Patung Kepala Arca Raksasa Ditemukan di Kawasan Hutan Maribaya Lembang

Selasa, 20 Desember 2022 - 22:39 WIB
loading...
Patung Kepala Arca Raksasa Ditemukan di Kawasan Hutan Maribaya Lembang
Patung kepala arca raksasa serta relief ukiran yang ditemukan tidak jauh dari objek wisata air terjun Curug Omas di kawasan Hutan Maribaya, KBB, yang masuk area Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda. Foto: MPI/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Patung kepala raksasa mirip arca serta sebuah relief ukiran ditemukan di sekitar kawasan Hutan Maribaya , Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang masuk area Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda. Ukuran patung kepala itu cukup besar dengan diameter sekitar kurang lebih tiga meter dan telah dipenuhi lumut.

Patung berbentuk kepala manusia itu tampak seperti sedang menyeringai dengan tiga gigi besar yang terlihat menonjol ke luar. Teksturnya juga lengkap ada mata, hidung, mulut, dan telinga. Lokasinya berada di bawah tebing tidak jauh dari objek wisata air terjun Curug Omas.

Patung Kepala Arca Raksasa Ditemukan di Kawasan Hutan Maribaya Lembang


"Patung kepala dan relief ukiran ini saya temukan ketika sedang perangkap lebah," kata warga yang menemukan, Koswara (42), warga Kampung Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (20/12/2022).



Menurutnya, sejak kakek buyutnya, kawasan penemuan patung dan relief itu mempunyai sebutan nama Berda, yakni area bubutaan serta cadas kuda lumping. Dia tidak menyangka jika sebutan itu ternyata merujuk pada patung kepala berbentuk manusia yakni bubutaan dan ukiran manusia naik kuda yang kemudia disebut cadas kuda lumping.

Jika dari kejauhan patung tersebut terlihat karena tertutupi semak belukar serta pohon bambu. Selain itu, seluruh permukaan patung tersebut telah penuh ditanami rumput liar. Patung itu tidak memiliki struktur badan lengkap karena hanya kepalanya saja.

Sementara lokasi penemuan relief ukiran berada di sebuah lereng curam, sekitar 500 meter dari lokasi penemuan patung. Ukiran itu berisi sosok manusia berkuncir mengenakan selendang dan menaiki binatang serupa kuda.



Koswara mengaku tidak mengetahui kapan dan siapa yang membuat patung dan ukiran tersebut. Baik kakek ataupun orangtuanya tidak pernah menceritakan siapa pembuat dua benda itu. Apalagi patung dan ukiran tersebut berada di tengah hutan belantara.

"Almarhum bapak sering ngajak ke kawasan itu waktu saya kecil dan memang tempatnya disebut bubutaan. Mungkin karena di sana terdapat patung mirip buta dan cadas kuda lumping ternyata ada tandanya," ucapnya.

Dari cerita orang tuanya, patung dan relief ukiran itu awalnya sering jadi lokasi bertapa atau semedi. Di lokasi kerap ditemui dupa, roko, atau sesaji berupa kelapa muda. Namun sekarang aktivitas itu tidak pernah ditemukan lagi. "Kata bapak dulu di kawasan Bubutaan sering ditemukan dupa, tapi sekarang udah jarang," pungkasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2148 seconds (0.1#10.140)