Empat Pelajar Asal Jepang Belajar Budaya Sunda di Cipasung
A
A
A
TASIKMALAYA - Empat pelajar dari Shizuoka Seiko Gakuin, Jepang mempelajari kebudayaan Sunda di Cipasung, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Mereka diperkenalkan segala tradisi dan seni budaya Sunda mulai dari angklung, silat, melukis payung geulis, tradisi mengenakan iket, dan memainkan karinding. Bahkan diperkenalkan pun cara meracik kopi Cigalontang dan Cibalong yang populer di Tasikmalaya.
Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Cipasung Neng Ida Nurhalida mengatakan, empat siswa asal Jepang itu datang ke Cipasung untuk saling memperkenalkan budaya masing-masing.
Pada Februari ini, kata Neng, empat pelajar asal Jepang datang ke MAN 2 Cipasung. Sedangkan pada Agustus 2019 mendatang, siswa MAn Cipasung berangkat ke Jepang. "Mereka berasal dari Shizuoka Seiko Gakuin atau SMA di Shizuoka Jepang," kata Neng, Kamis (14/2/2019).
Keempat pelajar itu, ujar dia, masing-masing bernama Kyota, Keisuke, Teppei, dan Hiroya didampingi empat guru yang dipimpin Okamura. Mereka tinggal di Asrama MAN 2 Cipasung selama sembilan hari dari 11 Februari sampai 19 Februari 2019 mendatang.
"Yang belum itu ke Kampung Naga karena besok (Jumat 15/2/2019), giliran mereka memperkenalkan origami ke pelajar kami," ujar dia.
Pendamping empat pelajar asal Jepang, Okamura merasa senang bisa ke Indonesia. Apalagi tahu ada sistem pendidikan pesantren keagamaan yang tidak ditemui di Jepang.
Selain itu, suasana yang sejuk menambah betah tinggal di Tasikmalaya karena di Jepang masih musim dingin. "Enak di sini, sejuk. Orangnya ramah-ramah," kata Okamura dalam Bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Mereka diperkenalkan segala tradisi dan seni budaya Sunda mulai dari angklung, silat, melukis payung geulis, tradisi mengenakan iket, dan memainkan karinding. Bahkan diperkenalkan pun cara meracik kopi Cigalontang dan Cibalong yang populer di Tasikmalaya.
Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Cipasung Neng Ida Nurhalida mengatakan, empat siswa asal Jepang itu datang ke Cipasung untuk saling memperkenalkan budaya masing-masing.
Pada Februari ini, kata Neng, empat pelajar asal Jepang datang ke MAN 2 Cipasung. Sedangkan pada Agustus 2019 mendatang, siswa MAn Cipasung berangkat ke Jepang. "Mereka berasal dari Shizuoka Seiko Gakuin atau SMA di Shizuoka Jepang," kata Neng, Kamis (14/2/2019).
Keempat pelajar itu, ujar dia, masing-masing bernama Kyota, Keisuke, Teppei, dan Hiroya didampingi empat guru yang dipimpin Okamura. Mereka tinggal di Asrama MAN 2 Cipasung selama sembilan hari dari 11 Februari sampai 19 Februari 2019 mendatang.
"Yang belum itu ke Kampung Naga karena besok (Jumat 15/2/2019), giliran mereka memperkenalkan origami ke pelajar kami," ujar dia.
Pendamping empat pelajar asal Jepang, Okamura merasa senang bisa ke Indonesia. Apalagi tahu ada sistem pendidikan pesantren keagamaan yang tidak ditemui di Jepang.
Selain itu, suasana yang sejuk menambah betah tinggal di Tasikmalaya karena di Jepang masih musim dingin. "Enak di sini, sejuk. Orangnya ramah-ramah," kata Okamura dalam Bahasa Indonesia yang terbata-bata.
(awd)