Kolaborasi Pengusaha Songkok dan Kopi Produksi Masker

Rabu, 08 April 2020 - 12:15 WIB
Kolaborasi Pengusaha...
Proses produksi masker di tempat Fahrizal Jalan KH Kholil, Pekelingan Gresik. Foto/SINDOnews/Ashadi Ik
A A A
GRESIK - Masker menjadi barang langka saat musim wabah covid-19. Pengusaha songkok dan warung kopi memanfaatkan momen memproduksi masker.

Mereka menutup usahanya yang lama karena dagangan mereka sepi. Sejak diterapkannya aturan Physical Distancing akubat Gresik ditetapkan zona merah. Lantaran lima orang terkonfirmasi positif covid-19.

Seorang penguasaha songkok, Fahrizal Mauludin, warga Jalan KH Kholil, Pekelingan Gresik banting setir. Pria 26 tahun yang meneruskan usaha ayahnya sebagai perajin songkok.

Ada lima karyawan. Para karyawannya pun tetap bisa bekerja menjahit masker itu. "Biar teman-teman tidak menganggur, jadi kami alihkan produksi masker," kata dia, Rabu (8/4/2020).

Meski demikian, pembelian bahan baku karet yang digunakan juga dibatasi. Satu orang hanya boleh membeli karet sepanjang 30 meter seharga Rp22.000. Demikian pula bahan baku kain warna putih, abu-abu dan biru.

"Saya jual per buah seharga 2.000. Alhamdulillah mendapat respon positif. Sudah ada pesanan sekitar 3.000 buah," kata dia.

Pengusaha warung kopi Ilham Alfin Saputra (24) mengikuti jejak Fahrizal. Dia beralih, karena agar tetap buka namun tetap menjaga situasi di tengah pandemi.

“Kamu sengaja bekerja sama dengan untuk produksi masker. Agar kami etap eksis dan tidak sampai merumahkan atau memutus kontrak para pegawainya,” kata dia.

Masker dijual seharga Rp2.000 karena prihatin, masker mulai langka. Sekalipun ada harganya cukup mahal. Banyak pula pedagang masker dadakan yang menjual dengan harga tinggi.

"Masker sangat dibutuhkan saat ini, harga yang murah tapi berkualitas. Dalam waktu dekat kita akan produksi alat pelindung diri (APD) untuk rumah sakit," pungkas dia.
(nth)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8495 seconds (0.1#10.140)