Kenyamanan Yogya Mulai Terenggut Kepentingan Investor

Kamis, 31 Maret 2016 - 02:11 WIB
Kenyamanan Yogya Mulai...
Kenyamanan Yogya Mulai Terenggut Kepentingan Investor
A A A
YOGYAKARTA - Yogya disebut dengan Indonesia mini, karena budaya dari berbagai daerah bercampur. Namun, kota yang mempunyai slogan Jogja Berhati Nyaman itu pun berangsur terenggut kenyamanannya.

Salah satunya karena kepentingan investor, investasi secara berlebihan. Yang dapat dilihat dari semakin banyaknya tumbuh bangunan hotel maupun apartemen.

"Bangunan bandara baru di Jogja, hotel yang banyak bermasalah izinnya. Kenyamanan Jogja hampir tidak ada lagi," kata Koordinator Komunitas Sanggar Anak Kampung Indonesia (SAKI), Anang Nasichudin, di Sungai Code, Rabu (30/3/2016).

Karena itu, berbagai komunitas yang ada di Yogyakarta pun menggelar sebuah ruwatan yang dikemas dengan bersih-bersih Sungai Code serta menampilkan kesenian dari berbagai daerah.

Puluhan orang terjun ke sungai dari Jembatan Gondolayu sampai Kewek memungut sampah yang ada. "Setelah memungut sampah, lalu ada doa lintas agama. Kemudian ditampilkan tarian Sumba, Papua, dan lainnya," ujarnya.

Dengan adanya gerakan lingkungan, pertemuan berbagai macam latar belakang ini, diharapkan bisa muncul rasa persaudaraan. Bersama menjaga Yogya dan mengembalikan rasa kenyamanannya. "Dari Sungai Code untuk mengembalikan kenyamanan Yogya," ujarnya.

Kenyamanan Yogya yang mulai menghilang, dicontohkannya seperti kebebasan berekspresi yang saat ini sulit ditemukan tempatnya. "Dulu itu dari Malioboro ke selatan bisa bebas berekspresi. Sekarang ruang-ruang itu menjadi hilang," tuturnya.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, Halik Sandera yang ikut dalam ruwatan Code ini mengatakan tujuan dari acara tersebut agar bisa membangun persaudaraan secara luas. "Secara fisik kaitannya dengan lingkungan," katanya.

Dikatakan, bangunan saat ini banyak muncul di sekitar Code. Tak hanya perumahan saja, namun juga hotel menjamur. Untuk itulah perlu keberasamaan menjaga lingkunganya.

"Keberagaman dari Aceh sampai Papua masuk ke Yogya, yang bisa disebut Indonesia mini. Perlu adanya semangat membangun persaudaraan. Sehingga kenyamanan bermasyarakat di Yogya terus dibangun," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5644 seconds (0.1#10.140)