Corona Mewabah, Paus Fransiskus Kecam Pencari Untung Cepat
A
A
A
VATIKAN - Di tengah wabah virus Corona baru, Covid-19, masih ada saja tangan-tangan kotor yang mencari untung cepat di atas penderitaan umat manusia. Tindakan kotor itu, mendapat kecamatan keras dari Paus Fransiskus.
Dia juga menyoroti "kemunafikan" sejumlah politisi dalam menangani krisis kesehatan dunia itu. Di awal Misa paginya, Paus meminta perubahan hati mereka yang mencoba menghasilkan uang dari penderitaan orang lain.
"Orang yang pada masa pandemi ini, berbisnis dengan mereka yang membutuhkan, yang mengambil keuntungan mereka yang membutuhkan dan menjual pada mereka, rentenir dan banyak lainnya," ungkap Paus Fransiskus.
"Semoga Tuhan menyentuh hati mereka dan mengubah mereka," papar Paus.
Pandemi corona telah membunuh 81.400 orang di penjuru dunia. Lebih dari 16.500 orang meninggal di Italia.
Polisi menahan dua pria di Italia utara pekan lalu karena mencuri masker dan cairan sanitasi dari satu rumah sakit dan menjualnya dengan harga sangat mahal di internet.
Bulan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang menimbun dan menaikkan harga persediaan medis. Departemen Kehakiman AS telah menyusun gugus tugas untuk menyelidiki berbagai praktek pelanggaran hukum itu.
Pejabat anti-Mafia di Italia memperingatkan berbagai kelompok kriminal terorganisir yang memanfaatkan krisis untuk meminjamkan uang dengan bunga tinggi pada para pemilik usaha kecil yang mencoba bertahan hidup selama lockdown atau setelahnya untuk membangun kembali bisnisnya.
Pemerintah Italia menjanjikan uang untuk membantu bisnis kecil tapi banyak ekonomi khawatir dana itu tidak cukup.
Paus menyatakan krisis itu memiliki dampak sangat banyak. "Krisis ini mempengaruhi kita semua, kaya dan miskin, dan menyoroti kemunafikan," papar Paus.
"Saya khawatir dengan kemunafikan tokoh-tokoh politik tertentu yang bicara menghadapi krisis, masalah kelaparan di dunia, tapi juga memproduksi senjata," kata Paus tanpa menyebut nama negara atau politisi itu.
"Ini waktunya untuk berubah dari jenis kemunafikan fungsional itu. Ini waktunya untuk integritas. Kita bersatu dengan keyakina nkita atau kita kalah semuanya," ungkap dia.
Dia juga menyoroti "kemunafikan" sejumlah politisi dalam menangani krisis kesehatan dunia itu. Di awal Misa paginya, Paus meminta perubahan hati mereka yang mencoba menghasilkan uang dari penderitaan orang lain.
"Orang yang pada masa pandemi ini, berbisnis dengan mereka yang membutuhkan, yang mengambil keuntungan mereka yang membutuhkan dan menjual pada mereka, rentenir dan banyak lainnya," ungkap Paus Fransiskus.
"Semoga Tuhan menyentuh hati mereka dan mengubah mereka," papar Paus.
Pandemi corona telah membunuh 81.400 orang di penjuru dunia. Lebih dari 16.500 orang meninggal di Italia.
Polisi menahan dua pria di Italia utara pekan lalu karena mencuri masker dan cairan sanitasi dari satu rumah sakit dan menjualnya dengan harga sangat mahal di internet.
Bulan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang menimbun dan menaikkan harga persediaan medis. Departemen Kehakiman AS telah menyusun gugus tugas untuk menyelidiki berbagai praktek pelanggaran hukum itu.
Pejabat anti-Mafia di Italia memperingatkan berbagai kelompok kriminal terorganisir yang memanfaatkan krisis untuk meminjamkan uang dengan bunga tinggi pada para pemilik usaha kecil yang mencoba bertahan hidup selama lockdown atau setelahnya untuk membangun kembali bisnisnya.
Pemerintah Italia menjanjikan uang untuk membantu bisnis kecil tapi banyak ekonomi khawatir dana itu tidak cukup.
Paus menyatakan krisis itu memiliki dampak sangat banyak. "Krisis ini mempengaruhi kita semua, kaya dan miskin, dan menyoroti kemunafikan," papar Paus.
"Saya khawatir dengan kemunafikan tokoh-tokoh politik tertentu yang bicara menghadapi krisis, masalah kelaparan di dunia, tapi juga memproduksi senjata," kata Paus tanpa menyebut nama negara atau politisi itu.
"Ini waktunya untuk berubah dari jenis kemunafikan fungsional itu. Ini waktunya untuk integritas. Kita bersatu dengan keyakina nkita atau kita kalah semuanya," ungkap dia.
(eyt)