Tiga Ruang Kelas SDN Cimahi 03 Rusak Dimakan Usia

Jum'at, 05 September 2014 - 18:53 WIB
Tiga Ruang Kelas SDN Cimahi 03 Rusak Dimakan Usia
Tiga Ruang Kelas SDN Cimahi 03 Rusak Dimakan Usia
A A A
GARUT - Sebanyak 89 siswa SDN Cimahi 03, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Garut, Jabar, belajar di ruang kelas yang tidak layak. Selain telah mengalami kerusakan parah akibat dimakan usia, tiga ruang kelas yang menjadi tempat puluhan siswa ini belajar berlantaikan tanah.

Tak ayal, setiap harinya para siswa SDN Cimahi 03 harus belajar dengan kondisi udara berdebu. Udara kotor ini dapat dengan mudah dihirup setiap siswa, karena selain berasal dari tanah lantai dalam kelas, debu juga dapat masuk ke dalam ruangan melalui setiap lubang jendela yang tak berkaca.

Ketidaklayakan lain dari bangunan kelas di SDN Cimahi 03 tersebut dapat diamati dari rusaknya berbagai bagian ruangan. Tembok dinding rapuh beserta penyekat ruangan terbuat dari kayu dan bilik, jendela tak berkaca, hingga bagian atap yang bolong.

"Kalau tidak hujan, debu memenuhi udara dalam ruangan. Sementara kalau hujan, ruang kelas bocor. Akibatnya, sebanyak 83 siswa dari kelas I, II, dan III, terpaksa digabung dengan kakak kelas mereka, kelas IV dan V di ruang kelas yang masih baik kondisinya," kata Kepala Sekolah SDN Cimahi 03 Uyet Kusnandar, Jumat (5/9/2014).

Sekolah yang terletak di salah satu daerah terpencil dataran perbukitan Kabupaten Garut ini didirikan berdasarkan instruksi presiden (Inpres) pada 1982. Bangunan tua tersebut, masih berdiri dan telah menjadi saksi bisu bagi beberapa generasi warga Kecamatan Caringin yang menamatkan pendidikan sekolah dasarnya.

"Sejak didirikan puluhan tahun lalu, sekolah kami tidak pernah tersentuh bantuan perbaikan dari pemerintah. Kami sudah berkali-kali mengajukan permohonan bantuan agar sekolah diperbaiki, namun bantuan tak juga datang. Sama sekali belum ada informasi apa-apa," ujarnya.

Ia khawatir, buruknya kondisi bangunan sekolah di Kampung Cikalakay, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat tersebut akan berdampak fatal bagi para siswa yang tengah belajar di dalam kelas. Menurutnya, bagian dinding atau atap dari bangunan sekolah bisa ambruk bila tidak segera diperbaiki.

"Jumlah total keseluruhan siswa dari kelas I hingga VI di sini ada 163 orang. Saya berharap, pemerintah dapat peduli kepada anak-anak didik kami ini," ucapnya.

Salah seorang siswi kelas III, Yovi (9), mengaku tidak nyaman belajar dengan kondisi bangunan yang tidak layak di sekolah mereka. Hal yang paling mengganggu dirinya dan para siswa lain saat belajar adalah lingkungan yang kotor.

"Kalau musim kemarau banyak debu. Sementara kalau musim hujan, semua becek. Di lapangan sekolah sampai di dalam kelas, becek karena lumpur tanah," tuturnya.

Selain belajar dalam ruangan yang tidak layak, para siswa juga harus menempuh perjalanan yang sangat jauh agar bisa mencapai sekolah tersebut. Setiap hari perjalanan panjang yang melelahkan untuk menuju sekolah ini, harus ditempuh dengan menyusuri jalan setapak perbukitan dan kebun cengkih milik warga.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3922 seconds (0.1#10.140)