Ansor Geram Ada Pendeta Mengaku Keturunan Kiai Ponpes Tebu Ireng

Minggu, 03 Juli 2016 - 22:34 WIB
Ansor Geram Ada Pendeta Mengaku Keturunan Kiai Ponpes Tebu Ireng
Ansor Geram Ada Pendeta Mengaku Keturunan Kiai Ponpes Tebu Ireng
A A A
BLITAR - Gerakan Pemuda Ansor NU Kota Blitar meminta oknum pendeta umat Nasrani Kota Blitar yang mengaku keturunan Kiai Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang segera menyampaikan maaf di media massa.

Selain meresahkan umat Islam, khususnya di Kota Blitar, yang bersangkutan sudah mengakui pernyataanya tidak benar.

“Kalau sebelumnya dia mengunggah pernyataan di media sosial, maka dia juga harus meminta maaf melalui media juga,“ ujar Ketua GP Ansor Kota Blitar Hartono, kepada wartawan, Minggu (3/7/2016).

Pendeta Gereja Yakin Hidup Sukses (YHS) Kota Blitar itu bernama Ruth Ewin. Tidak tahu apa motifnya Ruth tiba-tiba mengunggah ceramah di Youtube dan memberinya judul “Ex Muslim cucu Kyai Pesantren Tebuireng jadi pendeta”.

Warga Muslim, khususnya umat Nahdliyin, tentu tahu bahwa Pesantren Tebu Ireng identik dengan pendiri NU Hadratussyech KH Hasyim Asyari.

Ponpes Tebu Ireng merupakan tempat kelahiran sekaligus berkumpulnya keluarga besar almarhum mantan Presiden RI KH Abdurrrahman Wahid (Gus Dur). Sebab Gus Dur merupakan cucu KH Hasyim Asyari.

Rekaman itu (Youtube), kata Hartono, dalam waktu singkat telah menyebar luas. Masyarakat Muslim di Kota Blitar pun dibuat resah. Tidak sedikit yang menyebut perbuatan Ruth Ewin sebagai penistaan agama.

“Bahkan PWNU Jawa Timur langsung mengirim utusan untuk menemui yang bersangkutan,“ terang Hartono.

Tidak hanya PWNU. Keluarga Ponpes Tebu Ireng juga mengklarifikasi langsung Ruth Ewin. Sebab pernyataan Ewin telah merugikan keluarga besar Ponpes Tebu ireng.

Di depan Tim Klarifikasi Ponpes Tebu Ireng, dan disaksikan pengurus Gereja YHS Blitar, Ewin mengatakan semua yang disampaikannya adalah kebohongan. Dia juga menyampaikan permintaan maaf.

Menurut Hartono, pendeta Ewin harus menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di media sosial (Youtube) dan media mainstream. Ewin juga harus mengatakan bahwa yang disampaikanya adalah kebohongan.

“Terkait apakah kasus akan berlanjut ke ranah hukum, keputusan berada di tangan keluarga Ponpes Tebu Ireng,“ paparnya.
Hartono juga berharap warga Nahdliyin bisa menahan diri, dan tidak terpancing provokasi yang mengarah pada perbuatan anarkis.

Menanggapi hal ini, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Blitar meminta Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar untuk tidak berpangku tangan dengan tidak akan menerbitkan rekomendasi izin operasional gereja YHS.

“Sebab saat ini operasional izinnya masih dalam proses. Dan wali kota hendaknya tidak tinggal diam,“ ujar Ketua FKUB Kota Blitar Ahmad Bassir.

Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar menegaskan, pihaknya akan segera menyelesaikan permasalahan yang ada. Dia berjanji secepatnya mengundang BAMAG, sekaligus mengumpulkan seluruh pendeta se-Kota Blitar guna mencari solusi terbaik.

Samanhudi juga berharap Hari Raya Idul Fitri tidak terganggu dengan permasalahan yang bersumber dari hal-hal tidak benar.

“Pihak YHS dan pendeta bersangkutan harus secepatnya meminta maaf. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut,“ tegasnya.

Sementara dalam pesan yang beredar via Whatsapp, keluarga besar Ponpes Tebu Ireng menyerukan kepada seluruh alumni dan muhibbin, serta masyarakat untuk menyikapi kasus secara proporsional.

Koordinator Tim Klarifikasi Luqman Hakim juga meminta semuanya untuk tidak menyebarkan video Youtube yang tidak benar itu. Dalam klarifikasi yang bersangkutan (pendeta Ewin) juga telah mengakui perbuatan dustanya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6541 seconds (0.1#10.140)