cemara udang. Jadi cemara udang itu untuk menahan ombak-ombak laut. Jadi ombak akan menghantam cemara udang dulu sebelum ke daratan,” kata Risma, Jumat, (25/1/2019).
Ia melanjutkan, kawasan pesisir pantai dinilai lebih rawan terkena banjir. Sebab, ada dua faktor kemungkinan yang dapat menyebabkan wilayah pesisir banjir. Karena intensitas curah hujan tinggi dan kedua timbulnya air rob atau pasang.
“Jadi memang yang daerah-daerah pantai itu menghadapi dua (faktor), curah hujan tinggi sama air rob. Makanya kita harus pintar-pintar menyiasati itu,” ucapnya.
Selain membangun tanggul untuk penghadang air rob, penanaman pohon cemara udang dinilai juga penting sebagai metode pemecah ombak besar. Dengan adanya pohon tersebut, diharapkan dapat mengurangi derasnya ombak sebelum mencapai daratan.
“Ombak biasanya di pantai utara, Kenjeran, Bulak, terus tepi pantai sekitaran Suramadu," ungkapnya.
Pohon cemara udang dinilai memiliki struktur batang yang kuat. Disamping itu, proses penanamannya juga mudah, apalagi pohon tersebut juga dapat membuat kawasan pesisir utara menjadi lebih rindang.
“Kira-kira lima tahunan sudah besar. Kita terus tanami itu, tambah makin maju, makin maju ke laut, untuk menjadi pemecah ombak,” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, pihaknya terus melakukan penanaman pohon cemara udang di tepi pantai utara. Seperti di kawasan Bulak, Kenjeran, hingga sekitaran Jembatan Suramadu.
Karena daerah tersebut tidak bisa ditanami mangrove, sehingga ia memilih menaman pohon cemara udang yang memiliki fungsi sama seperti mangrove.
“Jadi selain bikin tanggul, kita juga tanami cemara udang. Jadi cemara udang itu untuk menahan ombak-ombak laut. Jadi ombak akan menghantam cemara udang dulu sebelum ke daratan,” kata Risma, Jumat, (25/1/2019).
Ia melanjutkan, kawasan pesisir pantai dinilai lebih rawan terkena banjir. Sebab, ada dua faktor kemungkinan yang dapat menyebabkan wilayah pesisir banjir. Karena intensitas curah hujan tinggi dan kedua timbulnya air rob atau pasang.
“Jadi memang yang daerah-daerah pantai itu menghadapi dua (faktor), curah hujan tinggi sama air rob. Makanya kita harus pintar-pintar menyiasati itu,” ucapnya.
Selain membangun tanggul untuk penghadang air rob, penanaman pohon cemara udang dinilai juga penting sebagai metode pemecah ombak besar. Dengan adanya pohon tersebut, diharapkan dapat mengurangi derasnya ombak sebelum mencapai daratan.
“Ombak biasanya di pantai utara, Kenjeran, Bulak, terus tepi pantai sekitaran Suramadu," ungkapnya.
Pohon cemara udang dinilai memiliki struktur batang yang kuat. Disamping itu, proses penanamannya juga mudah, apalagi pohon tersebut juga dapat membuat kawasan pesisir utara menjadi lebih rindang.
“Kira-kira lima tahunan sudah besar. Kita terus tanami itu, tambah makin maju, makin maju ke laut, untuk menjadi pemecah ombak,” katanya.
(msd)