Cerita Pilu Korban Pencabulan Oknum Pendeta, Cerita ke Orang Tua lewat Surat

Jum'at, 10 Juli 2020 - 13:51 WIB
loading...
Cerita Pilu Korban Pencabulan Oknum Pendeta, Cerita ke Orang Tua lewat Surat
Korban dugaan pencabulan oknum pendeta mengalami tekanan psikis dan hanya berani bercerita ke orang tuanya lewat surat. FOTO : DOK SINDOnews
A A A
SURABAYA - Tidak mudah bagi korban pencabulan untuk bisa mengungkap apa yang sebenarnya dia alami pada orang di sekitarnya. Begitu pula dengan IW, korban dugaan pencabulan yang dilakukan oleh pendeta Hanny Layantara.

Anak dari salah satu pengusaha di Surabaya itu membutuhkan waktu selama satu tahun untuk menceritakan apa yang dia alami di gereja. Ketika dia dicabuli oleh oleh oknum pendeta di geraja tersebut. Untuk bisa mengungkap luka batinnya itu, IW berkonsultasi dengan orang-orang terdekatnya. Salah satunya dengan calon suaminya dan juga pendeta lain yang ada di gereja.

Alasan IW sulit mengungkap kasus asusila ini lantaran dia khawatir banyak orang yang tidak percaya. Pasalnya, pendeta Hanny Layantara merupakan pendeta kharismatis dan berwibawa. Pendeta tersebut juga memiliki banyak pengikut. Bahkan, dia juga khawatir orang tuanya tidak akan percaya dengan apa yang akan dia ceritakan.

“Korban ini, sebelum mengungkap kepada orang tua, dia berkonsultasi dengan dua pendeta. Dari sini bisa terlihat bahwa, tidak gampang untuk ungkap semuanya,” kata juru bicara keluarga korban, Bethania Thenu usai sidang kasus dugaan pencabulan dengan terdakwa Hanny Layantara di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Jumat (10/7/2020).

Menurutnya, selama setahun IW bergumul dengan persoalan yang dia alami. Dia takut, ketika orang tuanya tahu bahwa dirinya diperlakukan tidak senonoh oleh orang yang mereka kagumi, akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Semisal terserang jantung atau lainnya yang berakibat fatal.

“Namun, saat konsultasi ke pendeta, pendeta bilang bahwa itu sudah tindak pidana dan tidak boleh dibiarkan. Karena banyak orang disekelilingnya yang mendukung, maka korban berani melapor ke polisi,” ungkapnya.

Saat menceritakan peristiwa tragis tersebut, IW menulis sepucuk surat. Surat itu kemudian dia bacakan dihadapan kedua orang tuanya. Usai surat dibacakan, kedua orang tua IW hanya bisa terdiam. Tak lama mereka berpikir untuk mengambil langkah apa saja untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.

“Orang tua korban berencana untuk memanggil pelaku. Tapi karena menjelang Natal (2019), maka niatan itu diurungkan. Namun, kedua orang tua ini mengambil sikap tidak berangkat ke gereja,” ujar Betharia.

Ketidakhadiran IW dan keluarga korban memantik tanda tanya dari pelaku dan istrinya. Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, istri pelaku mengundang keluarga korban ke salah satu hotel di Jalan Yos Sudarso. Kesempatan itu dipakai keluarga korban untuk mengungkap tindakan asusila yang dilakukan si pendeta.

“Kamu tahu nggak kenapa kami nggak datang. Apa yang sudah kamu lakukan pada anak kami. Pelaku kemudian meminta maaf. Nah itu yang membuat emosi keluarga,” cerita Betharia.(Baca juga : Sidang Pendeta Cabul Digelar Besok, 7 Saksi Bakal Dihadirkan )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0884 seconds (0.1#10.140)