120 Karyawan Ramayana Depok Terkena Kebijakan PHK
A
A
A
DEPOK - DEPOK- Lantaran tidak beroperasinya pusat perbelanjaan, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan makin besar. Di Depok, karyawan pusat perbelanjaan Ramayana mengalami hal ini.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno mengatakan, dari laporan yang diterimanya ada 120 karyawan yang di-PHK dari Ramayana Depok. "Ada 120 orang. Baru mulai (dapat informasi PHK) kemarin," kata Wido, Selasa (7/4/2020).
FSPMI akan menggelar mediasi antara para pegawai terdampak PHK dengan manajemen Ramayana Depok. Mereka ingin mengawal pemberian hak-hak terakhir untuk para pegawai terdampak PHK.
"Kami mau perjuangkan haknya, paling pesangonnya. Saya akan koordinasi dulu, mereka anggota Aspek (Asosiasi Serikat Pekerja), langkah mereka seperti apa," ucapnya. (Baca : Dampak Pandemi Corona, Ribuan Pekerja di Jabar Di-PHK dan Dirumahkan)
Store Manager Ramayana Depok, M Nukmal Amdar membenarkan soal rencana (PHK) tersebut. Saat ini rencana tersebut masih dalam proses. Wewenang soal rencana tersebut kata dia ada di manejemen pusat. "Dalam proses sesuai prosedur. Kita juga secara resmi akan bersurat ke Disnaker sebagai dinas terkait," katanya.
Proses PHK dilakukan setelah ada arahan dari manajemen. Total karyawan yang bekerja di Ramayana Depok ada sekitar 300 orang namun yang di bawah naungan PT Ramayana hanya 87 orang saja. "Lebih kurang ada 300 tapi yang khusus di PT Ramayana 87. Kita ada beberapa divisi," ucapnya.
Diakui dia bahwa rencana PHK ini erat kaitannya dengan dampak virus Covid19. Karena bisnis yang dilakukan toko selama ini sangat bergantung pada penjualan. "Ya ini berdampak dari coona karena bisnis kita memang dari sales untuk pengajian karyawan. Jadi karena virus ini kita sudah enggak ada harapan lagi. Akhirnya mungkin manajemen sudah memikirkan dengan matang karena sudah tidak mampu lagi menutup biaya," ungkapnya.
Kendati demikian, jika kondisi kembali normal dalam waktu dekat maka kemungkinan manajemen akan melakukan perekrutan kembali. "Kita lihat kondisi sejauh mana, kalau misal bisa normal bisa bangkit mungkin bisa jadi pertimbangan kita akan panggil kembali," pungkasnya.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno mengatakan, dari laporan yang diterimanya ada 120 karyawan yang di-PHK dari Ramayana Depok. "Ada 120 orang. Baru mulai (dapat informasi PHK) kemarin," kata Wido, Selasa (7/4/2020).
FSPMI akan menggelar mediasi antara para pegawai terdampak PHK dengan manajemen Ramayana Depok. Mereka ingin mengawal pemberian hak-hak terakhir untuk para pegawai terdampak PHK.
"Kami mau perjuangkan haknya, paling pesangonnya. Saya akan koordinasi dulu, mereka anggota Aspek (Asosiasi Serikat Pekerja), langkah mereka seperti apa," ucapnya. (Baca : Dampak Pandemi Corona, Ribuan Pekerja di Jabar Di-PHK dan Dirumahkan)
Store Manager Ramayana Depok, M Nukmal Amdar membenarkan soal rencana (PHK) tersebut. Saat ini rencana tersebut masih dalam proses. Wewenang soal rencana tersebut kata dia ada di manejemen pusat. "Dalam proses sesuai prosedur. Kita juga secara resmi akan bersurat ke Disnaker sebagai dinas terkait," katanya.
Proses PHK dilakukan setelah ada arahan dari manajemen. Total karyawan yang bekerja di Ramayana Depok ada sekitar 300 orang namun yang di bawah naungan PT Ramayana hanya 87 orang saja. "Lebih kurang ada 300 tapi yang khusus di PT Ramayana 87. Kita ada beberapa divisi," ucapnya.
Diakui dia bahwa rencana PHK ini erat kaitannya dengan dampak virus Covid19. Karena bisnis yang dilakukan toko selama ini sangat bergantung pada penjualan. "Ya ini berdampak dari coona karena bisnis kita memang dari sales untuk pengajian karyawan. Jadi karena virus ini kita sudah enggak ada harapan lagi. Akhirnya mungkin manajemen sudah memikirkan dengan matang karena sudah tidak mampu lagi menutup biaya," ungkapnya.
Kendati demikian, jika kondisi kembali normal dalam waktu dekat maka kemungkinan manajemen akan melakukan perekrutan kembali. "Kita lihat kondisi sejauh mana, kalau misal bisa normal bisa bangkit mungkin bisa jadi pertimbangan kita akan panggil kembali," pungkasnya.
(muh)