Layani Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, PKPU Rintis Desa Inklusif

Selasa, 23 Agustus 2016 - 18:37 WIB
Layani Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, PKPU Rintis Desa Inklusif
Layani Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, PKPU Rintis Desa Inklusif
A A A
BANDUNG - Orang tua, guru dari SD Cinunuk, dan masyarakat terlibat aktif dalam workshop yang digelar PKPU di Gedung SLBN Cileunyi, Kabupaten Bandung, Sabtu 20 Agustus 2016. Dosen-dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) FKIP Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung menjadi pemateri dan fasilitator dalam kegiatan yang dilakukan 1 (satu) hari penuh tersebut.

Akademisi Pendidikan Khusus dari PLB FKIP Uninus Ranti Novianti menyebutkan bahwa jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia terkategori cukup besar. Menggunakan asumsi PBB, paling sedikit 10% anak usia sekolah (5-18 tahun) memiliki kebutuhan khusus. Di Indonesia diperkirakan ABK berjumlah kurang lebih ada 4,2 juta anak dan masih sedikit yang memperoleh pendidikan layak.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar pernah menyebutkan bahwa angka partisipasi kasar (APK) anak dengan disabilitas di Jawa Barat baru mencapai 12%. ”Itu baru mengacu kepada data yang dimiliki. Kita meyakini, bahwa ada fenomena gunung es, masih banyak anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang belum terdata sehingga mereka belum mengakses pelayanan pendidikan yang baik dan tepat,” kata Ranti Novianti.

Konsultan dari Pusat Pengembangan Potensi Anak Sanggar Rainbow ini juga menyampaikan kapasitas guru, orang tua, dan masyarakat untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada ABK satu hal lagi yang harus semakin ditingkatkan.

Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU yang peduli dengan isu penanganan pendidikan anak pun menggulirkan Program Rintisan Desa Inklusif. Seluruh elemen masyarakat dengan berbagai potensi yang dimiliki digugah untuk bersinergi menjadi sebuah kekuatan besar hingga mampu mewujudkan masyarakat yang berdaya dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, termasuk ABK.

Program Rintisan Desa Inklusif PKPU ini turut didukung oleh Pusat Pengembangan Potensi Anak Sanggar Rainbow, Dosen dari Pendidikan Luar Biasa FKIP Uninus Bandung, RC dan SLBN Cileunyi, serta tokoh masyarakat dan kader di Desa Cinunuk.

Kepala Cabang PKPU Bandung Kiki Rejeki menuturkan, Rintisan Desa Inklusif merupakan program yang digulirkan PKPU Bandung sebagai upaya untuk mewujudkan lingkungan yang ramah dan aman bagi anak. Tidak terkecuali bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Selama ini anak berkebutuhan khusus seringkali disalahartikan oleh masyarakat. Bahkan karena kurang pahamnya masyarakat terhadap ABK, mereka sering dianggap negatif di tengah-tengah masyarakat.

”Edukasi dan sosialisasi perlu digencarkan kepada masyarakat. Tidak jarang di lapangan kita menemukan ABK yang sampai dikurung di kandang ayam dan lain-lain. Ini sangat mengkhawatirkan. Padahal dengan perlakuan yangg tepat, ABK bahkan bisa lebih unggul dibandingkan anak pada umumnya” jelasnya.

Kepala Sekolah SLB Cileunyi menyambut baik inisiatif program yang akan dilaksanakan ini. Menurutnya, pemerintah, orang tua, sekolah, dan masyarakat perlu didorong untuk mendukung pendidikan yang inklusif dan pendidikan yang ramah anak. Tidak hanya di sekolah tapi juga di lingkungan mereka.
”Semoga Program Rintisan Desa Inklusif ini dapat berjalan dengan baik, harus didukung sehingga mencapai tujuannya”, ucapnya.

Siti Sofiah, Guru SD Cinunuk 2, salah seorang peserta workshop mengakui kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan sebagai bekal mengajar. Anak dapat ditangani dengan tepat sesuai dengan kebutuhannya. Dia pun berharap agar kegiatan ini berkelanjutan. (Fadsupp/Putri/PKPU)
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6354 seconds (0.1#10.140)