Penangkapan Terduga Teroris di Kendal, Ketua RT: Densus 88 Geledah Rumah SA, Bawa Banyak Barang Bukti
loading...
A
A
A
KENDAL - Rumah SA (52), terduga teroris di Kendal, Jateng digeledah Densus 88 Antiteror. Sejumlah barang bukti dibawa setelah penggeledahan.
Ketua RT01/RW03, Desa Tamanrejo, Limbangan, Kendal, Yulianto menyebut dirinya sempat diminta anggota Polri untuk menyaksikan penggeledahan.
Saat ditemui MNC Portal Indonesia di rumahnya, Yulianto menyebut penggeledahan itu dilakukan pada Kamis (1/12/2022) mulai pukul 16.30 WIB hingga sekitar pukul 19.00 WIB.
“Awalnya saya ditelepon Pak Sekdes, diminta datang ke Polsek Limbangan. Saya sempat kaget ada apa? Pak Sekdes bilangnya datang dulu, aman (nanti dijelaskan), saya kemudian datang ke Polsek Limbangan,” kata dia.
Telepon dari Sekdes itu sore hari. Dia kemudian bergegas ke Polsek Limbangan. Sesampainya di sana, selain Sekdes, sudah ada beberapa anggota Polri yang mengenalkan diri dari Mabes Polri, Polda Jawa Tengah dan Polres Kendal.
Dari Polda Jawa Tengah, lanjut dia, selain ada anggota tidak berseragam juga ada tim INAFIS alias Unit Identifikasi TKP lengkap dengan mobilnya.
“Yang dari Mabes Polri kecil-kecil, masih muda-muda (tidak pakai seragam),” lanjutnya.
Di sana, baru dijelaskan kalau SA yang tak lain adalah warganya ditangkap Densus. SA ditangkap saat perjalanan dari rumahnya hendak ke Kudus untuk menjenguk anak mereka yang mondok di pesantren.
SA ketika itu mengendarai mobil bersama SS (55) yang tak lain adalah istri SA. Di sebuah SPBU, menuju Kudus, mobil mereka dicegat anggota Densus. SA diamankan, kemudian mobil dibawa SS pulang ke rumahnya. Informasi yang diperoleh Yulianto, penangkapan itu sekitar pukul 14.00 WIB.
“Kemudian saya diminta menemani penggeledahan, dibilang karena kan yang kenal. Kami ke sana, saya yang ketuk pintu rumahnya,” tambah Yulianto.
Pada penggeledahan 2 jam lebih itu, Yulianto menyebut polisi kemudian membawa banyak barang dari dalam rumah itu. Sepengetahuannya, yang dibawa di antaranya laptop, kemudian sekira 10 HP jadul (non smartphone), buku tabungan, buku-buku dan kitab, buku agenda tulisan tangan dan majalah ada yang bertuliskan jihad hingga Jamaah Islamiyah.
“Lima kantong totalnya, yang dua kantong ukuran besar yang sisanya kecil-kecil. Saya sendiri lihat istrinya (SS) tampak tegar, padahal itu sampai 20-an orang (polisi yang datang). Kata istrinya ‘memperjuangkan Islam ya begini’,” ucap Yulianto.
Pendatang dari Solo
Sepengetahuan Yulianto, SA itu adalah pendatang dari Solo, sementara SS istri SA adalah warga asli di tempatnya. Kepindahan SA sekira 7 tahun lalu. SA disebutnya sebagai orang yang jarang berkomunikasi.
Dia mengaku terakhir bertemu SA saat pasutri SA dan SS menikahkan putrinya, di tahun 2022 sebelum Lebaran. Acaranya digelar di lapangan dekat rumah.
Anak pertama SA dan SS mendapat mempelai laki-laki, informasinya lulusan kuliah di Mesir. SS sehari-hari mengenakan cadar. Pasutri itu punya 5 anak, terkecil masih duduk di bangku sekolah dasar.
Di lingkungan, selain dikenal sebagai dosen dan konsultan, pasutri itu juga punya usaha roti kering. Mereka juga punya pondok pesantren tak jauh dari rumahnya.
Sepengetahuan Yulianto, pondoknya itu masih dalam pembangunan, sudah ada santrinya sekira 15-20 orang. Pondoknya seperti rumahan biasa, masuk Desa Klegen, Kecamatan Limbangan.
“Saya terus terang kaget, kok terlibat seperti itu (terorisme),” ucap Yulianto.
Rumah SA sendiri berada di tepi jalan, seberang SDN 2.Tamanrejo, Limbangan, Kendal. Rumah bercat warna krem, di depannya ada pohon-pohon besar. Ditumbuhi rambutan, kelapa hingga kelengkeng. Sekelilingnya adalah kebun. Saat melintas di sana Jumat malam itu, pintunya tertutup. Rumah itu tak berpagar.
Beberapa tetangga sekitar rumah SA yang ditemui, lebih mengenal SA dengan panggilan Mas Yan. Saat ditanyakan nama aslinya, warga yang ditemui tak mengenal. Saat MNC Portal Indonesia memperlihatkan fotonya, baru warga mengenalinya.
“Oh Mas Yan. Iya katanya kena kasus. Kemarin malam Jumat (pada cerita) karena di sini kan tiap malam Jumat ada pengajian,” kata Kandari, salah satu tetangga.
Begitupun seorang perempuan paruh baya yang ditemui. “Oalah, Mas Yan to (panggilannya Mas Yan), itu rumahnya yang dekat lampu besar (lampu penerangan jalan),” kata perempuan paruh baya itu.
SA diketahui satu dari 7 orang terduga teroris yang dibekuk tim Densus di Jawa Tengah pada serangkaian penangkapan di waktu dan lokasi berbeda pada Kamis (1/12/2022). Enam lainnya; 4 ditangkap di wilayah Sukoharjo, 1 orang di Kabupaten Demak dan 1 orang lainnya di Kabupaten Kebumen.
