Evakuasi Wisatawan dari Gunung Rinjani Terus Dilakukan

Rabu, 28 September 2016 - 16:36 WIB
Evakuasi Wisatawan dari Gunung Rinjani Terus Dilakukan
Evakuasi Wisatawan dari Gunung Rinjani Terus Dilakukan
A A A
JAKARTA - Upaya evakuasi wisatawan atau pengunjung dari Gunung Rinjani di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat terus dilakukan. Ratusan wisatawan telah keluar dari Gunung Rinjani dengan selamat dan baik kondisinya.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, hingga Rabu (28/9/2016) pukul 13.00 Wita, wisawatan dalam dan domestik keluar dari Gunung Rinjani melalui dua pintu yaitu Pintu Sembalun sebanyak 51 orang (23 wisatawan mancanegara dan 28 wisawatan/guide lokal) dan 55 orang (42 wisatawan asing dan 13 wisawatan/guide lokal).

"Selain itu juga ada wisatawan yang turun dan keluar dari Gunung Rinjani melalui pintu tidak resmi sehingga tidak tercatat," ujar Sutopo dalam rilisnya.

Berdasarkan data dari Taman Nasional Gunung Rinjani, sebanyak 1.023 orang wisatawan berada di Gunung Rinjani saat terjadi erupsi Gunung Barujari pada pada Selasa (27/9/2016) pukul 14.45 Wita.

Wisatawan masuk dari dua pintu yaitu Pintu Sembalun dan Pintu Senaru. Dari Pintu Sembalun terdapat 389 wisatawan (333 wisatawan mancanegara dan 56 wisatawan/guide lokal) yang naik ke Gunung Rinjani sejak 25-27 September 2016. Sedangkan dari Pintu Senaru terdapat 634 orang wisatawan (306 wisatawan mancanegara dan 228 wisawatan/guide/porter lokal).

Pada Rabu (28/9/2016) pagi, petugas dari Taman Nasional Gunung Rinjani dan BPBD telah mengirimkan petugas untuk melakukan pencarian wisatawan dan evakuasi dari Gunung Rinjani. Jarak dari Pintu Sembalun hingga Segara Anakan atau di Kaldera Gunung Rinjani berjarak sekitar 8 km dan memerlukan waktu 8-10 jam karena jalan terjal.

Sedangkan rute antara Pintu Senaru hingga Segara Anakan sekitar 15 km dengan waktu tempuh sekitar 9 jam. "Saat ini petugas masih dalam perjalanan. Petugas akan mengevakuasi atau memerintahkan semua wisatawan/pengunjung keluar dari kawasan puncak Gunung Rinjani," ujarnya.

Menurut laporan BPBD Provinsi NTB, kendala yang ditemukan beberapa wisatawan tidak mau untuk keluar. Mereka ingin mendokumentasikan letusan Gunung Barujari sehingga seringkali sembunyi agar tidak terlihat oleh petugas. "Mereka tahu bahwa berbahaya tetapi tetap nekat ingin mendokumentasikannya."

Adanya erupsi Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, pada Selasa (27/9/2016) pukul 14.45 Wita yang kemudian disusul dinaikkannya status Gunung Rinjani dari Normal Aktif (Level I) menjadi Waspada (level II) terhitung mulai 27/9/2016 pukul 15.00 Wita.

Sesuai rekomendasi PVMBG bahwa pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas/berkemah di dalam Kaldera Gunungapi Rinjani dan di dalam radius 3 km dari kawah Gunung Barujari yang berada di dalam Kaldera Gunungapi Rinjani harus dikosongkan.

Dalam sejarah aktivitasnya, Gunungapi Rinjani telah meletus 20 kali dengan indeks eksplosivitas (Volcanic Explosivity Index/VEI) berkisar 1-7 (dari skala maksimum 8). Letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1257 dengan VEI 7 dan letusan terakhirnya terjadi pada hari Senin, 1 Agustus 2016 pukul 11:50 Wita dengan VEI 2. Indeks Eksplosivitas Letusan (Volcanic Explosivity Index) kali ini diperkirakan pada VEI 2.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5755 seconds (0.1#10.140)