Corona Bikin Bengkak Anggaran Kartu Sembako Menjadi Rp43,6 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Jaring pengaman sosial (social safety net) disiapkan pemerintah untuk meredam dampak pandemi corona atau Covid-19 terhadap masyarakat. Salah satunya dengan memperluas jumlah penerima program Kartu Sembako serta menambah nilai manfaatnya. Hal ini membuat anggaran yang dibutuhkan membengkak menjadi Rp43,6 triliun.
Penerima Kartu Sembako yang eksisting sebelumnya menerima manfaat sebesar Rp 150.000 per bulan sejak Januari hingga Februari. Kini, nilai manfaat ditambah menjadi Rp 200.000 per bulan berlaku mulai Maret hingga Desember 2020 atau selama sembilan bulan. (Baca : Penanganan COVID-19, Pemkot Bogor Anggarkan Rp300 Miliar)
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menjelaskan, paket sembako tersebut berasal dari paket stimulus yang dikeluarkan untuk 15,2 juta penerima bantuan (KPM-keluarga penerima manfaat). Namun kini meningkat menjadi 20 juta orang dengan mendapat sebesar Rp200.000.
Adapun, penyaluran Kartu Sembako dilakukan secara nontunai dengan menggunakan sistem perbankan pada bulan April. Bantuan ini ditujukan agar masyarakat miskin dapat memperoleh kebutuhan pokok yang bernutrisi, seperti beras, minyak, telur, dan sebagainya. Dimana lama bantuan juga semakin panjang menjadi 9 bulan dari sebelumnya hanya 6 bulan.
"Artinya sampai penghujung tahun 2020 diberikan manfaat tambahan menjadi Rp200.000," ujar Askolani dalam video conference, Rabu (8/4/2020). (Baca : Fokus Tangani Corona, Pemkab Karawang Diminta Tunda Proyek Infrastruktur)
Lebih lanjut terang dia, ada penambahan anggaran sembako yang disiapkan pemerintah menjadi Rp43,6 triliun dari sebelumnya sebesar Rp28 triliun. "Total penerima yang di awal APBN hanya 15,2 juta sekarang menjadi 20 juta KPM (keluarga penerima manfaat) sampai Desember 2020,” pungkasnya.
Penerima Kartu Sembako yang eksisting sebelumnya menerima manfaat sebesar Rp 150.000 per bulan sejak Januari hingga Februari. Kini, nilai manfaat ditambah menjadi Rp 200.000 per bulan berlaku mulai Maret hingga Desember 2020 atau selama sembilan bulan. (Baca : Penanganan COVID-19, Pemkot Bogor Anggarkan Rp300 Miliar)
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani menjelaskan, paket sembako tersebut berasal dari paket stimulus yang dikeluarkan untuk 15,2 juta penerima bantuan (KPM-keluarga penerima manfaat). Namun kini meningkat menjadi 20 juta orang dengan mendapat sebesar Rp200.000.
Adapun, penyaluran Kartu Sembako dilakukan secara nontunai dengan menggunakan sistem perbankan pada bulan April. Bantuan ini ditujukan agar masyarakat miskin dapat memperoleh kebutuhan pokok yang bernutrisi, seperti beras, minyak, telur, dan sebagainya. Dimana lama bantuan juga semakin panjang menjadi 9 bulan dari sebelumnya hanya 6 bulan.
"Artinya sampai penghujung tahun 2020 diberikan manfaat tambahan menjadi Rp200.000," ujar Askolani dalam video conference, Rabu (8/4/2020). (Baca : Fokus Tangani Corona, Pemkab Karawang Diminta Tunda Proyek Infrastruktur)
Lebih lanjut terang dia, ada penambahan anggaran sembako yang disiapkan pemerintah menjadi Rp43,6 triliun dari sebelumnya sebesar Rp28 triliun. "Total penerima yang di awal APBN hanya 15,2 juta sekarang menjadi 20 juta KPM (keluarga penerima manfaat) sampai Desember 2020,” pungkasnya.
(muh)