Begini Gambaran Ekonomi Jika Jokowi atau Prabowo yang Menang

Kamis, 28 Maret 2019 - 02:07 WIB
Begini Gambaran Ekonomi Jika Jokowi atau Prabowo yang Menang
Ekonom senior Rizal Ramli saat berbincang dengan wartawan di Inna Garuda, Jalan Malioboro, Rabu (27/3/2019). FOTO/SINDOnews/Ainun Nadjib
A A A
YOGYAKARTA - Sebulan menjelang pemilihan presiden, ekonom senior Rizal Ramli memberikan gambaran kondisi ekonomi Indonesia lima tahun ke depan. Secara detail mantan Menko Ekuin dan Menteri Keuangan di era Presiden Gus Dur ini memberikan prediksi ekonomi jika Jokowi atau prabowo yang menang pilpres.

“Gak penting siapa yg menang. Si A atau Si B. Yang penting adalah bagaimana nasib rakyat kita bisa lebih baik,” terang mantan penasehat ekonom PBB ini kepada wartawan di Inna Garuda, Jalan Malioboro, Rabu (27/3/2019).

Rizal melihat, Jokowi memang all out dalam bidang infrastruktur. Hal itu tidak bisa dipungkiri lagi. Namun, ekonomi bukan hanya semata-mata soal infrastruktur saja. Ekonomi dipengaruhi banyak hal seperti soal daya beli masyarakat, lapangan pekerjaan, makro ekonomi apakah makin kuat atau lemah. “Sayangnya daya beli rakyat kita jatuh betul, pekerjaan susah. Defisit perdagangan besar, utang makin besar dengan bungga makin tinggi,” tambahnya.

“Pertanyaannya berubah ndak kalau Pak Joko Widodo terpilih. Saya khawatir tidak akan berubah. (karena) Strateginya begitu-begitu saja,” terang ekonom yang mengaku pernah dekat dengan Jokowi ini.

Rizal juga mempersoalkan overclaim yang menurutnya banyak dilakukan di era pemerintahan Jokowi. Menurutnya, overclaim ini tidak sehat karena banyak yang diklaim sebagai prestasinya namun sebenarnya adalah prestasi orang lain. Selain itu banyaknya janji yang terciderai juga menjadi masalah tersendiri. “Saya khawatir jika terlalu overclaim dan strateginya itu-itu saja, tidak berubah, maka akan gagal menyejahterakaan rakyat, meningkatkan ekonomi makro. Sementara utang makin menumpuk. Ekonomi hanya tumbuh 5% dari 7% yang dijanjikan,” terangnya.

Dengan ekonomi yang hanya tumbuh 5% menurut Rizal maka pemerintah tidak akan mampu meningkatkan kesejahtaraan petani, nelyan dan buruh. Termasuk tidak bisa menciptakan lapangan kerja baru, daya beli masyarakat juga tidak akan meningkat. Kalau dikatakan jika Jokowi terpilih lagi kondisi akan lebih baik, rizal mengaku tidak percaya. “Mohon maaf kami tidak percaya,” tegasnya.

Lalu bagimana jika Prabowo yang terpilih. Apakah kondisi akan lebih baik? “Memang Prabowo belum teruji sebagai presiden. Namun dari apa yang saya liat dia ingin melakukan perubahan strategi,” terangnya.

Pertama Prabowo akan membuat ekonomi tumbuh lebih tinggi yakni 8% per tahun. Dengan pertumbuhan ini artinya aka ada lapangan kerja lebih banyak. Yang kedua dalam pidatonya Prabowo menyebut jika terpilih menjadi presiden dalam 100 hari menjabat dia akan menurunkan tarif dasar listrik untuk konsumen 45o VA dan 900 VA. Sebelum ada kenaikan tarif listrik, masyarakat membayar Rp300 ribu hingga 400 ribu perbulan, namun setelah ada kenaikan masyarakat harus mengeluarkan uang Rp700 ribu hingga Rp900 ribu per bulan untuk membayar listrik.

“Kalau Prabowo menurunkan tarif listrik seperti sebelumnya, sama saja memberi uang Rp500 ribu (dari selisih yang harus dibayar masyarakat sekarang). Dan ini menyangkut puluhan juta keluarga. Otomatis masyarakat memiliki daya beli yang lebih baik, dengan day abeli yang lebih baik ekonomi juga akan lebih baik,” tambahnya.

Yang ketiga, dalam 100 hari kerja Prabowo juga akan menurunka harga pangan. Caranya dengan mengubah sisitem kartel impor dengan sistem tarif. “Tidak lagi pake sistem kuota. Siapa saja boleh impor tapi harus bayar ke negara 30%, negara untung tetapi dampaknya harga gula turun 70%, daging turun 70%,” terangnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6097 seconds (0.1#10.140)