Permohonan Bebas Bersyarat Pembunuh John Lennon Ditolak Pengadilan

Kamis, 22 November 2018 - 15:56 WIB
Permohonan Bebas Bersyarat Pembunuh John Lennon Ditolak Pengadilan
Chapman menembak John Lennon di luar apartemennya di Manhattan pada 1980. Selama menjalani 20 tahun masa tahanan, dia akan bebas bersyarat. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Mark David Chapmanpenembak pentolan The Beatles, John Lennon pada 8 Desember 1980 hingga tewas mengaku merasa malu setiap tahunnya atas tindakannya itu.

Hal itu disampaikannnya di hadapan dewan pembebasan bersyarat. Seperti diketahui, Chapman menembak John Lennon di luar apartemennya di Manhattan pada 1980. Pria berusia 63 tahun itu menembak dan membunuh Lennon pada, 8 Desember 1980, beberapa jam setelah Lennon menandatangani album untuknya.

"Tiga puluh tahun lalu saya tidak bisa mengatakan saya merasa malu dan saya tahu apa yang memalukan sekarang. Itu adalah saat kita menutupi wajah, kita tidak ingin meminta apapun," kata Chapman seperti dilansir Billboard.

Chapman menyatakan penyesalannya karena membunuh Lennon pada sidang pembebasan bersyarat pada Agustus di Wende Correctional Facility, dimana dia menjalani hukuman 20 tahun penjara. Namun, dewan menolak pembebasannya tersebut. Pejabat penjara New York merilis transkrip sidang pada Kamis (15/11/2018).

Chapman mengatakan kepada anggota dewan pembebasan bersyarat dia masih berpikir tentang bagaimana Lennon luar biasa kepadanya, sebelumnya hari itu. Dia mengatakan sempat merasa ragu apakah akan melanjutkan rencana penembakan tersebut.

"Saya bertindak terlalu jauh. Saya ingat pernah berpikir, 'Hei, kamu sudah punya album sekarang. Lihatlah ini, dia menandatanganinya, pulang saja'. Tapi tidak mungkin saya pulang begitu saja," ujar Chapman kepada dewan.

Dalam dengar pendapat pembebasan bersyarat sebelumnya, Chapman menjelaskan tentang penembakan dan penyesalannya. Dia menyebut, tindakannya tidak masuk akal. Chapman mengaku mencari ketenaran dan tidak ada permusuhan untuk Lennon, meski dia mengisi senjatanya dengan peluru yang mematikan.

"Saya mengamankan peluru-peluru itu untuk memastikan dia akan mati," ucapnya.

Dia menyadari rasa sakit yang disebabkannya akan terus ada. "Bahkan setelah aku mati," papar Chapman.

Dalam keputusannya, Dewan Pembebasan Bersyarat menyatakan bahwa melepaskan Chapman akan membahayakan keselamatan publik karena seseorang mungkin mencoba melukai Chapman karena marah, balas dendam atau ingin terkenal. Sementara, Chapman akan dibebaskan bersyarat lagi pada Agustus 2020.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5226 seconds (0.1#10.140)