Cerita 14 Pemudik dari Jakarta yang Dikarantina di Pacet Batang
A
A
A
BATANG - Perintah untuk mengkarantina pemudik yang pulang kampung telah dijalankan di Jateng. Mereka yang baru tiba dari perantauan, semuanya dikarantina di tempat khusus selama 14 hari.
Salah satu desa yang sudah melaksanakan perintah itu adalah Desa Pacet Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Di desa itu, 30 pemudik yang pulang kampung semuanya menjalani karantina. Saat ini, tinggal 14 pemudik yang sedang dikarantina di Gedung PKD setempat.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mendapat kabar tersebut tertarik untuk melihatnya. Bersama klub motornya Bandiyem Grup Motoran, Ganjar touring selama dua jam untuk menuju lokasi yang berjarak 80 kilometer dari Kota Semarang itu, Minggu (5/42020).
Setibanya di lokasi, Ganjar langsung melihat kondisi para pemudik yang menjalani karantina. Kepada mereka, Ganjar menanyakan kabar dan memberikan semangat. "Semuanya sehat kan? Tetep semangat untuk karantina, ini demi kebaikan bersama," sapa Ganjar.
Salah satu warga yang dikarantina, Kusnanto,47, mengatakan, ia bersama 14 temannya pulang dari Jakarta sejak seminggu yang lalu. Begitu sampai di desanya, ia langsung dikarantina di tempat khusus selama 14 hari.
"Ini sudah seminggu menjalani karantina, alhamdulillah semuanya sehat. Kami baru pulang dari Jakarta, kerja proyek di sana," ucapnya.
Kusnanto mengatakan tidak keberatan harus dikarantina, meski harus menunda bertemu keluarga tercinta. Rasa kangen yang membuncah setelah lama tak berjumpa, membuatnya hanya bisa pasrah.
"Kami rela melakukan ini demi mengikuti aturan pemerintah. Sebenarnya kangen dengan keluarga, tapi ini juga demi kesehatan keluarga di rumah," ucapnya.
Selama dikarantina, Kusnanto dan rekan-rekannya selalu aktif berolahraga. Lapangan sepakbola di depan tempat isolasi, dijadikan beraktifitas setiap hari.
"Kami juga sering cari rumput, buat kegiatan. Harapannya semua sehat dan bisa segera berkumpul bersama keluarga. Buat kawan-kawan lain yang mau mudik, saya titip pesan untuk mengikuti aturan pemerintah. Kalau disuruh isolasi, ya harus manut," tutupnya.
Sementara itu, Ganjar sendiri sengaja menengok warganya yang sedang menjalani masa karantina. Tujuannya untuk memastikan, bahwa mereka yang baru pulang mudik telah melaksanakan ketentuan pemerintah.
"Ternyata ada di Desa Pacet ini yang sudah melaksanakan perintah itu. Semua yang mudik, dikarantina selama 14 hari. Ini bagus, dan akan saya jadikan contoh desa lainnya," tegasnya.
Menurut Ganjar, 14 warga yang dikarantina itu adalah orang-orang hebat. Mereka berkenan mengikuti ketentuan yang ada dan mematuhi untuk isolasi. "Sudah dijalani seminggu, alhamdulillah semuanya sehat," terangnya.
Ganjar juga berpesan kepada seluruh masyarakat di Jawa Tengah untuk memberikan suport. Mereka harus menerima dengan baik saudara-saudara yang sedang menjalani proses karantina.
"Tolong terima mereka dengan baik, jangan ada stempel negatif untuk mereka. Mereka juga saudara kita yang butuh terus didukung," pungkasnya
Salah satu desa yang sudah melaksanakan perintah itu adalah Desa Pacet Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Di desa itu, 30 pemudik yang pulang kampung semuanya menjalani karantina. Saat ini, tinggal 14 pemudik yang sedang dikarantina di Gedung PKD setempat.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mendapat kabar tersebut tertarik untuk melihatnya. Bersama klub motornya Bandiyem Grup Motoran, Ganjar touring selama dua jam untuk menuju lokasi yang berjarak 80 kilometer dari Kota Semarang itu, Minggu (5/42020).
Setibanya di lokasi, Ganjar langsung melihat kondisi para pemudik yang menjalani karantina. Kepada mereka, Ganjar menanyakan kabar dan memberikan semangat. "Semuanya sehat kan? Tetep semangat untuk karantina, ini demi kebaikan bersama," sapa Ganjar.
Salah satu warga yang dikarantina, Kusnanto,47, mengatakan, ia bersama 14 temannya pulang dari Jakarta sejak seminggu yang lalu. Begitu sampai di desanya, ia langsung dikarantina di tempat khusus selama 14 hari.
"Ini sudah seminggu menjalani karantina, alhamdulillah semuanya sehat. Kami baru pulang dari Jakarta, kerja proyek di sana," ucapnya.
Kusnanto mengatakan tidak keberatan harus dikarantina, meski harus menunda bertemu keluarga tercinta. Rasa kangen yang membuncah setelah lama tak berjumpa, membuatnya hanya bisa pasrah.
"Kami rela melakukan ini demi mengikuti aturan pemerintah. Sebenarnya kangen dengan keluarga, tapi ini juga demi kesehatan keluarga di rumah," ucapnya.
Selama dikarantina, Kusnanto dan rekan-rekannya selalu aktif berolahraga. Lapangan sepakbola di depan tempat isolasi, dijadikan beraktifitas setiap hari.
"Kami juga sering cari rumput, buat kegiatan. Harapannya semua sehat dan bisa segera berkumpul bersama keluarga. Buat kawan-kawan lain yang mau mudik, saya titip pesan untuk mengikuti aturan pemerintah. Kalau disuruh isolasi, ya harus manut," tutupnya.
Sementara itu, Ganjar sendiri sengaja menengok warganya yang sedang menjalani masa karantina. Tujuannya untuk memastikan, bahwa mereka yang baru pulang mudik telah melaksanakan ketentuan pemerintah.
"Ternyata ada di Desa Pacet ini yang sudah melaksanakan perintah itu. Semua yang mudik, dikarantina selama 14 hari. Ini bagus, dan akan saya jadikan contoh desa lainnya," tegasnya.
Menurut Ganjar, 14 warga yang dikarantina itu adalah orang-orang hebat. Mereka berkenan mengikuti ketentuan yang ada dan mematuhi untuk isolasi. "Sudah dijalani seminggu, alhamdulillah semuanya sehat," terangnya.
Ganjar juga berpesan kepada seluruh masyarakat di Jawa Tengah untuk memberikan suport. Mereka harus menerima dengan baik saudara-saudara yang sedang menjalani proses karantina.
"Tolong terima mereka dengan baik, jangan ada stempel negatif untuk mereka. Mereka juga saudara kita yang butuh terus didukung," pungkasnya
(nun)