Harapan Penanganan Pasien Covid-19 Ada di Pundak Robot Ventilator

Selasa, 07 April 2020 - 20:30 WIB
Harapan Penanganan Pasien...
Robot Ventilator buatan ITS bisa menjadi tulang punggung penanganan pasien Covid-19. Foto/ist
A A A
SURABAYA - Berbagai pihak kini saling gotong royong untuk bisa menekan pandemi Covid-19. Salah satu solusi yang ditawarkan Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS dengan selesainya pembuatan Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator atau Robot Ventilator.

Robot Ventilator ini akan diproduksi secara massal dan resmi diperkenalkan bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Sedunia di Gedung Pusat Robotika ITS Surabaya, Selasa (7/4/2020).

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menuturkan, Robot Ventilator ini juga merupakan kerja sama antara ITS dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan RSUD dr Soetomo selaku mitra peneliti dan calon pengguna inovasi ini. Robot ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan terbatasnya alat ventilator yang ada di Indonesia.

“Padahal angka pasien positif Covid-19 terus naik setiap harinya, alat ini sangat dibutuhkan saat ini,” kata Ashari.

Ia melanjutkan, dalam pengembangan Robot Ventilator ini selalu didampingi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Hal ini dilakukan agar dalam pengembangannya dapat sesuai standar yang dibutuhkan, sehingga dapat segera diproduksi secara massal. “Alat ini pun saat ini tinggal melalui uji kelayakan dengan dioperasikan selama 2x24 jam nonstop,” ucapnya.

Ventilator ini menggunakan basis desain open source dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat. Sistem mekanik dan beberapa spesifikasi diadopsi dari MIT. Sistem elektronik dan sistem monitoring dikembangkan sepenuhnya oleh Tim ITS.

Ventilator ini dikembangkan bersandar pada ketersediaan komponen yang ada di pasaran, dengan pertimbangan kemudahan dalam proses fabrikasi nantinya untuk memenuhi jumlah kebutuhan ventilator yang besar.

Secara harga, kata Ashari, produk ventilator di pasaran saat ini bisa mencapai kisaran Rp800 juta per unit. Namun, untuk ventilator buatan ITS ini diperkirakan nantinya bila diproduksi masal harganya hanya kisaran Rp20 jutaan per unit.

Namun harga yang ada di pasaran itu sebanding dengan langkanya alat ventilator saat ini. Mengingat banyak negara juga tidak ada yang mau ekspor ventilator, karena memang lagi dibutuhkan di masing-masing negara tersebut. Maka dari itu pembuatan robot ventilator ini menjadi solusi kelangkaan tersebut.

Ketua Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS Dr rer nat Aulia MT Nasution menjelaskan, Robot Ventilator ini dapat menjadi alat bantu napas bagi penderita Covid-19 yang mengalami gangguan pada sistem pernapasannya.

Dibandingkan ventilator yang sudah ada di sejumlah rumah sakit, robot ventilator ITS ini juga didesain dapat mudah dipindahkan dan diproduksi dengan lebih cepat. “Mungkin yang akan menjadi kendala nantinya adalah ketersediaan bahan baku,” kata Aulia.

Ia pun tidak menampik bahwa komponen yang digunakan memang mudah didapat di pasaran. Dibanding ventilator yang sudah ada, bahannya ventilator produk ITS ini berbasis pada penggunaan Ambu Bag (Bag Valve Mask/BVM) atau yang secara manual dikenal dengan istilah manual resuscitator. Komponennya juga berasal dari metal acrylic yang mudah ditemui di pasaran.

Namun, untuk dilakukan produksi secara besar-besaran masih akan diupayakan menjajaki kerja sama dengan pabrik penyedia bahan baku. “Dan yang terpenting komponen yang digunakan tetap akan menunjang kriteria penggunaan klinis robot ini sesuai standar BPFK nantinya,” jelasnya
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.1825 seconds (0.1#10.140)