Ketua RT01/RW03, Desa Tamanrejo, Limbangan, Kendal, Yulianto menyebut dirinya sempat diminta anggota Polri untuk menyaksikan penggeledahan.
Saat ditemui MNC Portal Indonesia di rumahnya, Yulianto menyebut penggeledahan itu dilakukan pada Kamis (1/12/2022) mulai pukul 16.30 WIB hingga sekitar pukul 19.00 WIB.
“Awalnya saya ditelepon Pak Sekdes, diminta datang ke Polsek Limbangan. Saya sempat kaget ada apa? Pak Sekdes bilangnya datang dulu, aman (nanti dijelaskan), saya kemudian datang ke Polsek Limbangan,” kata dia.
Telepon dari Sekdes itu sore hari. Dia kemudian bergegas ke Polsek Limbangan. Sesampainya di sana, selain Sekdes, sudah ada beberapa anggota Polri yang mengenalkan diri dari Mabes Polri, Polda Jawa Tengah dan Polres Kendal.
Dari Polda Jawa Tengah, lanjut dia, selain ada anggota tidak berseragam juga ada tim INAFIS alias Unit Identifikasi TKP lengkap dengan mobilnya.
“Yang dari Mabes Polri kecil-kecil, masih muda-muda (tidak pakai seragam),” lanjutnya.
Di sana, baru dijelaskan kalau SA yang tak lain adalah warganya ditangkap Densus. SA ditangkap saat perjalanan dari rumahnya hendak ke Kudus untuk menjenguk anak mereka yang mondok di pesantren.
SA ketika itu mengendarai mobil bersama SS (55) yang tak lain adalah istri SA. Di sebuah SPBU, menuju Kudus, mobil mereka dicegat anggota Densus. SA diamankan, kemudian mobil dibawa SS pulang ke rumahnya. Informasi yang diperoleh Yulianto, penangkapan itu sekitar pukul 14.00 WIB.
“Kemudian saya diminta menemani penggeledahan, dibilang karena kan yang kenal. Kami ke sana, saya yang ketuk pintu rumahnya,” tambah Yulianto.
Pada penggeledahan 2 jam lebih itu, Yulianto menyebut polisi kemudian membawa banyak barang dari dalam rumah itu. Sepengetahuannya, yang dibawa di antaranya laptop, kemudian sekira 10 HP jadul (non smartphone), buku tabungan, buku-buku dan kitab, buku agenda tulisan tangan dan majalah ada yang bertuliskan jihad hingga Jamaah Islamiyah.
“Lima kantong totalnya, yang dua kantong ukuran besar yang sisanya kecil-kecil. Saya sendiri lihat istrinya (SS) tampak tegar, padahal itu sampai 20-an orang (polisi yang datang). Kata istrinya ‘memperjuangkan Islam ya begini’,” ucap Yulianto.
Pendatang dari Solo
Sepengetahuan Yulianto, SA itu adalah pendatang dari Solo, sementara SS istri SA adalah warga asli di tempatnya. Kepindahan SA sekira 7 tahun lalu. SA disebutnya sebagai orang yang jarang berkomunikasi.
Dia mengaku terakhir bertemu SA saat pasutri SA dan SS menikahkan putrinya, di tahun 2022 sebelum Lebaran. Acaranya digelar di lapangan dekat rumah.
Anak pertama SA dan SS mendapat mempelai laki-laki, informasinya lulusan kuliah di Mesir. SS sehari-hari mengenakan cadar. Pasutri itu punya 5 anak, terkecil masih duduk di bangku sekolah dasar.
Di lingkungan, selain dikenal sebagai dosen dan konsultan, pasutri itu juga punya usaha roti kering. Mereka juga punya pondok pesantren tak jauh dari rumahnya.
Sepengetahuan Yulianto, pondoknya itu masih dalam pembangunan, sudah ada santrinya sekira 15-20 orang. Pondoknya seperti rumahan biasa, masuk Desa Klegen, Kecamatan Limbangan.
“Saya terus terang kaget, kok terlibat seperti itu (terorisme),” ucap Yulianto.
Rumah SA sendiri berada di tepi jalan, seberang SDN 2.Tamanrejo, Limbangan, Kendal. Rumah bercat warna krem, di depannya ada pohon-pohon besar. Ditumbuhi rambutan, kelapa hingga kelengkeng. Sekelilingnya adalah kebun. Saat melintas di sana Jumat malam itu, pintunya tertutup. Rumah itu tak berpagar.
Beberapa tetangga sekitar rumah SA yang ditemui, lebih mengenal SA dengan panggilan Mas Yan. Saat ditanyakan nama aslinya, warga yang ditemui tak mengenal. Saat MNC Portal Indonesia memperlihatkan fotonya, baru warga mengenalinya.
“Oh Mas Yan. Iya katanya kena kasus. Kemarin malam Jumat (pada cerita) karena di sini kan tiap malam Jumat ada pengajian,” kata Kandari, salah satu tetangga.
Begitupun seorang perempuan paruh baya yang ditemui. “Oalah, Mas Yan to (panggilannya Mas Yan), itu rumahnya yang dekat lampu besar (lampu penerangan jalan),” kata perempuan paruh baya itu.
SA diketahui satu dari 7 orang terduga teroris yang dibekuk tim Densus di Jawa Tengah pada serangkaian penangkapan di waktu dan lokasi berbeda pada Kamis (1/12/2022). Enam lainnya; 4 ditangkap di wilayah Sukoharjo, 1 orang di Kabupaten Demak dan 1 orang lainnya di Kabupaten Kebumen.
(shf)