Ritual Membuat Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga

Senin, 12 September 2016 - 16:53 WIB
Ritual Membuat Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga
Ritual Membuat Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga
A A A
DEMAK - Tradisi Jamasan Pusaka Keris Kiai Tjrubuk dan Rompi Ontokusumo peninggalan Sunan Kalijaga tidak lepas dari minyak yang dibuat khusus untuk menyucikan.

Minyak tersebut dibuat dengan bahan dasar pilihan dan ritual bersih diri sebelum diracik. Raden Ayu Hermin, seorang peracik minyak jamasan mengatakan, pembuatan minyak harus sesuai dengan syarat tertentu.

Yakni, kelapa dengan jumlah ganjil yang diambil arahnya utara timur sebelum hari Selasa Kliwon dalam penanggalan Jawa. Kelapa tersebut kemudian diaduk hingga sembilan kali oleh perempuan yang sudah tidak lagi menstruasi.

Dalam proses pengadukan, harus dibarengi dengan salawat nariyah supaya dapat barokah dari Tuhan.

“Kelapa yang diaduk tersebut akan menjadi kering dan dapat diambil minyaknya. Pengadukan ini dilakukan pada Selasa Kliwon,” ujar Hermin, Senin (12/9/2016).

Minyak kelapa tersebut nantinya dicampur dengan minyak cendana nomor satu dan melati keraton. Proses pembuatan minyak jamas ini, secara turun temurun dilakukan untuk menyucikan dua pusaka Sunan Kalijaga.

“Jumlah Kelapanya harus ganjil. Kalau misalnya ada yang busuk, ya harus dipilih yang tidak busuk dalam jumlah ganjil. Sedangkan jika ditemukan busuk harus dilarung, tidak boleh asal dibuang begitu saja,” tutur dia.

Ditambahkannya, siapapun yang terlibat dalam pembuatan minyak jamas diharuskan bersih jiwa raganya. Sehingga sebelum melakukan pembuatan, mulai dari pengambilan kelapa sampai pengadukan, harus puasa setidaknya tiga hari.

“Ya, minimal tiga hari puasa sebelum menjalankan tugasnya, seperti mengambil kelapa atau pengadukan minyak. Hal itu supaya dirinya bersih,” paparnya.

Kasmijan, seorang pengambil kelapa untuk minyak jamasan mengaku harus puasa dulu sebelum hari pengambilan. Selain itu, kelapa yang diambil harus yang mengarah utara-timur.

“Kelapanya saya ambil dari wilayah Kendal Doyong, Kecamatan Demak Kota. Pengambilan seperti biasa, potong dan bawa turun dengan kantong. Kemudian saya berikan ke pembuat pada Selasa Kliwon. Tugas ini saya jalankan tiap tahun,” ungkapnya.

Sementara itu, Panembahan Rahmad, seorang penjamas menyampaikan bahwa selain untuk menjamas, minyak tersebut juga dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

“Minyak itu diberikan secara gratis kepada masyarakat yang mau. Jadi tidak dijual,” tandasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.6114 seconds (0.1#10.140)