Buruh Usulkan UMK Surabaya 2015 Rp2,8 Juta

SURABAYA - Elemen buruh mengusulkan Upah Minimum Kota (UMK) Surabaya tahun 2015 sebesar Rp2.860.000. Usulan ini naik sebesar 21 persen dibanding UMK Surabaya tahun ini sebesar Rp2,2 juta. Buruh menilai, UMK Surabaya masih murah dan jauh dari layak.

Aktivis Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jamaluddin mengungkapkan, survei kebutuhan hidup layak (KHL) untuk UMK Jatim termasuk Kota Surabaya tahun 2015 sudah dilakukan dan sekarang tengah digodok di Dewan Pengupahan Kota Surabaya.

Hasil survei pasar menunjukkan angka UMK Surabaya 2015 Rp2.860.000. Angka ini akan ditetapkan menjadi nilai KHL dan direkomendasikan menjadi usulan UMK Kota Surabaya selambat­lambatnya pada 18 Oktober 2014. Gubernur Jatim Soekarwo selambat-­lambatnya akan mengesahkan pada 21 November nanti.

"UMK ini usulan dan belum ada ketetapan. Tapi, biasanya penetapan UMK Surabaya akan menunggu penetapan UMK Jakarta terlebih dulu," ujarnya, Rabu (17/9/2014)

Selain Surabaya, pihaknya juga mengusulkan UMK Kabupaten Gresik 2015 sebesar Rp2.853.500 atau naik dari 2014 sebesar Rp2.195.000, Kabupaten Pasuruan sebesar Rp.2.847.000 atau naik dari tahun ini Rp2.190.000.

Kabupaten Sidoarjo diusulkan sebesar Rp2.847.000 atau naik dari tahun ini Rp2.190.000, dan Kabupaten Mojokerto diusulkan sebesar Rp2.665.000 atau naik dari saat ini Rp2.050.000.

Sedangkan untuk Upah Minimum Sektoral Kota (UMSK), diusulkan naik antara 10 hingga 30 persen, tergantung jenis dan golongan pekerjaannya. Untuk golongan satu, kenaikan UMSK sekitar 30 persen, golongan dua 20 persen, dan golongan tiga 10 persen.

"Para jurnalis dan pekerja media seharusnya juga mempunyai standar upah khusus di atas UMK. Itu harus berbeda dengan buruh yang bekerja di sektor semi formal dan manufaktur dalam bentuk UMSK," katanya.